23

119 14 0
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh boul semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Keno mengetuk pelan pintu kamar Dias pada malam harinya, sejak selesai dengan siksaan juga tugasnya membersihkan rumah kakaknya itu tak keluar kamar sama sekali.

Tadi, tepat saat Dias sampai. Sang Papah langsung menamparnya dengan keras, efek alkohol yang di tenggaknya membuat lelaki paruh baya itu kehilangan kendalinya dan berujung kembali menyiksa Dias. Ntah apa yang tengah terjadi di antara kedua orang tuanya, namun lagi-lagi Dias lah yang menjadi sasarannya.

Padahal jelas gadis itu tak membuat kesalahan apapun, dan itu jelas membuatnya geram. Bukannya tak ingin melindungi Dias, namun Kakaknya itu selalu saja menyuruhnya menjauh dengan alasan agar Lino tak perlu melihat perdebatan tak bermutu mereka, selain itu Dias juga selalu mengancam Keno dengan berbicara bahwa dirinya tak akan lagi mau mengurus Keno jika adiknya itu bertindak terlalu jauh. Dan sekali lagi, Keno di paksa untuk menuruti seluruh perintah Dias meski nyatanya harus menahan sakit saat tak mampu melakukan apapun untuk melindungi Dias.

Bagi Keno, nada tegas juga wajah yang serius dari Dias nyatanya lebih membuatnya ketakutan daripada harus melawan kedua orang tuanya.

Ketukan itu ternyata tak kunjung mendapat respon, membuat Keno terpaksa membuka pintu kamar Dias perlahan. Sebenarnya ia tak ingin mengganggu, namun dirinya kelewat khawatir pada sang Kakak hingga memutuskan untuk tetap memeriksa keadaan Dias malam itu.

Di lihatnya Dias yang tengah berbaring dengan posisi tengkurap, wajah pucat nya terlihat amat lelah. Terutama mata sembabnya yang ntah mengapa terlihat jelas bagi Keno.

Lelaki itu reflek meringis, membayangkan bagaimana nyeri dan lelahnya fisik serta mental gadis di hadapannya ini. Sungguh, membayangkannya saja Keno tak mampu, lantas bagaimana Dias bisa bertahan sejauh ini?

Helaan nafas yang cukup keras itu tak mampu Keno tahan, ia kebingungan bagaimana caranya menyelamatkan Dias dari kedua orang tuanya. Ia juga nyeri jika harus terus melihat Dias seperti ini, ia ingin Dias di perlakuan sedikit lebih manusiawi. Tapi ia juga tak mampu berbuat banyak, pasalnya Dias lah yang selalu mendorongnya agar tak ikut terkena duri. Percayalah sungguh sulit baginya melindungi sang Kakak, posisinya amat tak menguntungkan.

Tepat saat Keno akan berbalik untuk keluar dari kamar Dias, ponsel biru miliknya itu bergetar. Disana tertulis 'mas Ozzy rshs' yang berarti itu adalah teman Dias di rumah sakit.

Setelah menimang beberapa saat, akhirnya Keno memilih untuk mengangkat panggilan tersebut. Niatnya hanya ingin memberitahukan bahwa Dias tengah tertidur dan tak dapat di ganggu, karena ia tahu kakaknya itu sering mendapat panggilan dadakan untuk melakukan cito dari rumah sakit.

"Halo?"

"Eh, sorry boleh saya bicara sama Dias?"

"Maaf Kak, ini saya adiknya Mba Dias. Ada perlu apa ya? Kebetulan Kakak saya lagi istirahat, siapa tau ada yang mau di sampein gitu, hehe," Tutur Keno mencoba seramah mungkin.


"Keno?"

Untuk beberapa saat Keno terdiam, sedikit terkejut karena orang di sebrang sama mengetahui dirinya.

"Iya, betul Kak."

"Oh Keno. Kenalin gue Ozzy, temennya Dias sama Gian. Sorry barusan gue telpon mau mastiin Dias udah di rumah atau belum hehe."

"Iya kak, salam kenal juga. Tenang aja, Mbanya sekarang lagi tidur kok."

"Panggil gue Mas aja, gue yang waktu itu anter Dias sama Lino pas lo nunggu di luar rumah," Balas Ozzy.

Abyss of PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang