33 END

1.4K 21 5
                                    

Tiga Tahun Setelahnya

"Buset, Rin. Makin cantik aja lo." Nara berseru heboh melihat Rin memasuki ruangan. Murid-murid lainya sekarang ikut memperhatikan Rin. Beberapa langsung berbisik, menyebut-nyebut Rin sebagai cewek nakal yang dulu sempat menghebohkan sekolah dan kemudian putus hubungan dengan keluarganya. Tidak sedikit yang juga menyimpan tatapan penasaran tentang apa yang Rin lakukan setelah lulus.

Raskar masih berteman dengan Amar, Shaka, Brian dan bahkan Dustin yang sebelumnya pindah ke luar kota. Sekarang mereka berdiri bersisian dengan memegang minuman. Waktu berjalan, tapi Rin benar-benar tetap secantik yang mereka ingat.

Dustin menggeleng. "Bukan main. Ini, mah, cantik abis. Badannya buset langsing. Tipe ideal gue ini."

"Wah, parah lo. Itu mantan temen lo sendiri," seloroh Amar.

"Mantan doang, Anjir. Udah asing juga."

Raskar setuju untuk menyebut hubungannya dan Rin asing. Raskar tidak mengenali perempuan seksi dalam balutan gaun putih tersebut. Raskar tidak mengenali sorot mata Rin yang menatapnya santai mendekati tidak peduli seolah mereka tidak pernah saling mengenal. Rin yang sebelumnya menatap Raskar penuh dendam. Membuktikan bahwa sedikit tidaknya Rin masih merasa sakit hati, karena dipermainkan oleh Raskar. Sekarang semua tentang Raskar lenyap di mata Rin.

"Udah putus sama Sakti, kan?" Dustin berbicara lagi, sementara Rin dan teman-temannya melipir untuk mengambil minuman. Semua orang memakai pakaian hitam. Hanya Rin satu-satunya yang datang dengan gaun putih, sehingga ia terlihat seperti angsa cantik di antara itik buruk rupa.

Amar menyenggol Raskar.

"Mana gue tahu." Raskar menghabiskan minumannya. Dia benar-benar berhenti mencari tahu soal Rin sejak tiga tahun lalu. Bukannya Raskar tidak menyukai Rin lagi. Bahkan jika Raskar berpikir begitu, sekarang Raskar merasa dia benar-benar munafik. Ada semacam dorongan tidak tertahan yang membuatnya ingin mendekati Rin, menariknya ke dalam pelukan dan membisikan kata-kata penuh kerinduan. Raskar tidak akan pernah melepaskannya lagi, karena sekarang Raskar baru menyadari hidupnya kurang menyenangkan sejak berpisah dari Rin.

"Udah putus." Amar menjawab pertanyaan Dustin. "Tahu sendiri gimana Si Sakti."

"Sekali brengsek, tetap brengsek." Brian berbicara. "Gue yakin dia enggak datang malam ini, karena malu. Berani-beraninya dia mengambil cewek sahabatnya sendiri. Sok-sok bilang sayang, sekarang malah putus."

"Oh, itu dia." Amar menunjuk Sakti yang memasuki ruangan dengan tuxedo hitam. Rambutnya ditata rapi menjadi dua bagian. Senyumnya tetap tengil seperti biasa. Sakti menyapa cewek-cewek yang ia lewati atau sekedar bertos ria.

"Hai." Sakti menyapa kelimanya dengan santai.

Amar mengikuti ucapan Sakti dengan ejekan. "Hai! Sok kenal lo, Bangsat!"

"Gue punya sesuatu." Sakti merogoh saku jasnya. Ia lantas membagikan empat undangan berwarna biru muda. Raskar memberikannya kepada Dustin yang tidak kebagian.

"Muka tembok banget lo, Anjing!" Brian menunjuk Sakti dengan surat undangan. "Jangan sampai gue bantai lo di sini."

"Siapa Savira? Bukannya lo dan Rin-" Amar sampai tidak bisa berkata-kata setelah membaca ulang nama pengantin Sakti. Itu benar-benar bukan Rin.

"Gue kayaknya harus ngebuat klarifikasi. Yang jelas gue bakalan menikah bulan ini. Tolong jangan berpikir kalau gue selingkuh dari Rin atau sebaliknya. Gue dan Rin putus baik-baik. Sekarang hubungan gue dan Rin juga masih menyenangkan." Sakti melambai kepada Rin di seberang ruangan. Rin hanya menatapnya, tapi mereka semua tahu ucapan Sakti benar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raskar & Rin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang