chapter 6

4.5K 333 5
                                    


Happy reading 🐣

~doakan kebaikan untuk orang yang menyakitimu~

°°°°°°°°°°

      Sudah seminggu sejak kejadian dirumah daffa.sekarang abi menjadi lebih sering memperhatikan daffa meskipun dari kejauhan.dia tidak lagi memperdulikan adel karena perhatiannya sepenuhnya sudah diberikan pada daffa.

Sebenarnya mata kuliah daffa hari ini sedang kosong tapi dia memilih untuk tetap pergi ke kampus karena universitasnya akan mengadakan lomba.

Semua panitia dan anggota yang terlibat sangat sibuk mondar-mandir untuk menyiapkan semua keperluan acara.

    "Daffa,lo tampil nyanyi yaa"

Raka menghampiri daffa untuk memastikan daffa mau atau tidaknya.daffa hanya mengangguk tanda mengiyakan permintaan raka.
Dia juga mau disuruh menyanyi karena daffa sendiri juga yakin suaranya bagus.jadi tidak akan memalukan jika dia tampil nanti.

"Yaudah gue tinggal dulu ya mau cari anggota lain dulu"
Raka menepuk pundak daffa sekilas dan berlalu keluar kelas.

     

     Karena merasa bosan duduk dikelas,daffa berjalan keluar lalu berbelok menaiki tangga menuju rooftop.daffa memastikan keadaan diatas sedang sepi lalu memilih bangku panjang disudut sebagai tempat duduknya.namun disana dia mendapati abi dan gilang yang sedang merokok.

Mereka tidak menyadari kehadiran daffa karena memantau persiapan acara dari atas sana.gilang yang merasakan kehadiran seseorang menoleh dan menyikut tangan abi untuk memberitahu bahwa ada daffa disana.

Daffa sudah akan segera berbalik turun jika saja tubuhnya tidak ditarik oleh abi.gilang tersenyum melihat kelakuan mereka dan memilih pergi agar mereka mendapat waktu pribadi berdua.dia sudah menebak kalau abi pasti ada sesuatu dengan daffa dan sekarang tebakannya benar bukan?

     "Lo kebiasaan main tarik aja"
Daffa melepaskan diri dari pelukan abi namun abi semakin meraih tubuhnya agar terduduk diatas pangkuan abi.

"Lo nakal makanya harus gue paksa dulu biar lo nurut"
Abi membenamkan wajahnya dileher daffa dan menghirup wangi tubuh daffa sebanyak mungkin.

   "Udah ah gue mau pulang"
daffa berdiri dari pangkuan abi lalu berjalan menuju pintu.dia menoleh sebentar untuk melihat abi namun matanya menangkap sesuatu yang janggal,pantas saja tadi dia tidak nyaman dipangkuan abi.

Abi membiarkan daffa lepas kali ini tapi jika nanti ada kesempatan maka dia tidak akan mengasihani daffa.dia juga malu saat barangnya terbangun hanya karena gesekan kecil dengan pantat daffa.

°°°°°°°°°°

   "Lo daffa ya?lo ada liat abi gak?"

Adel mencegat daffa yang berjalan menuju parkiran.dia sangat yakin bahwa pasti daffa tahu dimana keberadaan pacarnya saat ini.sebenarnya jika dilihat-lihat daffa juga sangat tampan dan manis seperti tipe adel,namun daffa sepertinya susah didekati.adel tidak tau saja jika daffa adalah penggoda ulung.

     "Gue gak liat"
Daffa berlalu dari hadapan adel tanpa menunggu lama lagi.dia hanya ingin sendiri sekarang.

Niatnya pupus seketika karena tarikan tangan adel yang memaksanya mengikuti langkah wanita itu.adel menarik daffa menuju rooftop sekolah dan mendorongnya ketembok pembatas.daffa penasaran dengan apa yang akan adel lakukan padanya jadi dia hanya berdiri mengamati dengan senyum smirk yang tercipta dibibirnya.

Diseberang sana abi sedikit terkejut karena pintu rooftop yang kembali terbuka kasar.dia melihat adel yang menyeret Daffa dinding pembatas rooftop, bukannya daffa mengatakan ingin pulang?

     Suasana semakin menarik bagi daffa karena matanya sesekali melihat pada abi yang sudah memerah karena marah.dia juga menantikan satu atau dua pukulan kembali mendarat dipipinya.

Adel menarik dagu daffa dan sedikit berjinjit untuk mencium bibir merah milik daffa.daffa reflek mendorong adel tapi adel memegang kemejanya dengan erat.

    Adel menikmati rasa bibir plum milik daffa sedangkan daffa tersenyum mengejek pada abi yang sudah berjalan santai kearah mereka.

"Lo sekarang bukan siapa-siapa gue lagi jalang"

Abi berucap tenang pada adel.matanya melihat bagaimana reaksi kaget adel yang segera menyudahi ciuman mereka.bibir daffa sudah sedikit membengkak namun dia tidak cukup puas.

"Sayang, aku bisa jelasin.daffa yang narik aku buat kesini terus maksa nyium aku"
Adel tergagap saat memberi penjelasan pada abi,namun abi memutar matanya malas karena dia tau kejadian sebenarnya seperti apa.

"Gue hitung sampai tiga,kalo lo masih disini gue pastiin lo bakal gak bisa masuk kampus lagi"
Bukan tanpa alasan abi berkata begitu karena kampus ini merupakan hak milik keluarganya jadi dia berhak menentukan siapa yang boleh kuliah disini.

"Satu....tig-
Belum sempat abi menyelesaikan ucapannya,adel sudah bergegas pergi karena abi tidak pernah main-main dengan ucapannya.

        Abi mengalihkan pandangan pada daffa yang nampak tidak berminat dengan kejadian barusan.tanpa menunggu lama abi melumat bibir bengkak daffa.
Daffa terkejut tentu saja,dia mendorong tubuh abi namun badannya semakin menempel dengan tubuh kekar abi.
Daffa merasakan ciuman abi yang sangat terburu-buru,bibirnya digigit dijilat.lidah abi juga menelusuri mulutnya membuat daffa mabuk.dia baru merasakan ciuman seperti ini.

"Ini yang lo mau haa?"
Abi memeluk pinggang daffa agar menempel pada tubuhnya.daffa mengangkat tangannya gemetar mencoba mendorong tubuh abi,namun nampaknya kekuatannya kalah kuat dengan abi yang telah melorotkan celananya hingga paha.
Abi menjilat leher putih daffa dan tangannya telah memegang inti tubuh daffa dengan erat.

"Bi..lo ngapain sialannhhh.."
Daffa menggeliat merasakan deru nafas panas abi dipermukaan kulitnya.nafasnya tercekat saat abi memompa kejantanan mereka bersamaan sehingga membuat rasa yang sangat luar biasa.daffa memegang bahu abi lalu meremasnya saat kecepatan tangan abi semakin meningkat.
Memang sentuhan tangan daffa sangat membuatnya menggeliat seperti menyedot semua energinya.

Matanya melihat aktivitas dibawah dan kembali kaget melihat ukuran abi dua kali darinya yang berdiri tegap melebihi miliknya.

    "Akh... kenapa?bagian tubuh daffa yang lain berdenyut hebat meminta sesuatu yang daffa sendiri tidak tau?
Abi mengendus-endus leher daffa seperti pria yang kekurangan aroma sehingga daffa menengadahkan kepalanya keatas dengan tangan menyumpal mulutnya agar suara vulgar itu tidak terdengar keras.

Ngghhh....desahan daffa terdengar kuat saat cairannya membasahi tangan abi sehingga  semakin memudahkan pergerakan tangan abi.

Daffhhh...abi menembakkan cairannya mengenai paha dalam daffa yang tidak ditutupi celana.nafas mereka terengah-engah dengan tangan abi yang memeluk tubuh daffa yang lemas.

Abi memakaikan kembali celana daffa dan juga miliknya.

Tbc....

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang