🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh boul semangat nulisnya hihi😋😋
Happy reading all,hope you enjoy 😘😘
🐝🐝🐝
Dias yang baru beberapa saat beristirahat di ruangannya itu jadi terkekeh geli saat melihat Ozzy yang terlihat ragu untuk masuk ke ruangannya.
Maka dengan langkah pelan, Dias mendekati lelaki itu. Berniat untuk menjahili nya sesekali.
Di bukanya pintu ruangan tersebut perlahan. "Mau sampai kapan Mas di situ?" Tanyanya dengan nada jahil.
Sementara Ozzy yang tertangkap basah jelas jadi meringis malu, lelaki itu refleks menggaruk tengkuknya. "Apaan, orang tadi lagi main HP juga sebelum masuk."
Dengan berani, Dias mendekat. Dengan cengiran polosnya ia kembali bertanya. "Masa? Terus yang dari tadi mondar mandir kaya nahan boker itu siapa?"
"Anjirlah, Yasss," Rengek Ozzy pada akhirnya tanpa sadar mengaku juga.
Hal itu jelas mengundang tawa dari Dias, gadis itu benar-benar tertawa keras. Namun meski begitu ia tetap menggeser tubuhnya, memberi space untuk Ozzy agar bisa masuk ke ruangan ini.
Gadis itu juga membantu membawa beberapa barang yang tadi di tinggalkan Ozzy di depan pintu. "Mas udah selesai prakteknya?"
"Ud-astagaa Yas nanti aja sama gue. Itu berat," Ucap Ozzy yang kaget saat melihat Dias ternyata membawakan barangnya.
"Hah?" Tanya Dias polos. Dengan mudah pula ia memberikan barang tersebut saat Ozzy ingin mengambilnya.
"Ini tuh berat, ngapain lo bawa? Ga bagus perempuan bawa-bawa yang berat tuh."
"Yaelah Mas, di rumah tuh gue yang pasang air galon ke dispenser, gue juga kalau beresin geser-geser sofa atau lemari sendirian. Bugar gue, ga apa-apa segitu mah enteng," Ucap Dias dengan bangga. Gadis itu malah memperagakan seakan dirinya adalah wanita kuat.
Namun sayang, lelaki di depannya ini malah menunjukan wajah sedihnya.
"Dih, ko murung sih? Ga percaya ya lo? Liat deh ya nanti ruangan kita gue yang ganti galon tiap hab-"
"Ga ada, itu tugas gue," Potong Ozzy cepat. "Yas, gue serius tadi ngomong. Lo juga paham kan?"
"Hehee, iyaa paham pa dokter." Dias menggerakan tangannya seolah sedang pose hormat pada Ozzy. Membuat Ozzy otomatis jadi mengacak rambutnya pelan.
"Gue udah selesai prakteknya, sini gue bantuin beres-beres. Boleh ga?" Ijin Dias kembali mendekat.
"Lo udah beresin ini sendirian kan tadi? Ga cape? Istirahat aja Yas. Temenin gue di sini gimana?" Tawar Ozzy, tak tega jika harus merepotkan kembali gadis ini.
Ia takut Dias lelah jika kembali membantunya, di tambah lagi barang-barang yang ia punya tidaklah terlalu banyak. Ozzy mampu melakukannya sendiri.
"Barang gue juga dikit ko ga banyak amat, lo tunggu aja, ya?" Bujuk Ozzy sekali lagi.
Mau tak mau Dias jadi mengangguk, menyetujui meski sebenarnya ingin membantu. "Kalo butuh bantuan kasih tau aja, ya?"
"Iya, udah sana istirahat."
Tak banyak bicara, Dias malah memutar musik yang ada di playlist nya.
Ozzy yang baru saja ingin memulai acara bersih-bersihnya jadi otomatis melihat ke arah Dias dengan wajah terkejut yang tak mampu ia sembunyikan.
"Lo, dengerin Paramore?"
Seperti biasa, dengan wajah polosnya Dias hanya menggerakan kepalanya ke atas dan ke bawah. "kenapa mukanya kaget banget dah?"
"Aneh aja haha, jarang cewek yang denger itu," Komentarnya sembari tangannya terus sibuk membereskan barang-barang nya.
"Hahaha jedag jedug sih ya? Gue emang seneng."
"Iya, makannya kaget banget gue. Tapi kita sama, gue juga suka."
"Mayan Mas, lagi beberes tuh jadi semangat kann haha, " Canda Dias membuat Ozzy jadi ikut terkekeh juga.
"Abis ini ga ada jadwal?" Tanya Ozzy sedikit melirik pada Dias.
"Ga ada dong, enak kan? Oh iyadongg," Kata Dias bangga.
"Pulang bareng gue kalau gitu ya?"
"Rumah kita tuh ga searah Mas, sekarang juga lo baru kelar beres-beres masa anter gue?" Tolak Dias halus.
"Yeh, ga apa-apa kali, santai."
Hari ini, Lagi-lagi Dias mengalah. Mengangguk setuju dengan ajakan Ozzy tadi. "Tapi kalo gue minta anter jenguk Bia dulu, ga apa-apa kan?"
"Kakaknya Defrik kan? Boleh lah," Balasnya tanpa beban.
"Gue bantuin ah, gabut banget," Final Dias yang mulai bosan karena dari tadi hanya memperhatikan saja.
"Mas yang susun gue yang kasiin deh, gimana?" Tawar Dias dengan wajah memelas nya.
"Yaudah, semerdeka lo aja deh, Yas haha."
Setelah itu, keduanya terus membereskan ruangan tersebut sampai benar-benar terlihat rapih juga bersih.
Dias berjalan pelan ke arah kulkas mini yang ada di sana, sementara Ozzy merebahkan dirinya di sofa tengah yang ada di sana.
"Nih, gue tau lo pasti cape," Ucap Dias sambil menyimpan sebuah botol cocacola di hadapannya.
"Wahh, thanks. Emang terbaik lo," Puji nya tersenyum cerah.
Ozzy lalu membuka botol tersebut, dan meninggalnya hingga seperempat. "The best banget emang lagi cape gini minumnya cola."
"Makannya, gue suka nyetok di sana," Ujar Dias menunjuk kulkas mini tempatnya tadi mengambil minuman ini. "Kalo beli mager."
"Sorry ya, Yas."
Dias yang sedang menenggak minumannya jadi berhenti seketika. Keningnya juga ikut berkerut. "Hah?"
"Lo seneng banget kayanya bales orang pake hah hah hah?" Sarkas Ozzy.
"Ya abis bingung, tiba-tiba minta maaf, lebaran aja masih lama," Ucap Dias tak mau kalah.
"Sorry, gara-gara gue ruangannya harus bagi dua," Sesal Ozzy merasa tak enak.
"Astaghfirullah, kirain apa. Santai aja sih Mas, gue malah seneng. Kan jadi ada temen hehe," Tutur Dias senang. "Cuma yaa hehe mohon maaf kalau harus liat gue berantakan ntarnya, semoga terbiasa hehe."
"Takutnya lo jadi ga nyaman, Yas. Tadinya gue mau sama Galung, cuma anaknya nyuruh kita berdua hehe."
Lalu Ozzy menatap Dias cukup dalam. "Mau lo seberantakan apapun, boleh ga gue minta tolong buat selalu cerita sama gue?" Tutur Ozzy hati-hati.
Sementara Dias yang kembali di todong pertanyaan tiba-tiba itu kini sukses tersedak. Astaga kenapa ia sangat berlebihan? Ozzy hanya memintanya untuk bercerita, namun responnya sangat luar biasa.
Dibarsha Asyunie kendaliin diri lo.
"Lo ga apa-apa?" Tanya Ozzy sambil terus menepuk punggung Dias.
"Engga ga ga, gue ga apa-apa haha, tadi keselek aja."
"Mas, kalo gitu lo juga cerita sama gue ya kalo ada apa-apa? Jangan sungkan, jangan pernah ngerasa sendiri.., kita kan temen satu ruangan haha," Canda Dias.
"Haha iya, janji deh janji," Tutur Ozzy berniat memberikan pinky promise ke dekat Dias.
"Ga jaman pinky promise. Ayo buat white promise, pake jempol," Ajak Dias mengulurkan jarinya.
"Terus capnya gimana?" Tanya Ozzy malah jadi meladeni.
"Nih kan gini udah sekalian cap," Kata Dias memperagakan jempol mereka yang sudah menyatu. "Tuh"
"Haha okeoke, white promise ga boleh ada yang pake, kita berdua aja ya haha," Ucap Ozzy mengundang tawa dari Dias.
"Haha iya dah iya, khusus buat kita itu," Ucap Dias mengiyakan ucapan Ozzy.
🐝🐝🐝
Selamat hari rabuuu!!!🐝💜🐝💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Abyss of Pain
Novela JuvenilStart : 22 Januari 2021 End : 19 Oktober 2023 Ayo save dulu aja kak, siapa tau jodoh sama ceritaku yakan. Ceritaku yang ini berkaitan ya sama cerita : -Endless Maze -Love Swan -Second Pride -Invisible Rope -Gade of Regret -After Letting You Go Jadi...