chapter 9

4.3K 309 6
                                    


Happy reading 🐣

~jangan harapkan bahagia lo pada orang lain,cukup sama gue aja fa~_abian.

°°°°°°°°°°

     Wajah abi yang awalnya ceria saat keluar dari kamar daffa seketika mengernyit heran mendapati donatur yang hadir dikampusnya tempo hari sekarang berada dirumah daffa.
Dia juga menggandeng tangan wanita yang seumuran dengan bundanya.namun wajahnya tampak seperti orang sombong.mungkinkah ini mamanya daffa?

"Hai om,tante"
Abi menyalami tangan kedua orang dewasa itu dengan hormat.reinaldi balas menjabat  tangan abi dengan pandangan heran.

"Aku teman kampus daffa om"
abi menjelaskan dirinya karena melihat tatapan bertanya Reinaldi padanya.

"Teman daffa ternyata"
Abi sempat berbincang sedikit dengan Reinaldi dan pamit pulang karena hari yang sudah malam.

"Ayo sayang kita ke kamar"
Riska mengapit tangan Reinaldi dengan manja.mereka baru menikah hari ini tanpa diketahui oleh daffa.dia juga telah memindahkan bisnis perusahaan kesini agar tidak pergi jauh lagi.

Sebenarnya dia cukup khawatir daffa akan mengamuk namun dia tidak peduli akan hal tersebut.dia akan tinggal dengan istri barunya disini bersama daffa.

°°°°°°°°°°

  Daffa dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita dirumahnya.hampir saja dia akan mengambil pemukul baseball jika saja papanya tidak datang dan merangkul mesra wanita itu.

"Oh udah dibawa kesini bini barunya"
Daffa melanjutkan langkah untuk pergi ke kampus.dia memang ada kelas pagi sehingga agak terburu-buru berangkat.

   Daffa merasa hari ini mood nya sedang baik.dia hampir menaiki motornya namun seseorang didepan pagar rumah mengalihkan perhatiannya.daffa membuka pagar dan melihat disana abi yang membuka helm full face hitamnya.

"Hari ini bareng gue kekampus,gak ada penolakan"
Abi berucap tanpa menerima bantahan dari daffa.tangannya memegang pinggang daffa lalu mengangkatnya keatas motor.

Daffa memang tidak ringan karena tubuhnya memang berisi namun tidak gemuk.abi menyukai proporsi tubuh daffa yang sangat pas ditangannya.

    "Terserah lo yang penting gue selamat tiba dikampus"
Daffa melingkarkan tangannya diperut abi yang keras.otot perutnya membuat daffa sangat iri,nanti daffa akan menyempatkan waktu untuk berlatih di gym.

"Suka sama yang lo pegang?
Abi tersenyum saat daffa menjauhkan tangannya.dia kembali menarik tangan daffa untuk melingkari perutnya.tubuh hangat daffa membuat abi sangat nyaman.daffa hanya memakai kaus lengan panjang tanpa jaket yang melapisi sehingga abi dapat merasakan dada empuk daffa yang menempel dipunggungnya.

     "Nanti tunggu dikelas aja biar gue jemput lo kesana"
Abi melepaskan sweater Hoodie hitam miliknya lalu memberikannya pada daffa.daffa menerimanya dengan tampang bingung.
Abi menggeleng sekilas lalu memakaikan Hoodie itu pada tubuh daffa.

"Baju lo tipis banget fa,dan ini nonjol banget"
Abi menunjuk dada daffa yang memang sedikit lebih besar dari biasanya.daffa terkadang juga merasa dadanya sakit dan memadat.

"Apaan lo mesum gue congkel mata lo ya?!"
Meskipun dimaki oleh daffa namun abi tersenyum senang.daffa memang tidak bisa berbicara lembut namun lihat saja wajah memerah itu yang sangat kontras dengan kulit putihnya.

"Gue heran kenapa bisa secandu ini sama lo fa"
Abi membatin lalu berbalik menuju kelasnya.

  "Sebentar senyum gak jelas, sebentar ngamuk-ngamuk gak jelas.lo sehat bi?"
Gilang menatap bergantian antara dosen dengan wajah berbinar abi.dia yakin ini pasti ada hubungannya dengan daffa.selama abi pacaran dia tidak pernah melihat raut wajah abi yang sebahagia ini namun daffa bisa membuat sahabatnya sebucin ini.

"Nanti gue mau nembak daffa lang, menurut lo  bagusnya gimana?"
Abi menjawab pertanyaan gilang dengan berbisik pelan karena takut ketahuan oleh dosen, bisa-bisa reputasinya sebagai ketua BEM  yang bijaksana akan hancur.

"Lo ajak aja daffa ke pasar malam terus disana lo cium dia,lumat,remes dadanya,cipok,lo jilat lehernya,lo awww..."
Abi memukul kepala belakang gilang karena perkataan kotornya.

"Mesum banget otak lo njing"
Daffa memfokuskan diri pada dosen tanpa menghiraukan gilang yang mengumpatinya.

"Jangan lupa main aman bi"
Gilang berbisik kembali untuk menggoda abi yang dibalas abi dengan sikutan dirusuknya.
"Anjing lo bi,kejam banget perasaan sama gue"
Gilang misuh-misuh namun tetap tidak ditanggapi oleh abi.

Tbc .....

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang