Titik Mula

3.9K 68 3
                                    

"Serius ini Rin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serius ini Rin?"

Murid lain menyela. "Rin Rychii si ranking satu pararel itu, kan?"

"Gue pikir dia polos. Anjir, ternyata liar ."

"Gak heran, sih. Cowoknya kan Dirga. Tahu sendiri kelakuannya gimana."

"Eww, bikin malu Sevitas aja."

"Gue sih enggak terkejut. Wajahnya udah keliatan liar."

"Psst! Itu dia."

Rin melirik sekitar. Masing-masing memberikan tatapan berbeda dari yang biasa dia terima. Jika sebelumnya adalah tentang kekaguman, maka kali ini adalah tatapan jijik dan mengejek.

Apa hubungan gue sama Dirga bocor, ya?

Beberapa orang memang mengetahui hubungan tersebut, tapi tidak adanya publikasi dari Rin maupun Dirga menjadikan hubungan tersebut masih abu-abu. Sejauh ini orang-orang hanya berspekulasi dari seringnya Dirga menemui Rin. Cuma itu.

"Rin!"

Dia menoleh ke asal suara. Kesia berlari mendekat. Tangannya mengulurkan ponsel. Sesaat Rin memperhatikan ekspresi Kesia yang kalang kabut. Tahu ada kemungkinan terburuk, dia segera menatap layar ponsel. Pupil matanya meledak.

"Gue udah bilang, Dirga enggak mungkin serius. Dia cuma mau mainin lo."

Rin merebut ponsel. Dia memperhatikan lekat-lekat potret tubuhnya. Itu semua yang tidak semestinya dilihat oleh orang-orang. Sebut saja fotonya yang mengenakan bikini dan tanktop berleher rendah.

"Ada yang lebih parah."

Kesia menggeser gambar. Tampak foto Rin dari angle depan. Lekukan tubuhnya menjadi jelas. Menggulir pada kolom komentar. Ramai orang mengisi dengan kata-kata kotor.

"Dirga di mana?"

"Tadi gue ketemu di parkiran."

Rin mendekap kembali buku tebalnya. Sembari melangkah dia mendorong kacamatanya ke pangkal hidung. Orang-orang melewati. Mereka masih memberi tatapan mengejek dan merendahkan.

"Eits." Tangan Rin tertarik ke belakang. Raskar sebagai pelaku menatap tubuh Rin dari atas ke bawah dan berdecak kagum.

"Lepas, Ras!"

Tangan Raskar gantian memeluk pinggang Rin. "Ogah ah, mulai hari ini lo jadi cewek gue aja."

"Lo gila?!" omel Rin.

"Iya, setelah melihat foto lo." Raskar menjilat bibirnya sensual. Tangan Rin langsung menghantam kuat bibir tersebut.

"Kurang ajar ya lo!"

"Aw." Raskar meringis kecil.

Rin menarik diri. Tubuhnya terlepas dan dia sudah berjalan menjauh saat suara Raskar kembali terdengar.

"Rin, foto lo yang menyebar udah parah."

Kaki Rin berhenti. Dia baru tahu dua foto yang Kesia tunjukkan. Tidak tahu kalau ada foto lain yang lebih parah.

Raskar membuka ponselnya sendiri. Dia menunjukkan pada Rin foto yang ada. Itu Rin yang tengah melepas pakaian olahraganya.

"Gue enggak mungkin ngambil gambar beginian. Gue seratus persen masih waras!"

"Kalau begitu cuma satu jawabannya, kan? Mungkin cowok brengsek itu punya kamera di kamar mandi."

Rin termenung. Ia masih tidak percaya dengan perbuatan Dirga. Dia manis bukan main. Namun memang benar, Dirga tidak dikenal sebagai cowok baik. Sebetulnya kesalahan bagi Rin, karena nekat berpacaran dengan Dirga.

Raskar memasukkan ponsel ke dalam saku. "Coba lo pikir. Gimana perasaan Dirga, kalau tahu lo jadi milik gue?"

Raskar telah lama menjadi musuh bagi Dirga. Gengnya lebih unggul dari tahun ke tahun. Tentu saja Dirga akan marah seandainya dia sungguh menyukai Rin. Masalahnya Rin sendiri sudah tidak percaya kalau Dirga menyukainya. Meski begitu dia tahu ada manfaat besar berpacaran dengan Raskar. Dia cucu pemilik sekolah. Ketua geng yang ditakuti pula. Memilikinya sama saja dengan mendapatkan kekuasaan besar.

"Gue mau."

"Mau apa nih?" goda Raskar.

Rin berdecak jengkel. Jika saja bukan demi keuntungan pribadi, dia mana mau demikian. "Gue mau jadi pacar lo."

Raskar mengusak rambut Rin. "Manis banget pacar gue."

"Jawaban lo?" tuntut Rin.

"Gue juga mau jadi pacar lo."

Rin mendekap bukunya. Ia ogah memandang pada ekspresi Raskar yang manis.

"Lo mau ke perpustakaan?"

"Enggak."

Raskar menunjuk buku tebal di tangan Rin. "Untuk apa?"

"Mukul Dirga."

"Mending gak usah. Kembali ke kelas dan pura-pura gak peduli."

"Gue mau minta foto gue di-take down sama Dirga."

"Biar gue yang ngurus."

Raskar mendorong tubuh Rin ke dalam kelas. "Lo duduk santai aja, oke."

Rin tidak menolak. Dia masuk dan duduk di kursinya. Raskar memutar tubuh. Empat temannya langsung keluar dari persembunyian.

"Cieee, ada yang baru jadian, nih," goda Dastin.

"PJ! PJ!" desak Amar.

"Gampang, malam ini lo semua gue traktir."

"Gak jelas lo," sembur Brian. "Udah begini baru mau pacaran sama Rin."

"Dia keras kepala. Harus patah hati begini baru bisa gue milikin."

"Yah kasihan, jadi pelampiasan lo," ejek Sakti.

"Bodo amat, yang penting Rin Raychii mulai hari ini jadi punya gue."

Amar mendorong tubuh Raskar. "Gak usah bacot. Buruan traktir kita makan."

"Gue bilang kan nanti malam."

"Traktir jangan setengah-setengah, nanti istri lo setengah perempuan, setengah laki-laki."

***

new project yuhu
Up 2 × seminggu, sabtu dan rabu
Tap love yuk baru kabur

Thank u for reading
See ya next day

Raskar & Rin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang