I - PJH

732 64 6
                                    

Treasure — Jihoon

Treasure — Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketika musim semi datang, banyak festival yang berhubungan dengan alam akan dibuka. Seperti Festival White Lotus di Jeolla. Agak jauh memang untuk mengemudi dari Seoul ke Jeolla, namun mengingat acara-acara tersebut hanya diadakan satu tahun sekali, jadi pantas untuk disaksikan.

Belum lagi pengisi acara untuk festival tersebut adalah Day6, semakin tinggilah peminat orang-orang untuk datang. Begitu pula dengan pasangan Sinb Lino. Untuk merayakan 200 hari jadi mereka, keduanya sepakat untuk staycation selama beberapa hari.

Hari pertama digunakan hanya untuk rebahan karena Lelah mengemudi selama lima jam. Lino terus mengeluh bokongnya menjadi rata, Sinb yang peka langsung duduk di atas tubuh tengkurap itu kemudian memijat punggung Lino.

"Tidak diragukan lagi, pijatanmu selalu enak."

Beberapa menit kemudian, pria itu tertidur. Sepertinya pujian Lino tentang pijatan enaknya bukan bualan belaka, terbukti dari bagaimana pria Lee itu tertidur dengan mulut terbuka.

Sebagai pacar yang baik, Sinb benar-benar merawat Lino seperti seorang istri idaman. Wanita itu mengeluarkan dua benda yang terasa menonjol di saku belakang jeans sang pacar. Ada ponsel dan dompet, khas laki-laki yang memang tidak mau repot bawa-bawa tas.

Sinb akan meletakkannya ke nakas samping tempat tidur, sebelum sebuah notifikasi masuk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Keesokan harinya, Sinb dan Lino sengaja datang siang hari, karena dijam-jam terik seperti inilah biasanya lotus putih itu mulai mekar. Mereka melakukan apapun yang biasanya para pasangan lakukan, memotret sana sini, menikmati tiap makanan yang dijual.

Jika dilihat sekilas, mereka seperti pasangan yang damai tentram. Padahal dibalik itu, Sinb terus berbicara pada dirinya sendiri. Menanyakan sampai kapan dia bisa berpura-pura dihadapan Lino, seperti orang bodoh.

Hari mulai sore ketika Event utama mulai. Day6 tampil dibagian dalam gedung yang didesain seperti rumah kaca namun cembung.

Ketika mengantri di depan pintu masuk, Sinb dan Lino dikejutkan oleh sepasang idol yang tiba-tiba membungkuk ke arah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mengantri di depan pintu masuk, Sinb dan Lino dikejutkan oleh sepasang idol yang tiba-tiba membungkuk ke arah mereka. Tanpa membuka masker pun, Sinb dapat mengenali keduanya. Mereka adalah Jihoon Treasure dan Giselle Aespa.

Kalau Sinb tidak salah mengingat, kedua Hoobaenya ini sama-sama debut di tahun 2020. Dan mereka berkencan di tahun ini, 2022? Bukankah kebijakan tiap agensi paling tidak tiga tahun debut baru bisa berkencan.

Okay, Sinb pikir dia sudah kelewatan. Itu bukan urusannya dan seharusnya Sinb bersikap tidak peduli.

Jadi yang Sinb dan Lino lakukan hanya balik menunduk kecil lalu masuk mendahului pasangan itu. "Aku tidak menyangka ada orang yang seperti kita, mau-mau saja berkencan sampai keluar dari Seoul agar tidak ketahuan."

Hanya anggukan kecil yang mampu Sinb balas. Entah Lino menyadari perubahan tingkahnya atau tidak, Sinb tidak peduli. Sekarang rasanya, untuk berpura-pura pun terasa begitu sulit.

Seperti mengerti keadaan Sinb, lagu pembuka yang Day6 bawakan adalah You Were Beautiful. Lino tiba-tiba mendekat dan berbisik ditelinganya. "Pas sekali, lagu kesukaanmu, kan?"

Lagi-lagi, bak bisu, Sinb mengangguk dengan senyum kecil. Matanya melirik ke bawah, melihat bagaimana tautan tangan mereka dipangkuan Lino. Tanpa terasa mata Sinb mulai berair, wanita itu harus mendongak agar genangan itu tak mengalir ke bawah.

"Aku – ingin ke toilet."

"Kau tau di mana letaknya?" tanya Lino dengan suara naik satu oktaf agar Sinb mendengar ucapannya.

Sinb mengangguk sebagai jawaban, langsung menjauh dari kerumunan hingga tautan mereka terlepas. Sinb bohong, dia tidak ingin ke toilet juga tidak tahu di mana letak tempat itu. Yang ada dalam pikiran Sinb hanya pergi dari sana, pergi dari rasa sesak yang menghimpit dadanya.

Cukup lama Sinb berada di luar. Cukup untuk merasa kedinginan dan berteman dengan banyak nyamuk buas khas Jeolla. Begitu dia berada di jalan kembali ke venue, Sinb mendengar keributan dari arah samping.

Rasa penasaran membimbingnya hingga ke sana. Sebuah pertarungan di kegelapan tapi anehnya masih mampu Sinb kenali siapa pelakunya.

"Brengsek," Maki Jihoon di atas tubuh Lino, kemudian melayangkan pukulan lain yang terasa menyakitkan bahkan hanya dengan mendengarnya.

Sementara di sebrang Sinb berdiri, dia dapat melihat meski temaram Giselle menangis. Terlihat begitu panik sekaligus takut, hingga mata mereka bertemu. Gadis Jepang itu langsung teriak. "Sunbae! Sinb Sunbaenim, tolong hentikan mereka."

Mendengar nama Sinb di sebut, Lino dan Jihoon langsung melihat ke arah kanan. Terlihat Sinb berdiri tak jauh mereka, hanya berdiri dengan tangan dilipat di depan dada. Tampak begitu tenang seolah perkelahian di depannya bukan masalah besar padahal Lino dan Jihoon sudah babak belur.

"Bi..." Lirih Lino dengan mata bengkak sebelah, nampak membiru.

Matanya melirik ke arah Jihoon yang keadaanya tidak beda jauh. Pelipis robek dan pipi lebam. "Jihoon, bisa kau lepaskan Lino. Dia ada Schedule besok dengan Straykidz dan harus kembali ke Seoul malam ini juga."

Seperti seorang pembangkang, Jihoon tidak bergerak dari posisinya. "Sunbaenim, bajingan ini selingkuh darimu. Dia selingkuh dengan wanita sialan itu!" Tunjuk Jihoon pada Giselle, nampak begitu marah sekaligus frustasi.

Tatapan Sinb beralih pada Lino, pria itu tak berani menatap matanya. Hal yang selalu pria itu lakukan ketika ketahuan berbohong. "Aku tahu. "

Bukan hanya Lino, Jihoon dan Giselle pun nampak terkejut oleh jawaban Sinb. Semua orang nampak gugup ketika Sinb bergerak mendekat dengan wajah dinginnya, Jihoon bahkan langsung menjauh dari tubuh Lino.

"Bi, aku minta maaf. Aku – aku hanya sekali bermain dengannya. Itu pun saat kau sangat sibuk, aku hanya butuh peralihan."

"Aku tidak butuh penjelasan semacam itu. Aku menolongmu kali ini, karena kasihan dengan groupmu. Bagaimana jadinya straykids jika kehilangan satu member lagi, apalagi dengan alasan scandal murahan seperti tukang selingkuh."

Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang suka dikasihani. Rasanya seperti pecundang yang lemah, dan tidak mampu berbuat apa-apa.

Lino langsung berdiri, meski tertatih. Sudah berjalan agak jauh, sebelum Sinb kembali bersuara. "Oh ya, bisa lempar kunci mobilku. Kau tidak berpikir kembali ke Seoul dengan mobil mantan kekasihmu, kan?"

Sinb dapat mendengar Jihoon terkekeh kemudian meringis sakit. Dibalik punggung Sinb, drama lain juga terjadi.

"Kita akhiri semuanya di sini, Aeri. Terima kasih untuk pengalaman tidak menyenangkan ini."

Giselle melewati tubuh Sinb, sepertinya gadis Jepang itu akan menyusul Lino. Baguslah, sampah memang harus bersama sampah yang lain.

"Oi, bocah Inkigayo!" panggilan itu berhasil membuat Jihoon berbalik, menatap Sinb tanpa mengeluarkan suara apapun. Bertanya 'Ada apa' lewat raut wajah.

"Mau makan Samgyeopsal, tidak?"




Tubthumping : SinB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang