chapter 12

4.2K 314 1
                                    


Happy reading 🐣

~semua akan jadi lebih mudah jika lo bersama orang yang tepat~

°°°°°°°°°°°

      Daffa menoleh melihat abi yang tengah bersandar pada tembok kelasnya.dia pikir abi tidak punya kesibukan lain sehingga mau menghabiskan waktu bersandar disini?kan dikelasnya abi juga bisa bersandar?
Daffa geli sendiri dengan pemikiran randomnya.dia berjalan melewati abi seakan tidak melihat keberadaan abi disana.

"Faaaa..."
Abi mengejar daffa yang terlihat cuek dengan dirinya.

"Lo ngapain nungguin gue terus?kan gue juga bisa pulang sendiri bi"
Daffa berjalan dengan dirangkul abi.mereka mengabaikan tatapan orang lain namun daffa juga agak risih sebenarnya.
         

     "Mama gue pengen ketemu sama lo fa,lo mau ya hari ini mampir sebentar?"

Jantung daffa berdegup kencang saat abi berkata demikian.dia tidak mengira abi akan mengatakan sesuatu tentang dirinya pada keluarganya.dia sangat takut dengan pandangan orang lain dengan hubungan tabu yang mereka jalani.

"Tapi bi..
Abi meyakinkan daffa dengan tatapan teduhnya.dia tau bahwa daffa masih belum sepenuhnya menerima hubungan mereka,tapi abi akan selalu ada untuk meyakinkan daffa.

"Iya iyaa"
Daffa pasrah digandeng abi menuju parkiran.dia akan menenangkan jantungnya selama diperjalanan nanti.

"Bentar bi,mampir dulu beli martabak buat mama lo"
Daffa turun dari motor lalu memesan dua kotak martabak rasa kacang dan rasa cokelat.

"Gue aja suka apalagi mama abi"
daffa membatin dengan senyum yang terbentuk dibibir plum merah mudanya.

°°°°°°°°°°°°°

       "Maa...abi balik sama daffa nih"
Abi memanggil mamanya saat mereka memasuki rumah abi yang sama megahnya dengan rumah daffa.suasana hangat terasa saat daffa memperhatikan sekeliling rumah.foto keluarga abi juga terpampang Dengan ukuran besar didinding ruang keluarganya.

Daffa melihat seorang perempuan yang berdiri disamping Abi.daffa dapat memastikan itu adalah kakak perempuan abi.dia merasa abi sangat beruntung dikelilingi oleh orang yang saling menyayangi satu sama lain.
Wajah daffa berubah sendu saat memikirkan keluarganya yang berantakan.mamanya tidak tau keberadaannya dimana,papanya juga menikah lagi tanpa sepengetahuannya.

"Ini daffa ya?duh...gemesnya"
Daffa kaget saat tubuhnya berada dalam dekapan hangat seseorang yang dia yakini mama abi.dia melihat abi sudah pergi kelantai atas dengan tangan yang dilambaikan padanya.

"Iya tante aku daffa"
Daffa tidak bergerak sedikitpun dalam pelukan hani.dia sangat jarang bahkan hampir tidak pernah lagi merasakan pelukan hangat seorang ibu.

"Kok tante sih..panggil bunda aja sayang biar sama kayak abi"

Hani mengeratkan pelukannya ditubuh berisi daffa.sungguh dia sangat menyukai daffa dari cerita yang dia dengar dari abi.namun rasa sukanya bertambah saat melihat daffa secara langsung.

"Ayok duduk dulu bunda mau kenalan sama daffa"

Hani menarik daffa menuju kursi sofa lalu duduk berdempetan dengannya.daffa tentu saja kaget dengan sifat bunda abi karena jauh berbeda dengan sifat abi.
Hani sangat ramah padanya sehingga daffa sudah bisa membawakan suasana.

"Ini bunda tadi mampir dulu buat beli martabak"
Hani memandang pemberian daffa dengan mata berbinar.dia sangat suka dengan makanan manis.

Daffa kaget saat hani berlari cepat meninggalkannya menuju  kearah belakang.dia segera menyusul hani dengan raut khawatir.

"Hampir saja gosong"
Hani segera menyalin masakannya kepiring lalu mematikan kompor.
Daffa terkekeh melihat tingkah lucu bunda abi,dia sangat terhibur saat berada disini.

"Bunda lagi masak apa?"
Daffa mendekat kearah hani lalu sedikit mengintip pada masakan hani.

"Bunda mau masak sup ayam sayang,kamu bisa masak?".hani mengeluarkan bahan-bahan yang akan diolahnya dari dalam lemari pendingin.

    "Bisa bun,boleh daffa bantuin gak bun?"
Daffa mengambil beberapa wortel lalu mencucinya.tangannya bergerak lihai memotong sayuran dan daun bawang dengan cepat.hani dibuat terpana dengan keterampilan tangan daffa.dia hanya berdiri mengamati daffa yang mengambil alih memasak kali ini.dia juga ingin melihat seberapa besar usaha daffa membuatnya kagum.

"Ini udah masak bunda,tinggal disalin aja"
Hani yang fokus memperhatikan daffa tidak menyadari bahwa daffa telah menyelesaikan masakannya.

"Wahh sayang, kamu pinter banget masak nya.mama kamu pasti juga jago ya?"

Hani kembali merangkul pinggang daffa.tapi dia merasa aneh dengan reaksi daffa yang murung.hani bisa menebak jika kondisi keluarga daffa sedikit bermasalah.

"Ayok kita makan malam disini,papanya abi sebentar lagi juga pulang kerja,kamu panggil abi keatas ya biar bunda yang nyiapin makanannya"

Daffa mengangguk mengiyakan perintah hani padanya.dia berjalan kearah kamar abi dilantai atas.disana abi sedang duduk selonjoran dilantai dengan stik game digenggamannya.
Abi nampak sangat fokus pada gamenya sehingga tidak menyadari keberadaan daffa disana.

Daffa berjalan kearah abi lalu mendudukkan dirinya dipangkuan abi.abi terkejut karena tidak mendengar langkah kaki seseorang namun tiba-tiba saja daffa sudah ada disini?

"Sayang?kenapa hmmm?"

Abi mengelus pipi daffa sedangkan pandangannya masih setia menatap layar game.abi tidak bisa fokus lagi dengan permainan,dia meletakkan stik game dan melihat daffa yang bersikap manja.daffa belum pernah seperti ini padanya namun abi sangat menyukai sifat daffa yang satu ini.

"Bunda nyuruh makan kebawah bi"
Daffa bersandar didada abi lalu menggesekkan kepalanya disana.sungguh abi bisa mati kehabisan darah jika menghadapi daffa dalam mode manjanya.

"Ya-yaudahh..ayokk turun"
Abi merutuki mulutnya yang grogi sehingga tergagap seperti tadi.dia akui dia sudah sangat jatuh pada seseorang yang telat dihari pertama kuliahnya.

"Yaudah ayok"
Daffa turun dari pangkuan abi lalu berjalan dengan tangannya digenggam oleh abi.

  
   "Bunda pakai resep sup baru ya?"
Abi berulang kali menyendokkan sup ayam kemulutnya karena dia sangat menyukai rasanya.
Daffa memerah malu karena bunda hani yang memberikan tatapan menggodanya.papa abi hanya mendengus melihat tingkah kekanakan istrinya dan tetap melanjutkan makannya.dia akui masakan daffa memang sangat enak.dia sempat mendengar Hani yang bercerita dengan excited tentang daffa.

"Itu daffa yang masak bi,makannya rasanya beda dengan buatan bunda"
Hani memberitahu abi dengan wajah berbinar.sungguh dia sangat menyukai daffa yang menunduk malu seperti ini.

Tbc...

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang