Seorang gadis nampak terbaring lemah di ranjang sebuah ruangan bernuansa serba putih. Kesya Zevanya Putri, gadis yang sudah satu minggu terbaring lemah di ranjang rumah sakit dan masih enggan untuk membuka matanya. Ia mengalami kecelakaan yang membuatnya harus mengalami perawatan intensif di sebuah rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa Kesya mengalami koma, betapa terpukulnya keluarga Kesya mendengar hal tersebut.
· · ❅ · ·
Sebuah pintu ruangan nampak terbuka dan memperlihatkan seorang laki-laki yang masih mengenakan seragam SMA-nya dengan rambut yang acak acakan berjalan mendekati ranjang rumah sakit dan duduk di kursi dekat ranjang tersebut. Kesedihan nampak jelas di wajah laki-laki itu. Ia terus mengelus tangan gadis yang terbaring lemah di depannya dan berharap sang empu bisa tersadar dari komanya. Laki-laki tersebut adalah Alvaro Dirgantara Putra a.k.a kakak laki-laki Kesya.
"Sya, ayo bangun.. gue udah kangen banget sama lo."
Alvaro menatap wajah manis Kesya dan tak berhenti mengelus punggung tangan adiknya. Tanpa ia sadari, air matanya terus menetes hingga mengenai tangan mulus Kesya. "Lo ga kangen sama gue? Tega lo!"
Sudah seminggu Alvaro menunggu adiknya sadar tapi hal itu belum juga terjadi.
Ia berniat keluar dari ruangan tersebut untuk mencari udara segar namun sebelum beranjak dari ruangan tersebut, ia menyempatkan diri untuk mengelus pucuk kepala adiknya. Ia masih tetap memperhatikan wajah manis adiknya dan enggan untuk meninggalkannya sendirian.
Tak lama setelah itu tiba-tiba mata Kesya terbuka dengan perlahan dan betapa kagetnya Alvaro saat itu. Mata Alvaro berbinar melihat adiknya yang sudah sadar.
Kesya melenguh karena terkena cahaya, ia masih belum menyadari bahwa ada Alvaro yang berdiri di sampingnya. "Gue dimana? Kok gue bisa ada di sini?"
Alvaro terlihat begitu senang melihat adiknya telah sadar, ia langsung memeluk adiknya.
"Lo siapa hah?! Penyusup ya?!" Alvaro terkejut melihat adiknya yang langsung menyemprotnya dengan pertanyaan aneh dan dengan nada yang sedikit dinaikkan. Ia terkejut melihat adiknya yang baru saja sadar dari komanya tapi langsung berbicara ngegas. Sungguh di luar dugaan Alvaro.
"Gue abang lo Sya, kok lo bisa lupa sama gue? Lo amnesia?"
Kesya terkejut mendengar apa yang barusan ia dengar.
"Enak aja lo bilang gue amnesia! Gue ga punya abang, gue cuma punya adik!"
"Awshh.." Kesya meringis memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Sebuah peristiwa terlintas di pikirannya tetapi tidak bisa dilihat dengan jelas seperti kaset rusak.
"Sya lo kenapa? Bentar gue panggilin dokter." Alvaro langsung beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut untuk memanggil dokter.
'Siapa cowo tadi? Kenapa dia ngaku ngaku jadi abang gue? Dia tau nama gue Tasya?' Semua pertanyaan mulai bermunculan di pikiran gadis tersebut.
Pintu ruangan tersebut mulai terbuka dan memperlihatkan dokter dengan jas putihnya dan terlihat juga Alvaro yang berjalan di belakang dokter tersebut. Setelah dokter mengecek keadaan Kesya, ia langsung keluar dari ruangan tersebut dan langsung menemui keluarga Kesya yang baru saja datang.
"Saya ingin mengatakan bahwa kondisi pasien sudah mulai membaik. Tapi..." Dokter tersebut menggantungkan kalimatnya dan membuat semua yang berada di sana penasaran.
"Tapi apa dok?" Tanya Sintya a.k.a mama Kesya
"Tapi ternyata pasien mengalami Amnesia Disosiatif, Amnesia jenis ini merupakan kondisi ketika pengidap tidak mampu untuk mengingat berbagai informasi pribadi yang bahkan dinilai sangat penting. Pengidap amnesia jenis ini bisa saja lupa siapa nama dan segala hal yang erat kaitannya dengan pribadinya. Biasanya, pengidap amnesia jenis ini pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan trauma pada kepalanya." Jelas dokter tersebut panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life [ END]
Teen Fiction[ ENDING ] Karna belum direvisi jadi mohon dimaklumi jika banyak typo Tidak ada kesempurnaan penulisan karena kesempurnaan hanya ada pada Tuhan Semoga kalian suka <3 Gimana rasanya jika kalian tiba-tiba bertransmigrasi ke tubuh gadis yang penuh de...