21

587 10 8
                                    

Ini pertama kalinya Rin datang ke rumah Fisia setelah sekian lama. Fisia yang lebih sering datang ke rumahnya. Bagaimanapun itu terjadi, karena Ardhan lebih tua daripada Ayah Fisia. Sejujurnya Rin juga malas, tapi ini satu-satunya yang bisa dia lakukan untuk menemukan titik terang dari kepergian Dirga.

Sehari yang lalu Kael mengajaknya bertemu di basecamp. Rin membawa Nara, tapi tidak memberitahu Raskar. Laki-laki itu masih marah dan Rin paling payah soal membujuk. Lagipula Rin tidak merasa bersalah. Dia hanya membantu Nara.

Kael bilang kehilangan Dirga mungkin berhubungan dengan Fisia, sebab hal yang terakhir kali Dirga lakukan adalah menemui Fisia. Itu dilaporkan oleh Riski yang sebelumnya mengetahui transaksi Fisia dan salah satu guru untuk mendapatkan soal olimpiade.

Sekarang di sinilah Rin, di ruang tamu Fisia dan masih menggunakan seragam sekolah.

"Ngapain lo ke sini?" Fisia terang-terangan menunjukkan kebencian.

"Dimana Dirga?" Rin tidak mau berbasa-basi. Dia ingin cepat-cepat pergi dari rumah Fisia.

"Kenapa lo nanya laki-laki brengsek semacam itu sama gue? Gue bukan lo yang hobi mengoleksi laki-laki mesum dan brengsek."

"Dirga kemarin nemuin lo, kan? Apa yang kalian bicarakan?"

"Gimana kalau gue bilang gue dan Dirga pernah tidur bareng?"

"Gue tahu, kok. Dirga udah cerita kalau lo ternyata kepengen tidur sama laki-laki bajingan seperti dia."

Fisia mengepalkan tangan. Tidak menyangka kalau Rin malah menghinanya.

"Meskipun Dirga bajingan dan mesum, dia memang menarik. Gue enggak bisa nyalahin kalau lo sampai kepengen tidur sama dia." Rin semakin mengejek Fisia. Salahkan Fisia yang membuat jebakan untuk dirinya sendiri.

"Lo benar. Dirga memang menarik, tapi anehnya dia enggak pernah mau melakukan itu sama lo, kan?"

"Dirga memang gila, tapi dia sangat tahu caranya menjaga pacarnya."

"Atau sebenarnya itu, karena tubuh lo enggak ada bagusnya dibandingkan gue?"

"Fisia, gue enggak tahu kalau lo hobi berkhayal melakukan hal mesum sama laki-laki. Yang Dirga bilang kalian cuma ciuman, kemudian tidur dalam artian benar-benar tidur."

"Lo pikir Dirga bakalan jujur?"

"Kalau begitu anggap saja lo sudah melakukan hal tidak benar dengan Dirga dan kenyataannya lo suka dengan hal itu. Enggak masalah. Dari dulu lo memang suka memakai barang-barang gue. Jadi dimana Dirga sekarang?"

"Gue enggak tahu Dirga ada dimana."

"Apa yang Dirga bicarakan kemarin?"

"Well, dia minta gue tutup mulut soal kejadian malam itu."

"Enggak mungkin! Dirga jelas-jelas udah cerita sama gue. Dia pasti ngomongin hal lain."

"Memang itu yang dia katakan sama gue."

"Dirga enggak membicarakan soal olimpiade, kan?"

Wajah Fisia menegang. "Kenapa juga Dirga harus membicarakan soal olimpiade? Tahu apa dia tentang hal semacam itu."

"Dirga tahu kalau lo membeli soal dari salah satu guru. Itu makanya lo bisa jawab semua soal dengan benar. Seratus persen benar!"

"Lo kalau iri, enggak usah kayak gini. Lo kelihatan banget tololnya."

"Kalau begitu apa yang Dirga bicarakan? Kenapa di ke sini?"

"Udah gue bilang Dirga minta gue tutup mulut soal hubungan itu. Dirga takut lo tahu."

Raskar & Rin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang