chapter 4

4.5K 362 2
                                    


Happy reading 🐣

~adakalanya dua hati akan saling mendiamkan~

°°°°°°°°°°°

Daffa sudah resmi menjadi mahasiswa baru setelah menjalani beberapa kegiatan orientasi.
Dia masih bisa bersantai karena materi belum terlalu padat sehingga dia bisa menghabiskan waktunya . seperti saat ini mulutnya dengan lihai mengumpati  teman satu timnya yang sangat payah dalam bermain game.

      Makanan ringan dan beberapa kaleng minuman bersoda juga ikut menemani dirinya menghabiskan waktu.dia pernah mencoba merokok karena penasaran dengan rasanya namun belum habis sebatang saja sudah membuat dadanya sesak.

Tingg...sebuah pesan masuk membuat fokusnya terbagi.dia membaca pesan pop up itu dan tersenyum sekilas.

daffa merebahkan dirinya diatas sofa dan kembali fokus memenangkan permainan.
Sejam..dua jam telah berlalu membuat daffa merasa bosan.dia meletakkan hp nya dan berbalik mengambil jaket dan kunci motor.dia bergegas menuju kafe tempat dia dan temannya akan bertemu.dia sangat lupa jika sudah membuat janji semoga saja temannya tidak mengamuk disana.

"Sorry gue ketiduran tadi"

Daffa menghampiri Zaskia yang sudah memasang raut wajah kesal padanya.daffa menyengir lalu ikut duduk disamping kia.zaskia atau yang biasa dia panggil kia itu beberapa tahun lebih tua darinya.
 
namun daffa hanya memanggil dengan nama kecil kia karena dia sudah menganggap kia sebagai saudaranya sendiri.kia juga tidak masalah karena kia juga menyayangi daffa seperti adiknya.

    "Gimana?masih suka kambuh?"
Kia menatap tubuh daffa dari atas kebawah lalu berbalik keatas lagi.daffa memutar matanya malas dengan sikap kia yang sangat protektif padanya namun dia juga sangat menyukainya karena masih ada seseorang yang peduli dengan dirinya.

  "Gak kok, gue kan kuat"
Daffa menjawab kia dengan santai lalu meminum jus apel milik kia sampai habis.

"Kebiasaan deh lo"
Kia menepuk lembut mulut daffa dan mengusak rambut halusnya.

"Keadaan kafe rame dan penjualannya makin meningkat.selera dekorasi lo emang bagus sih banyak yang suka nongkrong disini"
kia menjelaskan kondisi kafe dan penjualannya pada daffa.

   Daffa memang memiliki sebuah kafe yang dibangun dengan usahanya dibantu kia tentu saja.kia lah yang akan mengurus semua hal berkaitan dengan kafe dan daffa sesekali hanya akan melihat laporan yang kia berikan.dia sudah sangat percaya pada kia karena mereka sudah kenal sejak lama.

"Gue percayain sama lo"
daffa  bersandar dikursinya sambil mendengarkan semua ocehan kia.dia cukup merasa terhibur karena kia sangat pandai membangun suasana.

     "Lo kalo ada apa-apa hubungin gue langsung aja, gue bakalan marah kalo lo sakit gak ngabarin gue"

kia menoyor kening daffa yang dibalas anggukan dari daffa.

"Yaudah,gue mau balik,banyak tugas kampus".
daffa beranjak menuju motornya yang terparkir ditempat khusus.

Dia tidak sering mampir kesini,itu lah sebabnya saat dia lapar pun dia akan memilih restoran lain.

°°°°°°°°°°

      "Lo kenapa bi?dari tadi kusut terus muka lo gue liatin?"

Abi sedang berkumpul dengan temannya dirumah gilang. Gilang sudah sangat bosan melihat abi yang sesekali akan berdecak kesal dan mengacak rambutnya frustasi.
Hufftt...abi menghela nafas sambil berpikir apakah dia akan memberitahu gilang atau tidak,dia tidak yakin namun hanya gilang yang sering mendengar ceritanya.

    "Gue tadi nampar si daffa lang,gue gak ada maksud tapi dia ludahin muka gue"

Abi memutuskan untuk bercerita pada gilang.gilang hanya mengangguk-angguk saja karena dia pikir itu adalah hal yang wajar,lagi pula kan daffa juga pria sama seperti mereka.

"Udah lo gak perlu mikirin itu,kan si daffa juga cowok"

Gilang melanjutkan bermain game karena sudah tidak tertarik dengan cerita abi.kan hanya berkelahi dengan cowok kenapa terlalu dipikirkan?gilang menggeleng menertawai kebodohan abi.

   Abi berjalan menuju kelasnya dengan tangan menggenggam tangan adel.semua mata menatap iri kearah pasangan paling terkenal dikampus mereka.adel yang cantik sangat cocok bersanding dengan abi yang tampan juga gagah.

  "Del kamu duluan aja ke kelas ya,gue ada urusan bentar sama daffa"

Abi melepaskan tangan adel dan pergi kearah lapangan tempat daffa berada.adel mengernyit heran karena abi yang memilih meninggalkannya disini dan menemui daffa,apakah daffa sepenting itu pikirnya.

"Ehh lo ngapain dorong-dorong gue lang"

Abi sengaja mendorong dirinya pada daffa yang sedang berdiri dengan  jersey olahraga mencetak tubuhnya.mereka berdua terjatuh dengan daffa yang berada dibawah tubuh bongsor abi.gilang yang dituduh hanya berdecak lalu kembali meminum airnya.dia sangat suka duduk dipinggir lapangan karena dia dapat melihat para cewek yang sedang olahraga.

"Nih baru gue dorong lo"

Gilang mendorong punggung Abi kembali hingga menekan tubuh orang dibawahnya.tanpa disengaja milik mereka berdua menyatu dengan dibatasi celana.
Abi menelan ludahnya kala dada daffa terasa empuk didada bidangnya.ingin rasanya abi menggigit puting daffa yang menonjol dibalik kaus Jersey nya namun dia masih memiliki akal sehat dan rasa malu.

"Anjing lo makan batu ya?! berat banget,minggir woii malah keenakan"
Daffa mendorong tubuh abi kesamping dan langsung bangkit meninggalkan abi yang terduduk mematung.

"Gilaa..kenyal banget"
Abi membatin membayangkan hal kotor bersama daffa,lalu menggeleng cepat untuk menghilangkan bayangan menjijikkan itu.

Tbc...

Sorry for typo 🙏

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang