02

2.1K 49 4
                                    

Say hi everybody

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Say hi everybody

.
.
.

"Anggap aja tempat lo sendiri."

Raskar menaiki anak tangga. Di belakangnya, Rin menyusul.

Pada lantai pertama rumah pohon adalah tempat untuk duduk-duduk. Di atasnya kemudian terbagi menjadi empat ruangan. Ruangan pertama merupakan ruang inti untuk pertemuan. Di tengahnya hadir meja kaca dengan kaki kayu nan gagah. Televisi tertempel di dinding. Bantal-bantal berserakan. Di sudutnya menyempil gitar cokelat. Setelahnya adalah dapur, kemudian ruang baca dan ruang pakaian.

"Gue pikir markas lo gudang serem bekas pembunuhan."

"Markas mantan lo kayak gitu?"

"Enggak sih."

Rin meletakkan tas di atas meja. Dia menuju jendela dan melihat jauh ke bawah. Rumput hijau serta pohon lebat adalah pemandangan yang dia lihat. Setelahnya adalah danau. Di sana dibuat dermaga untuk bersantai. Airnya tampak jernih dengan riak kecil.

"Lo suka?" tanya Raskar.

"Suka, tempatnya damai. Jauh dari keributan."

Raskar tertawa. "Lo belum denger aja Brian sama Amar adu mulut."

"Mereka mau gabung?"

"Mungkin agak sorean. Mereka mau ke undangan nikah Pak Dion."

Raskar membuka kulkas. "Mau minuman apa?"

"Apa aja asal bukan minuman karbonasi."

"Mau makan sekalian?" tawar Raskar.

"Lo mau mesen makanan?"

"Enggak, gue mau masak. Itu masih ada bahan-bahan di kulkas."

Rin berkedip kaget. Raskar yang dia tahu adalah cowok bebas yang hobi tawuran. Memasak itu kurang cocok untuk identitasnya.

"Memasak itu skill penting, Rin. Kan gak lucu suatu saat gue mati kelaparan, karena enggak pandai masak."

Raskar membuka penutup botol. Dia kemudian mengulurkannya pada Rin.

"Gue cuma terkejut aja. Soalnya lo kan top three preman-nya Sevitas."

"Gak ada hubungannya, Rin. Mau gue preman atau anak baik-baik, skill memasak pokoknya penting. No debat!"

Raskar melanjutkan. "Dan, lo akan lebih terkejut setelah ini."

"Kenapa?"

"Gue memiliki banyak hal spesial. Hati-hati, lo bisa jatuh cinta, loh." Raskar mengedipkan mata.

"Gak bakalan. Lo bukan tipe gue."

"Sekarang, besok siapa tahu."

Rin meletakkan botol di meja. "Ngomong-ngomong, gue punya kontrak kerjasama untuk lo."

Raskar & Rin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang