01

2.6K 58 2
                                    

Manusia tidak bisa dijadikan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia tidak bisa dijadikan rumah. Ia punya kaki untuk kesana-kemari. Mana mungkin ia mau menetap.
-R.R

.
.
.

"APA?! LO PACARAN SAMA RASKAR?" Suara Kesia masih saja meninggi. Itu tidak mendapatkan perhatian dari Rin. Cewek itu tetap dengan wajah lempengnya.

"That Raskar Danengkara?" sela Nara.

Rin mengangguk. "Iya."

"Gila lo!" sembur Kesia. "Baru aja lepas dari Dirga yang gila, tapi udah main sama titisan iblis."

"Bukan pacaran dalam artian serius." Rin menenangkan teman-temannya.

"Maksud lo?"

"Duduk dulu. Gue risih lihat lo berdiri kayak tiang listrik."

Kesia menyeret sembarang kursi ke hadapan Rin. "Cepat cerita."

"Gue mau balas perbuatan Dirga."

"Lo pikir Dirga akan menyesal? " Nara tertawa. "Ngethink dong, Rin. Dirga dari dulu udah begitu. Bukan karena gue sepupunya, tapi semua orang memang tahu kalau dia memang brengsek. Perempuan bagi dia cuma mainan."

"Nara, Raskar itu musuh Dirga."

"Justru Raskar yang akan ditertawakan, karena mengambil bekas Dirga."

"Itu bukan poinnya."

"So what?"

"Lo butuh perlindungan Raskar," celetuk Kesia. "Cuma itu alasan kenapa lo mau pacaran sama dia, kan?"

"Lo benar." Rin pasrah. Niatnya sudah terbaca oleh Kesia. "Gue butuh dia."

"Sebentar, lo ada benarnya juga." Nara setengah setuju. "Raskar Danengkara adalah cucu pemilik sekolah ini. Dengan menjadi pacarnya, foto lo yang menyebar enggak akan membuat posisi lo sebagai murid beasiswa terancam."

"Masalahnya, kenapa Raskar tiba-tiba mau pacaran sama Rin?"

Kalimat yang dilontarkan oleh Kesia membuat Rin dan Nara berpikir.

"Raskar sejak kelas sepuluh ngejar-ngejar Fisia."

"Sepupu gue," sambung Rin. "Apa gue cuma dimanfaatkan?"

"Memangnya lo pikir apa?" Kesia tertawa.

"Gue bukan kepedean, tapi sejak kelas sepuluh Raskar ngeklaim gue sebagai sahabatnya. Maksud gue, dia juga perhatian, kan? Dia bahkan selalu rela nganterin makanan ke rumah gue. Apa aneh kalau gue bilang dia suka sama gue?"

"Aneh," jawab Kesia.

"Satu-satunya alasan yang masuk akal, dia sebrengsek Dirga. Dia mau, karena lo cantik dan bertubuh bagus."

"Gak apa-apa kali. Gue juga cuma mau melindungi diri sebentar. Setelah itu gue putusin dia."

"Dari yang gue tahu Raskar egois dan keras kepala." Kesia menatap Nara. "Benar begitu, Miss Nara?"

Raskar & Rin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang