chapter 10

4.6K 289 5
                                    


Happy reading 🐣

~gue janji gak akan lebih sakit dari ini~

°°°°°°°°°°

"Mau naik apa lagi fa?"
Abi tersenyum senang melihat wajah bahagia daffa.mereka sudah berada di pasar malam sekitar 2 jam namun sepertinya daffa masih belum puas.

"Gue gak mau main lagi,mau beli es mrim aja ayok"
Daffa menarik tangan abi menuju stand makanan yang berada dekat kolam ikan.
Mereka menikmati malam dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari wajah keduanya.

"Fa,mau jadi pacar gue ya?"
Abi menggenggam tangan daffa erat.jujur dia sangat grogi takut akan penolakan daffa.daffa terkekeh melihat tangan bergetar abi yang memegang tangannya.

"Iya gue mau"
Daffa meniup wajah abi yang terdiam mendengar jawabannya.sungguh abi sangat berbeda saat pertama mereka bertemu.

"Gue bisa batalin jawaban gue kalo lo masih bengong kayak idiot gitu"
Abi reflek menggeleng dan memeluk daffa erat.masa bodoh dengan pandangan orang lain karena dia sangat bahagia saat ini.

°°°°°°°°°°°

Abi mengantar daffa pulang pada jam 10 malam.mereka bergegas pulang karena langit yang menunjukkan tanda akan turun hujan deras.

"Untung aja gak kena hujan,lo mau singgah dulu gak?"
Abi tak menjawab namun langsung turun dari motornya.dia mengode daffa untuk membukakan pagar agar bisa memarkirkan motor didalam.daffa berani menawari abi singgah karena dia kira abi akan menolak karena sudah larut malam.namun malah abi yang bersemangat berjalan menuju rumahnya dengan mendorong motor.

Daffa bersyukur keadaan rumah sudah gelap.dia malas berhadapan dengan papanya juga wanita itu.
Mereka melangkah kekamar daffa dengan pelan agar tidak menimbulkan keributan.

"Itu mama lo fa?kok gak mirip sama lo?"
Abi bertanya pada daffa karena penasaran dengan keluarga pacarnya.daffa hanya diam ragu untuk menjawab pertanyaan abi karena dia juga bingung akan memanggil apa pada istri papanya.
"Umm.. mama tiri"
Daffa hanya bergumam lalu mengambil handuk dan baju ganti.

"Gue mau mandi dulu,kalo lo mau mandi juga bisa gantian habis gue"
Daffa melangkah memasuki kamar mandi meninggalkan abi yang duduk di sofa mengamati barang-barang daffa.dia sudah beberapa kali kesini namun tidak sempat melihat-lihat karena cemas dengan keadaan daffa.

Abi memejamkan matanya karena mengantuk.sudah 15 menit namun daffa belum juga selesai mandi membuatnya lelah menunggu.

"Bi...heii...bangun"
Daffa berjongkok didepan abi yang terlelap disofa.dia masih menggunakan handuk tanpa atasan karena putingnya sedikit nyeri jika tersenggol baju.

Sebelumnya tidak pernah seperti ini namun sejak dia bersama abi tubuhnya merasakan sedikit keanehan.
Abi membuka matanya dan terpana melihat tubuh atas daffa yang telanjang dada.
Daffa yang melihat reaksi abi mengeluarkan smirk tanpa disadari oleh abi.dia melebarkan kakinya sehingga handuk yang dipakainya menyingkap keatas menampakkan paha putih mulus miliknya.

"Lo gak bakalan selamat fa"
Abi meraih tubuh daffa dan membantingnya keatas sofa yang empuk.dia menunduk lalu mencium bibir daffa dengan rakus.tangannya menahan kedua tangan daffa diatas kepala daffa lalu dengan sekali tarikan handuk daffa sudah melayang keatas meja

Daffa menghisap lidah abi yang bermain dimulutnya dengan kuat.
Abi menggila dengan tingkah binal daffa yang hanya ditunjukkan padanya.daffa meraih kaus abi lalu melepasnya begitu juga dengan abi yang melepas bawahannya.mereka sudah sama-sama telanjang.gesekan kulit semakin membuat nafsu abi membubung tinggi.

Mulut abi menyedot rakus puting kanan daffa.dia bingung ketika rasa manis memenuhi mulutnya.dia semakin kuat menyusu pada daffa sedangkan daffa meremas rambut abi karena sungguh hisapan abi pada dadanya sangatlah nikmat.dia juga merasakan ada yang mengalir keluar dari dadanya.

"Bi dada gue aneh rasanya"
Daffa menghentikan kegiatan abi lalu tangannya meremas dada kiri yang belum dihisap abi.dia kaget saat melihat cairan putih keluar dari sana walaupun tidak mengalir banyak.

"Abi langsung menyambar dada kiri daffa lalu kembali menghisapnya.abi juga menjilat leher daffa lalu menggigit hingga tercipta ruam biru.dia semakin menambah gigitan dileher dan dada daffa.

Tangan daffa meraih penis abi lalu menggesekkan ibu jarinya dikepala penis abi yang membuat abi menggelinjang.

Nafas mereka sudah sangat berat namun hal semacam ini sangat sayang dilewatkan.
Abi meraih paha daffa lalu memisahkan keduanya.dia masuk diantara kedua kaki daffa yang terbuka untuknya dengan tangan mengelus miliknya sendiri.

"Gue izin ambil ya fa"
Abi meletakkan ibu jarinya dipermukaan lubang daffa yang semakin berkedut kencang.daffa menggigit bibirnya karena sungguh dia sangat menginginkan milik abi mengoyak lubangnya.

Abi menggesek kepala penisnya dilubang daffa lalu mulai mendorong dengan perlahan.
Dia merasakan tubuh daffa menegang saat dia mencoba menembus lubangnya.

"Rileks sayang...tarik nafas"
Abi mencium bibir daffa untuk mengalihkan rasa sakitnya.dia kembali mendorong dengan kuat agar milliknya tertanam sepenuhnya.

Haakkk...kepala daffa menengadah terangkat merasakan besar dan panjang milik abi yang merobek bagian bawahnya.

"Gue janji gak akan lebih sakit dari ini"
Abi mulai mendorong dan menarik penisnya dilubang daffa.nafas daffa tercekat saat abi menghentak keras pada titiknya.abi tersenyum menemukan pusat kenikmatan daffa dan memukul keras disana.
Gerakan abi semakin cepat hingga membuat air mata mengalir dipipi daffa.

"Bii..fasterhhh
Daffa semakin menginginkan abi menghentaknya lebih kuat lagi.abi bergerak cepat mendorong miliknya didalam daffa.sesekali dia akan berhenti untuk menarik nafas agar pikirannya dapat jernih kembali.dia tidak akan mau cepat menembakkan cairannya karena sensasi jepitan lubang daffa membuatnya sangat candu.

Anghhhh...ahhkk....
Daffa berteriak tersendat-sendat saat mendapat pelepasannya.dia semakin mengetatkan lubangnya menjepit penis berurat abi.

"Sayang..sempit banget"
Abi merasakan kematian akan menjemputnya sekarang.sungguh daffa sangat pandai mempermainkannya.

Mmhhh...nghhhh...
Abi menggeram jantan saat menembakkan spermanya memenuhi lubang daffa.dia merasakan cairannya sangat banyak sehingga dia terus menghentak lubang daffa agar tidak mengalir keluar.

Nafas keduanya terdengar berantakan lalu abi kembali mencium bibir daffa dengan lembut.sungguh dia sangat menikmati remasan lubang daffa.

Tbc....

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang