🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teh almi semangat nulisnya hihi😋😋
Happy reading all,hope you enjoy 😘😘
🐝🐝🐝
Bulan lalu, Ozzy di hubungi orang tuanya untuk kembali mengunjungi mereka di pedesaan. Saat itu kedua orang tuanya juga itu berpesan agar Ozzy datang bersama sang kekasih, katanya mereka rindu gadis cantik yang dari awal pertemuan sudah berhasil mencuri perhatian keduanya. Ozzy terkekeh kala menyadari Dias tak hanya berhasil mencuri hatinya, namun juga keluarganya.
Oleh karenanya dengan segala bujukan dan beberapa drama untuk menyamakan jadwal libur, Ozzy berhasil membujuk gadis itu supaya mau kembali ikut dengannya.
Masa udah jadi pacar masih malu ketemu Bunda sama Bapak, kurang lebih begitu kalimat pamungkas Ozzy yang membuat Dias tak memiliki pilihan apapun selain menyetujui ajakannya. Ozzy juga berkata Dias harus terbiasa untuk bertemu orang tuanya, karena kan kelak mereka jadi mertua gadis itu. Tak tahu saja Dias malah semakin jadi tak karuan mendengarnya dan bukannya menjadi tenang.
Perjalanan dari rumah Ozzy ke pedesaan tempat kedua orang tuanya tinggal kala itu berjalan lancar, jalanan yang biasanya padat saat itu tiba-tiba menjadi sedikit kosong membuat keduanya sampai dengan cepat.
"Kita kecepetan masa nyampenya, haha." Ozzy celingukan saat ia sudah berhasil memarkirkan mobilnya dan turun, mencari keberadaan Bunda ataupun Bapak.
"Masih di klinik kali Mas Bunda sama Bapaknya? Soalnya masih jam segini," Balas Dias sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.
"Yaudah, masuk dah ayokk." Ajakan Ozzy itu di balas anggukan ringan dari Dias. Sang kekasih lalu mengambil alih 2 tas cukup besar itu sebelum keduanya melangkah masuk.
Naasnya, ternyata pintu rumah tersebut terkunci. "Mas, iya juga kan Bunda sama Bapa di klinik, pasti rumahnya di kunci lah. Lo, pegang kunci rumah ini juga, kan?" Tanya Dias ntah mengapa sedikit ragu saat melihat raut tegang Ozzy.
Perlahan, raut tegang itu tergantikan dengan cengiran tanpa dosa yang membuat Dias otomatis merotasikan matanya. Ya Tuhan, tolong tebalkan sedikit lagi kesabaran Dias. Ia tau bahwa lelakinya ini pasti lupa membawa kunci pegangannya.
"Gue, lupa bawa, heheee. Bunda sama Bapak juga ga tau kita mau ke sini soalnya guenya ga bilang, Yas."
"Mas, gue geplak ya lo?" Dias melotot kecil, gemas sekali dengan tingkah Ozzy yang kadang di luar nalar.
"Jadi gimana?" Tanya Ozzy seperti orang bodoh.
"Ya kita ke klinik aja ga sih? Atau kalau lo mau nunggu di sini mah ga apa-apa, gue mau samper Bunda sama Bapak," Kata Dias menunggu Ozzy jawaban Ozzy.
Ozzy tersenyum, senang rasanya saat Dias sudah mulai terbiasa memanggil kedua orang tuanya Bunda dan Bapak dengan nada ringan tanpa ada lagi keraguan. "Emang hafal kliniknya dimana? Ini udah cukup malem, ga takut lo?"
"Hafal dongg, gue kan cerdas. Cuman emang dasarnya aja human bobrok jadi cerdasnya ketutup aja gue tuh," Jawab Dias kelewat percaya diri.
"Ga takut?"
Dias menggeleng tegas. "Ga takut, orang ntar juga lo ngikutin gue dari belakang."
Ozzy kontan saja terkekeh, ia jadi berbalik dan mengacak-ngacak pelan rambut Dias. Gadisnya ini benar-benar sudah mengenal dirinya, ia tahu Ozzy tak akan tega membiarkannya pergi sendirian. Lantas dengan menggenggam tangan Dias, akhirnya Ozzy mengajak gadis itu menuju ke klinik orang tuanya.
"Ini ko rame amat dah," Gumam Ozzy begitu sampai di sebuah gedung cukup besar di desa itu. Baik Dias maupun Ozzy sama-sama mengernyit, karena di sini banyak sekali warga yang berkumpul padahal waktu sudah menunjukan jam 7 malam. Bahkan klinik ini akan tutup sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abyss of Pain
Novela JuvenilStart : 22 Januari 2021 End : 19 Oktober 2023 Ayo save dulu aja kak, siapa tau jodoh sama ceritaku yakan. Ceritaku yang ini berkaitan ya sama cerita : -Endless Maze -Love Swan -Second Pride -Invisible Rope -Gade of Regret -After Letting You Go Jadi...