Haruto sedang menikmati makan siangnya di kantin bersama Doyoung.
"To, kemaren gue ketemu sama abang lo. Katanya kapan lo balik ke rumah? Bokap nyokap kangen sama lo."
Haruto tak menghiraukan perkataan temannya itu, ia malah sibuk memakan makanannya. Doyoung hanya bisa menghela nafas melihat respon Haruto.
"Eh eh liat deh si Wonyoung, sok cantik banget sih tuh anak."
"Halah! Dia juga pake barang-barang mewah paling dikasih sama om-om."
"Bener banget! Toh dia kan murahan, mau sama ini mau sama itu."
Haruto menoleh sekilas pada cewek-cewek di sebelah mejanya yang sedang bergosip. "Gue ke kelas duluan ya Dob." Pamit Haruto pada Doyoung yang masih sibuk makan. Doyoung hanya mengangguk karena mulutnya terisi penuh oleh makanan.
"Jangan asal nuduh kalo gak tau kehidupannya!" Ucap Haruto pada ketiga cewek yang tadi sibuk bergosip itu sebelum ia beranjak pergi.
Wonyoung membawa kotak kecil berisi cookies buatannya, ia berjalan menuju kelas Haruto sambil bernyanyi pelan. Beruntung Haruto sedang duduk di bangkunya, terlihat ia sedang mengobrol bersama Yerim.
"Ruto, ini buat lo." Wonyoung memberikan kotak cookies tersebut dengan senyuman yang tak pernah ia lupa, "Gue bikin sendiri loh!"
Haruto melirik kotak tersebut, "Gue gak suka makanan manis."
"Ih cobain, ini gak terlalu manis kok." Wonyoung meyakinkan.
Yerim mengambil kotak tersebut, "Sini gue aja yang coba." Yerim memakan cookies tersebut tanpa persetujuan Wonyoung.
"Ih uweeekkk! Gak enak banget." Pekik Yerim sehingga semua yang ada di kelas langsung mengalihkan pandangannya pada mereka bertiga.
Wonyoung merebut kotak cookies di tangan Yerim, "Heh! Apaan sih lo?! Pasti enak kok!" Karena tidak terima akhirnya Wonyoung mencobanya. Wajahnya langsung berubah saat satu gigitan masuk ke dalam mulutnya, ternyata rasanya memang agak aneh.
Yerim tertawa, "Gak enak ya? Yakali lo ngasih Haruto kue gitu ih! Buang aja sana!" Yerim menepis tangan Wonyoung sehingga kotak tersebut jatuh ke lantai.
"Yerim!" Wonyoung menghentakan kakinya kemudian keluar tanpa pamitan pada Haruto.
Haruto berjongkok memunguti cookies yang berserakan di lantai, "Lo gak perlu kaya gitu tadi." Gumamnya mengingatkan.
"Abisnya dia ganjen banget sih, ngejar-ngejar lo terus. Lo pasti risih kan sama cewek murahan itu?"
Haruto hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan teman sekelasnya itu. Setelah memunguti cookies yang jatuh ia pun keluar dari kelas meninggalkan Yerim yang kesal karena sikap Haruto yang seakan membela Wonyoung.
Yujin mengoleskan salep pada lengan Wonyoung, "Lagian kenapa maksain sih? Lo kan gak berbakat bikin kue atau masak apapun. Lengan mulus lo jadi kena oven kan." Ledek Yujin.
"Demi Ruto." Wonyoung mempoutkan bibirnya, "Tapi gagal."
"Udah deh nyerah aja!" Yujin berdecak, "Lo emang cantik, kaya raya, baik. Tapi mungkin selera Haruto bukan lo Wony." Yujin menatap iba sahabatnya itu.
Wonyoung hanya terdiam mencerna perkataan Yujin. Memang masuk akal, tapi Wonyoung sudah terlanjur menyukai Haruto dan tidak mudah untuk melupakan cowok itu.
Saat Wonyoung berbalik badan, ternyata ia berpapasan dengan Haruto. Terlihat Haruto membawa kotak Cookies milik Wonyoung tadi. Dengan panik Wonyoung langsung merebut kotak tersebut dari tangan Haruto, "Buang aja! Nanti gue bikin lagi yang enak." Ia langsung melempar ke tong sampah.
"Lo gak perlu repot-repot."
Yujin yang gemas karena melihat mereka berdua langsung maju, ia mendorong bahu Haruto dengan kesal, "Bisa gak sih lo hargai perjuangan orang hah?! Dikiiiit aja!"
"Yujin, udah." Wonyoung menahan Yujin yang terlihat marah, "Ruto gak sal-"
"Diem ya!" Yujin membentak Wonyoung kemudian menatap Haruto dengan sinis, "Lo tau gak sih Wonyoung bela-belain bangun pagi cuma pengen bikinin lo cookies, sampe tangannya kena panas oven. Dia tuh gak pantes ya segitunya buat cowok kaya lo!"
"Gue gak nyuruh." Balas Haruto singkat.
"Wonyoung, See!" Yujin menunjuk Haruto, "Cowok kek gini yang lo suka? Gak punya hati? Buka mata lo Wonyoung!" Karena kesal Yujin pergi terlebih dahulu meninggalkan mereka.
Saat Wonyoung akan melangkahkan kakinya, tanpa diduga Haruto menahan lengan Wonyoung, "Jangan nyusahin diri sendiri, apalagi sampe lo luka." Ucap Haruto dengan suara pelan.
"Gue gak papa kok, malah gue seneng. Tapi sorry malah gagal." Wonyoung terkekeh.
"Wonyoung-ah!" Panggil Yujin dari jauh.
"Ruto, gue duluan ya. Bye!" Wonyoung langsung berlari ke arah Yujin yang sedang menunggunya.
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me || Travicky [Completed]
FanfictionYang penting ujungnya, lo sama gue! Titik gak pake koma. Cover by me ©Devikim30, 2022