chapter 13

4K 282 8
                                    


Happy reading 🐣

~i love you~_abian.

°°°°°°°°°°°

          Abi yang berada di tingkat akhir kuliahnya sekarang sangat disibukan dengan mengurus semua keperluan wisudanya yang akan diadakan dalam waktu sebulan lagi.dia merasa senang namun juga lelah karena harus mengerjakan banyak hal.

Setelah lulus nanti dia akan langsung bekerja mengambil alih perusahaan keluarga yang cukup terpandang diantara para pesaing.

   "Fa, nanti gue mau ada rapat pelepasan jabatan ketua BEM dulu,lo balik duluan aja gak apa-apa kan?"

Abi menemani daffa menghabiskan makan siangnya dikantin.dia heran mengapa nafsu makan daffa meningkat belakangan ini.tapi dia juga menyukainya karena pipi daffa yang semakin berisi terlihat menggemaskan.

"Iya bi, nanti gue juga bisa naik taksi"
Daffa tidak mempermasalahkan dengan jadwal abi yang semakin sibuk karena dia mencoba memakluminya.abi tidak terlihat puas dengan jawaban daffa jadi dia menawarkan gilang saja yang mengantarkannya.daffa hanya kembali mengangguk mengiyakan.

"Hweekkk....
Daffa berlari kearah toilet dengan tangan menutupi mulutnya,dia tiba-tiba merasa sangat mual mencium bau masakan yang biasanya akan sangat harum.abi kaget mengapa daffa tiba-tiba berlari pun ikut menyusulnya.

Disana daffa tengah memuntahkan makanannya namun lendir lah yang banyak keluar.dia mengurut tengkuk daffa agar rasa mualnya hilang namun daffa masih membungkuk didepan wastafel.

"Sayang,kita kerumah sakit ya?"
Abi yang panik tidak tau harus berbuat apa.dia cemas melihat daffa yang pucat tidak bertenaga seperti ini.

Ting..
Pesan masuk mengalihkan perhatian abi.dia membaca sekilas isi pesan yang menyuruhnya segera masuk keruang rapat karena dia saja yang belum datang.

"Udah bi gue gak apa-apa,lo pergi aja cepetan"
Daffa mendorong abi agar meninggalkannya dan menghadiri rapat,namun abi tidak bergerak sedikitpun.rasanya pikirannya sudah dikacaukan dengan kondisi daffa yang tiba-tiba seperti ini.

Abi terpaksa menelpon gilang agar menyusul mereka ke toilet.dia tidak ingin meninggalkan daffa namun dia juga harus bertanggung jawab dengan jalannya rapat hari ini.

"Lang,lo jagain pacar gue jangan sampai dia lecet sedikitpun"

Abi mewanti-wanti gilang saat daffa telah berada didalam mobil bersama gilang.dia berjanji akan segera menghubungi daffa nanti saat rapatnya telah selesai.

"Iya bangsat,lo udah bilang itu puluhan kali"
Gilang memutar matanya malas dengan sikap protektif abi.bagaimana bisa daffa yang sangat cuek bisa tahan bersama abi pikirnya.

°°°°°°°°°°°°°°°

      "Lo serius gak mau dianter ke rumah sakit aja daf?muka lo pucat banget lo"

Gilang kembali menanyai daffa namun jawaban daffa tetap sama.dia hanya ingin istirahat sebentar dikamarnya.

"Yaudah gue balik ya, nanti lo bisa hubungi gue kalo abi lagi sibuk kayak gini"
Gilang pamit pulang setelah daffa turun dari mobil.daffa melangkah memasuki rumah dan mendapati istri papanya yang menatap angkuh kearahnya.

   "Berani kamu lihat saya seperti itu hah?saya sekarang istri papa kamu yang tua bangka itu!"

   Daffa hanya akan mengabaikan saja karena dia tidak merasa menatap aneh pada ular itu. namun langkahnya terhenti saat suara melengking itu menghampiri gendang telinganya.
Daffa tersenyum sinis saat melihat wajah penuh make up itu berbicara panjang lebar memaki dirinya.sepertinya papanya membawa orang gila ke rumah mereka.

"Ckkk...kebuka kan siapa diri lo sebenarnya? padahal gue gak ngomong apa-apa lo?"

Daffa berucap dengan nada dibuat bermain-main lalu kembali menatap wanita itu dengan wajah tak kalah garang.mood nya sedang jelek lalu ular ini malah cari gara-gara dengannya.

Riska tambah naik pitam karena diremehkan oleh anak tirinya itu.dia berjalan kearah daffa lalu melayangkan satu tamparan keras diwajah daffa.
Daffa kaget dengan tindakan berani riska padanya,dia memegang pipinya yang memanas lalu dengan tenang ia menjambak rambut panjang riska.kali ini biarlah dia juga main fisik karena bukan dia yang memulai duluan.

Awhh...riska menjerit kencang karena kuatnya jambakan daffa.dia memegang tangan daffa untuk melepaskan namun daffa malah meludahi matanya hingga kelilipan.

Daffa tertawa melihat wajah basah riska yang dialiri air ludahnya.
Setelah cukup lama,daffa melepaskan genggaman tangannya di rambut Riska dan tersenyum lebar saat beberapa helai rambut berada ditangannya.

"Sekali lagi lo berani sama gue, gue pastiin rumah ini jadi neraka buat lo jalang,lo salah kalo milih gue jadi lawan lo"
Daffa melangkah kearah kamarnya dengan lelah.sungguh ada saja masalah yang mengganggunya.

°°°°°°°°°°°°

   Abi berjalan bolak-balik sambil menatap panggilan telepon berdering namun tidak diangkat oleh daffa.rapat baru saja selesai sehingga abi cepat-cepat keluar agar bisa menghubungi daffa.

"Sial!daffa angkat telpon gue"

Abi kembali mencoba menghubungi daffa,dia bernafas lega saat suara serak daffa terdengar menjawab panggilannya.

"Lo kemana aja sayang?gue khawatir banget"
"............"
"Udah minum obat?"
"............."
"Yaudah,lo lanjut bobok lagi aja.nanti kalo udah bangun hubungin gue lagi ya"

Abi menutup panggilan telepon saat daffa mengiyakan permintaannya.

    Dia melajukan mobil menuju rumahnya,dia juga sangat lelah dan ingin istirahat.dia akan meminta bundanya untuk memasakkan nya ayam kecap.entah kenapa dia ingin sekali memakan makanan itu, membayangkan saja sudah membuat abi meneguk ludahnya.

Tbc.....

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang