"Papa!"
Teriak Wonyoung, akhirnya ia siuman. Ia bangun masih dengan keadaan lemas, "Ma? De?" Panggilnya lirih saat Irene dan Leeseo menatapnya dengan wajah yang lega dan bahagia.
"Kakak udah bangun?" Irene dan Leeseo menangis haru. Mereka memeluk Wonyoung.
"Ma, kok Wony ada di sini?" Tanya Wonyoung dengan kebingungannya.
"Kamu salah satu penumpang yang selamat dari kecelakaan itu. Mama seneng banget akhirnya kamu bisa siuman."
Wonyoung terdiam, ia mencoba mengingat kejadian yang menimpanya. Ia tidak ingat sepenuhnya, yang ia ingat hanyalah ketika saat tubuhnya terpental keluar dari dalam pesawat yang ditumpanginya.
"Mama panggil dulu Dokter ya buat periksa keadaan kamu."
"Aww..." Ringis Wonyoung saat menggerakan kakinya, "Sakit banget ma kaki Wony."
"Jangan dipaksa gerak dulu sayang, biar Dokter yang periksa nanti." Irene mengingatkan, "Mending sekarang kamu tiduran lagi sambil nunggu Dokternya ke sini."
Haruto berlari menuju kamar rawat Wonyoung, tadi Irene sudah memberi kabar padanya jika Wonyoung sudah siuman.
"Makasih Tuhan." Gumam Haruto tak henti-henti karena do'anya terkabul.
Saat di depan ruang rawat Wonyoung, Haruto menghentikan langkahnya karena mendengar suara tangisan serta teriakan gadis yang sangat ia cintai itu.
"Ma! Gimana kalo Wony gak bisa jalan selamanya?"
Irene mencoba menenangkan Wonyoung, "Kakak gak boleh ngomong gitu, Dokter bilang ini cuma sementara. Tulang kaki kakak patah dan udah dioperasi, kita tinggal nunggu pulih doang."
"Wony gak mau ma!" Pekik Wonyoung, "Buat berdiri aja sakit banget."
Cklek!
Haruto menarik knop pintu perlahan, ia berjalan menuju ranjang Wonyoung.
Irene tersenyum lega, akhirnya orang yang bisa menenangkan anaknya sudah tiba, "Ruto? Coba hibur Wony ya?" Bisik Irene kemudian ia keluar dari ruangan, meninggalkan Haruto dan Wonyoung.
Haruto duduk di samping Wonyoung, "Gimana kabar kamu? Aku seneng banget liat kamu udah siuman."
Wonyoung hanya menunduk menggigit bibir bawahnya, bagaimana ia cerita keadaannya pada Haruto?
"Kok diem aja? Kamu masih ingat aku kan? Gak amnesia?" Canda Haruto mencoba mencairkan suasana.
Wonyoung mendongak, terlihat wajahnya yang masih pucat dan sembab karena dari tadi ia menangis.
"Gak inget?" Tanya Haruto sekali lagi.
"Inget, pacar aku."
Haruto terkekeh pelan, "Kenapa sedih hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me || Travicky [Completed]
FanficYang penting ujungnya, lo sama gue! Titik gak pake koma. Cover by me ©Devikim30, 2022