Happy reading 🐣~tak apa.. tetaplah baik-baik saja~
°°°°°°°°°°
Daffa mengernyit heran mendapati keadaan rumah yang lebih ramai dari biasanya.daffa sudah tersenyum senang karena dia yakin sekali bahwa orangtuanya sedang berada di rumah.dengan cepat daffa melangkah masuk dan tambah dibuat heran dengan mamanya yang sibuk bolak-balik membawa pakaiannya dan memasukkan pada koper.
"Pa..maa..kalian udah balik?"
Daffa menghampiri mamanya yang tidak mempedulikan kehadiran dirinya.sementara papanya sedang duduk santai membaca majalah bisnis seakan tidak terjadi apa-apa."Daffa,mama dan papa akan bercerai.kami sudah merasa tidak cocok bersama lagi"
Nafas daffa tercekat mendengar perkataan mamanya.baru saja dia merasa bahagia karena kepulangan orangtuanya,tapi hatinya kembali dihancurkan dengan kabar yang sangat tidak mengenakkan untuk didengar."Tapi gimana dengan daffa ma? kenapa kalian gak pernah sekalipun mikirin perasaan daffa?kalian selalu berbuat semaunya"
Daffa menatap kosong kearah mamanya yang membelai rambutnya kaku."Keputusan kami sudah bulat sayang, nanti kamu juga bisa main kerumah mama kalo kamu mau"
Daffa menatap tidak percaya dengan apa yang dia dengar sekarang.tidak bisakah dia bahagia sebentar saja?
Daffa mengalihkan pandangan pada papanya yang tidak keberatan sama sekali.
Jadi ini maksud kepulangan mereka?hah..miris sekali hidupnya batin daffa menjerit."Terserah kalian, gue mau sendiri jangan pernah temuin gue lagi"
Daffa berlari menuju kamarnya dan mendobrak pintu dengan kuat.
Tubuhnya meluruh dibalik pintu dengan kepala disembunyikan diatas lututnya.tubuh itu bergetar dengan bibir yang digigit sekuat mungkin agar isakannya tidak keluar.
Kepalanya berdenyut nyeri karena beban pikiran yang ditanggungnya sendiri.
Daffa mencengkeram rambutnya hingga kulit kepalanya sakit dan perih untuk menyalurkan emosi.dia tidak pernah bercerita tentang masalah pribadinya pada siapapun termasuk pada kia.dia tidak mau memberatkan orang lain dan hanya menyimpan semuanya sendiri.
"Gue pengen nyerah"
Daffa berucap lirih lalu merangkak menuju lemari pakaiannya.dia mencari kotak kecil yang sengaja disimpan jauh didalam tumpukan baju agar tidak ada yang tau.Daffa mengunci pintu kamarnya lalu mengambil sebotol air mineral untuk membantu menelan pil tidur.dia hanya akan tertidur sebentar saja lalu besok akan terbangun kembali dengan sakit yang berbeda.dadanya berdegup kencang namun tidak dihiraukannya.dia memilih membungkus tubuh dengan selimut dan mulai memejamkan mata.
Lampu kamar yang mati menambah kesam suram kamar daffa.dia telah tertidur sejak setengah jam yang lalu dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi dan bibir pucat keringnya.
Lupakan masalahmu sebentar,mari selami mimpi indahmu dialam bawah sadar.nafas daffa sudah terdengar teratur dengan sesak didadanya yang juga mulai memudar.
°°°°°°°°°°
Pembantu rumah tangga merasa sangat khawatir karena dari semalam daffa tidak juga keluar dari kamarnya.sedangkan papanya sudah kembali melanjutkan bianis diluar negeri dan mamanya yang sudah pindah kerumah baru bersama calon suaminya.
Kepala pembantu menemukan hp daffa yang terletak diatas meja diruang tamu.dia segera membuka hp dan menelpon teman daffa agar bisa membujuk daffa keluar kamar.Sempat kebingungan akan menelpon nomor siapa karena selama ini daffa tidak pernah membawa seorang teman pun berkunjung kesini.pembantu itu menekan acak satu nomor panggilan dan memintanya datang kerumah daffa.sambungan telepon dimatikan setelah memberitahu alamat rumah pada teman daffa.
Sekitar lima belas menit menunggu, akhirnya bel rumah dipencet dengan tidak sabar.
Disana berdiri abi dengan wajah khawatir dan langsung melangkah masuk setelah diberi izin.daffa tidak bermaksud untuk menyimpan nomor telepon abi namun para senior yang menyuruh para mahasiswa baru untuk menyimpan."Langsung keatas saja nak"
Pembantu rumah daffa memberitahu dimana letak kamar daffa yang langsung dituruti oleh abi."Daf,daffa!!buka fa!"
Abi mengetok pintu dengan tidak sabaran.perasaan cemas membuat tubuhnya sedikit menggigil.tanpa menunggu lama dia menendang pintu kayu didepannya dengan sekuat tenaga agar bisa terbuka.
Abi berlari memasuki kamar daffa yang gelap dan dingin seakan tidak ada kehidupan disana.
Setelah menyalakan tombol lampu,abi menuju kearah daffa yang tertidur lelap.wajah pucat daffa terlihat sangat damai saat tertidur."Daffa bangun eiii"
Abi mengguncang tubuh daffa namun tidak ada pergerakan apapun.untunglah nafasnya masih berhembus meskipun terdengar sangat lemah.abi meraih tangan pucat daffa yang terasa dingin lalu menggenggamnya erat.
Beberapa pelayan sudah menelpon papa daffa namun dia hanya menyuruh agar memanggil dokter keluarga mereka agar memeriksa keadaan daffa.
Abi mengelilingi kamar daffa sementara daffa sedang ditangani oleh dokter.matanya menatap pada kotak obat dan inhaler yang pecah disudut kamar daffa."Sialan lo daf!"gigi abi bergemelatuk menahan amarahnya saat mengetahui daffa yang mengkonsumsi obat tidur.
"Lo punya asma daf?tapi kenapa lo mau dihukum lari keliling lapangan?" Abi membatin menatap sendu pada daffa.
Tbc...
Sorry for typo 🙏
![](https://img.wattpad.com/cover/313078963-288-k391697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hurt to be love(end) |Bl Lokal
Short StoryRasanya hidup daffa selama ini tidak ada hal yang menarik.semuanya hanya tentang masalah dan cara melarikan diri tanpa diajari cara menghadapi. Sejak kedatangan abian dikehidupannya membuat sedikit demi sedikit luka dan sakit daffa berkurang. Namun...