chapter 19 end

7.1K 397 20
                                    


Happy reading 🐣

~segala sesuatu tampak lebih manis~

°°°°°°°°°°°

  Abi sudah berada dirumah daffa sejak setengah jam yang lalu.hari ini mereka akan pergi ke suatu tempat yang daffa sendiri tidak tau kemana.

   "Udah selesai?"
Abi tersenyum melihat daffa yang berbalut pakaian yang kebesaran ditubuhnya.daffa mengangguk menjawab pertanyaan abi.mereka segera beranjak pergi dengan abi yang mengemudikan mobil dengan tenang.

"Kita mau kemana bii?"
Daffa menghela nafas lelah saat abi masih tidak mau menjawab pertanyaannya.abi terkekeh saat daffa memalingkan wajahnya kesal.

"Rumah siapa bi?"
Daffa memandang rumah dengan gaya modern minimalis bewarna putih dengan halaman yang luas dipenuhi tumbuhan disekitarnya.daffa menatap lama kearah rumah pohon yang berada disamping rumah.

"Kalo jadi rumah kita lo suka gak?"
Abi mengulurkan tangannya mengajak daffa memasuki halaman rumah.
Mereka mengelilingi setiap sudut rumah dengan decak kagum yang terus keluar dari mulut daffa.dia sangat menyukai desain interior rumah yang mewah dan menarik.

"Rencananya besok gue mau ajak lo pindah kesini,mau kan fa?"
Abi memegang pinggang daffa lalu menggiringnya keluar.suasana disekitar sangat tenang jauh dari kata bising karena lokasi yang berada dikawasan perumahan elite.

"Lo atur aja semuanya"
Mereka menaiki mobil untuk kembali kerumah daffa.selama di perjalanan abi terus menggenggam sebelah tangan daffa dan mengusapnya lembut.

°°°°°°°°°°°°°

"Bi,bangun...bi"
Daffa merasa tidak nyaman dengan pinggang dan perutnya sehingga dia sering terbangun.kakinya juga pegal-pegal,dia berbalik kekanan namun juga tidak merasa nyaman lalu kembali telentang.

    Malam ini abi menginap dirumahnya karena membantu daffa mengemas semua barang yang akan dibawa saat pindahan besok.daffa tidak membawa banyak barang karena nanti pasti dia akan belanja barang baru lagi.

Abi juga tidak keberatan karena memang daffa telah menjadi tanggung jawabnya.masalah uang dia tidak akan khawatir karena dia seorang ceo di perusahaan menggantikan papanya.

Abi membuka matanya saat merasakan pergerakan daffa yang gelisah disampingnya.dia mendudukan diri lalu dengan cekatan mengurut kaki daffa yang membengkak.daffa juga sering membangunkannya untuk mengantar ke kamar mandi.

   "Tunggu disini bentar fa gue ambilin air hangat dulu"

Daffa memandang kepergian abi lalu menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang. Daffa merasakan perutnya teramat sakit diikuti celananya yang basah oleh cairan.

Awwhh...daffa memegang perutnya yang sakit,dia tidak kehilangan akal namun daffa tetap mengatur nafasnya setenang mungkin.dia mencoba menahan sakitnya sampai abi kembali memasuki kamar.

"Fa,sayang..kenapa?"
Abi dibuat terkejut karena keadaan daffa yang kacau dengan ringisan yang keluar dari mulutnya.dengan cepat abi meraih tubuh daffa lalu menggendongnya turun menuju mobil.dia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi karena tidak kuat melihat daffa yang merintih kesakitan.

"Dokter!tolongin bini gue!"

Abi tidak menahan suaranya untuk berteriak setelah mereka sampai di rumah sakit.dia sangat khawatir dengan kondisi daffa juga calon buah hati mereka.bajunya sudah basah dengan air ketuban daffa,dengan cepat dia melepaskan bajunya hingga kini tubuh atasnya tidak memakai apapun

"Iya ma daffa mau melahirkan, sekarang kita lagi dirumah sakit"
Abi memutuskan sambungan telepon,lalu menggenggam tangan daffa ikut memasuki ruang operasi.

    Sungguh dia tidak pernah setakut ini dalam hidupnya tapi kali ini dia merasa sangat lemas melihat keadaan lemah daffa.

Abi berjongkok memeluk daffa yang dibius dengan airmata yang tak berhenti mengalir.sesekali dia akan melihat para dokter yang berjuang mengeluarkan bayi mereka.

"Makasih Tuhan...

Abi memeluk daffa semakin erat saat suara tangisan bayi memenuhi ruang persalinan.dia dibuat heran karena dokter masih terlihat sibuk dengan perut daffa.matanya melotot saat mendapati dua orang bayi lahir selamat dengan wajah yang mirip.

"Fa,anak kita kembar sayang"
Abi bersandar ke dinding lalu memeluk kakinya menangis terharu.dia tidak membayangkan akan mendapat dua anak sekaligus.

Daffa terkekeh pelan melihat abi yang berada dilantai dengan telanjang dada.daffa meraih bayi perempuan yang telah diberi kain penghangat lalu mendekatkan kedadanya.daffa awalnya sedikit aneh saat bayinya menghisap rakus air susunya namun dia akan membiasakan diri.

  Daffa memberikan bayi perempuan kecilnya pada dokter lalu bergantian menyusukan bayi laki-lakinya.

Abi yang telah mengumpulkan tenaganya segera berdiri untuk melihat wajah bayi mereka.
Yang laki-laki sangat mirip dengannya sedangkan bayi perempuan mereka manis seperti daffa.

"Hikss..fa,,gue punya dua bocah"
Air mata abi kembali mengalir membasahi pipi bayi perempuan yang digendongnya.nanti akan dia beri nama yang bagus seperti nama mereka batinnya.

°°°°°°°°°°°°

     Mereka bertiga sudah dibolehkan pulang karena kondisi daffa juga sudah cukup pulih.
Orangtuanya tidak menjemput karena mereka sibuk mempersiapkan pesta kecil untuk menyambut kelahiran cucu-cucu mereka.

Abi juga mengundang gilang sahabatnya.gilang terdengar sangat girang mengetahui  bahwa anak abi telah lahir.dia juga ikut mempersiapkan pesta yang diadakan dirumah baru milik abi dan daffa.

Hani yang melihat daffa kesusahan turun mobil segera membantunya.sedangkan abi menggendong dua orang bayinya yang langsung direbut oleh papanya dan gilang.

"Ayok istirahat dulu nanti baru kita mulai pesta penyambutannya"
Mereka memasuki rumah dengan senyum yang tidak henti merekah dibibir semuanya.

"Capek?"
Abi menolong daffa agar merebahkan diri dengan nyaman di ranjang empuk disertai kasur bayi disisi kanannya.

"Gak terlalu,yok turun gue mau lihat pesta yang disiapin buat twins"
Abi menggendong daffa brydal style menuju ruang keluarga.disana gilang yang sibuk mengambil gambar kedua anaknya yang terlelap mengalihkan kamera untuk memotret daffa yang digendong abi.

°°°°°°°°°°°°

Sementara semua orang sedang menikmati makanan,lain dengan abi dan daffa yang menghabiskan waktu di bawah sinar bulan.daffa yang bersandar nyaman dipelukan abi dengan jaket abi menutupi tubuhnya.
Mereka dapat melihat keadaan didalam rumah dari kaca besar yang menjadi pembatas.

Abi memegang pipi daffa lalu mencium pipinya berulang kali.abi menempelkan bibirnya dengan bibir plum daffa lalu melumatnya ganas.abi melingkarkan kakinya ditubuh daffa lalu memutar tubuh daffa padanya.
Abi memasukkan kepalanya kedalam baju kaus daffa lalu menghisap dada daffa rakus.air susu daffa juga melimpah karena hormon melahirkan yang melonjak naik.

Daffa menunduk malu saat orang didalam rumah melihat kegiatan mereka namun dia tidak menghentikan kegiatan abi karena dia juga merindukan sentuhan abi ditubuhnya.

"Jangan lupa pengaman lagi bi,bisa nambah satu bayi lo nanti"
Gilang menyoraki abi yang dibalas jari tengah.abi membawa daffa memasuki rumah karena hari yang sudah mulai dingin.
Biarlah malam ini hanya ada dia dan daffa pikirnya.

    
                         END

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang