50

68 13 4
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teh almi semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Sesuai rencana saat tadi pagi, di sinilah mereka berdua berakhir. Di depan sebuah rumah yang cukup luas dengan cat berwarna biru, rumah yang menampung Dias selama setahun ke belakang.

Gadis itu turun di ikuti oleh Galung di belakangnya, lalu mereka melangkah menuju lantai dua. Tempat kamar Dias berada, kamar yang nyatanya menyimpan jutaan cerita hangat tentang dirinya dan Ozzy. Tapi meski begitu, barang-barang yang ia bawa ke sini tidaklah banyak.

Alunan musik saat itu menemani keduanya merapikan barang-barang milik Dias, sesekali Galung juga bertanya apakah barang yang ada di tangannya masih Dias butuhkan atau tidak.

Dan begitu selesai dengan tugasnya mengemas barang, Dias memilih berdiam diri beberapa saat. Netranya memandang seluruh ruangan ini, seketika rasa sesak merayap naik menghimpit dadanya. Kenangan manis yang tak di harapkan adanya pun perlahan terputar menyelimuti pikiran Dias.

Karena tak bisa di pungkiri, ruangan ini adalah saksi bagaimana Ozzy selalu bisa menghiburnya. Ozzy tak main-main dengan ucapannya untuk selalu menjaga Dias saat ia di tendang keluar dari rumah lamanya. Lelaki itu tak sekali pun membiarkan Dias terluka sendirian. Kekasihnya itu membuktikan bahwa ia akan memberikan Dias bahagia. Ya setidaknya Dias bahagia sampai sebelum ia tahu Ozzy menyembunyikan fakta besar ini.

"Yas, buka dulu coba gue di luar kaya maling nih."

"Kenapa mas? Udah malem."

Tanpa permisi Ozzy masuk lalu menarik pelan Dias untuk duduk di kasur yang ada di kamarnya. Tangan lelaki itu menyentuh kening Dias.

"Lo demam, nih buka mulutnya makan dulu."

"Mas juga makan, aaaaaa."

"Abis ini minum obat terus tidur, gue jagain sampai lo sembuh."

Pandangan Dias kini beralih ke meja makannya.

"Mas cobain, gue buat menu baru, jangan kerja terus ih guenya di diemin."

"Suapin gue Yas."

Dias menggelengkan kepalanya mencoba untuk kembali pada kenyataan dan mengusir semua kenangan yang tak tahu malu itu malah muncul ke permukaan.

Perlahan ia bangkit, menyimpan sebuah surat yang ia simpan di meja yang ada di kamarnya. Ia yakin Ozzy cepat atau lambat akan menemukannya.

Hingga beberapa saat kemudian, ia juga Galung mendengar suara yang cukup ribut dari bawah.

Ah tidak

Lebih tepatnya suara orang yang berlari menaiki tangga, menuju ke tempatnya saat ini berada.

"Yas."

~~~

Ozzy yang baru saja kembali dari minimarket menegang begitu saja saat netranya menangkap mobil Galung yang terparkir di depan rumahnya. Kepalanya menggeleng mencoba mengenyahkan pikiran buruk yang seketika menyelimuti dirinya. Tidak mungkin bukan Dias akan pergi dari rumahnya? Tidak mungkin gadis itu benar-benar meninggalkan. Tidak, membayangkannya saja Ozzy sudah frustasi terlebih dulu.

Wajah paniknya tak mampu ia sembunyikan kala itu, bahkan langkahnya sudah setengah berlari ke atas. Dua keresek sedang yang tadi di bawanya ia biarkan begitu saja di teras rumahnya, sementara tubuhnya terus menaiki tangga yang terasa amat tinggi ini.

Abyss of PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang