chapter 7

4.4K 327 9
                                    


Happy reading 🐣

~kita hanya dua badut yang diperbudak dunia~

°°°°°°°°°°

Acara yang diadakan kampus berjalan dengan lancar karena kerja sama yang bagus antara panitia dan anggota.
Daffa juga memberikan penampilan yang membuat penonton terpukau mendengar suara lembutnya.

Sekarang tibalah acara penutupan dengan sepatah kata dari bapak Reinaldi yang merupakan donatur dari kampus mereka.

Daffa tersenyum mengejek saat pria tua itu menebar senyum palsu diatas sana.
Daffa jengah melihat papanya yang sesekali akan melirik kearahnya.daffa heran kenapa bisa kampus mengundang papanya diacara ini namun dia tidak begitu peduli karena hatinya sudah mati rasa pada orang yang disebutnya sebagai keluarga.

"Kak gue pamit duluan ya, gue gak enak badan"

Daffa berpamitan pada panitia acara dan melirik kearah belakang panggung untuk mencari keberadaan abi,namun dia tidak bisa menemukannya di manapun.daffa menghela nafas lelah lalu berjalan menuju perpustakaan untuk berdiam diri.

Langkah daffa terhenti saat adel dan teman satu geng nya menghalagi jalan.

"Lo gila ya daffa,lo kenapa gak bantuin gue ngomong sama abi?senang lo liat gue diputusin abi hah?! dasar lo homo najis!"

Adel menjambak poni daffa sehingga rambutnya acak-acakan.daffa memegang pergelangan tangan adel dan mencoba menjauhkannya.

"Del ada abi del"
risa yang melihat abi berjalan kearah pustaka mengintrupsi adel agar menjalankan rencana mereka.

"Awwhh...daffa heran melihat adel yang membanting dirinya pada tembok beton hingga menyebabkan pelipisnya berdarah.adel memegang kepalanya dan mulai terisak kecil.

"Daf,lo apain adel haa?!! lo berani main fisik sama cewek?
Ckk...selain berandalan lo juga kasar banget ya,nyesel gue milih lo daf"

Abi berjongkok untuk melihat keadaan adel yang cukup mengenaskan.daffa terdiam mendengar abi berbicara seperti itu padanya.dia mulai bisa mempercayai orang lain namun secepat ini dia dibuat sadar diri.

"Iya bi,daffa berani nampar adel mana keras banget lagi"
risa ikut memanaskan keadaan hingga menyudutkan daffa.

"Anjing sekali bego bakalan tetap bego ya?"
Daffa berbicara sarkas pada abi lalu meninggalkan mereka menuju parkiran.sehari saja tidak ada hari yang baik bagi daffa.

Abi tidak menoleh untuk melihat kepergian daffa.dia merasa sangat marah jika ada yang berani main fisik dengan wanita karena dia sangat menghormati bundanya.namun abi salah karena tidak mendengar penjelasan dari daffa.

°°°°°°°°°°

  Daffa menghentikan motornya didepan minimarket.dia akan membeli beberapa keperluan yang telah mulai habis dirumahnya.
Daffa berjalan menuju rak mie instan dan mengambil sepuluh bungkus dengan rasa pedas.dia juga mengambil 2 bungkus rokok berjaga-jaga jika ingin menghisapnya dan mengambil pemantik api lalu membawanya ke kasir.

Hujan turun sangat lebat membasahi jalanan sore hari.daffa terdiam menunggu hujan teduh didepan kursi yang disediakan.sudah sekitar 15 menit namun tidak ada juga tanda akan berhenti.dia mengikat barang belanjaannya dengan erat lalu memasukkan kedalam tasnya.dengan cepat daffa berlari menuju motor dan memacu gasnya agar cepat sampai di rumah.

"Hujan air atau hujan es sih yang turun?dingin banget"
Daffa melangkah masuk lalu mengeluarkan belanjaanya.dia berlari menuju lantai atas dan mengganti pakaian tanpa mandi terlebih dulu.

Daffa kembali ke dapur untuk memasak mie instan karena perutnya sangat lapar.

Dia tidak sempat makan dikampus karena sibuknya acara ditambah drama yang terjadi dengan adel.

Daffa membawa nampan kekamarnya dan makan dalam diam.sebenarnya dia tidak cukup kuat dengan rasa pedas tapi dia menyukai rasa pedas karena pedas itu cerminan dari rasa sakit.

"Gue begok banget anjing"
Daffa memukul-mukul kepalanya mengingat saat dia dan abi yang melakukan hal menjijikkan di rooftop.seharusnya dia tidak percaya secepat ini pada abi karena dia tau akhirnya hanya dia yang akan terluka.

Tingg... telpon daffa berbunyi menandakan ada pesan masuk.dia melihat sekilas pesan dari abi yang minta maaf padanya.pesan lain juga masuk yang mengingatkan supaya daffa makan makanan sehat dan banyak lagi.

Daffa mematikan hp nya dan melemparnya kearah ranjang lalu mencoba menghabiskan kembali makanannya.selera makannya sudah hilang karena memikirkan hal apa lagi nanti yang akan dihadapinya.

Belum lagi papanya juga sedang berada di rumah.sungguh daffa sudah sangat lelah dengan masalah yang terus menghampirinya,namun dia tidak bisa menolak dan harus menjalaninya.

°°°°°°°°°°

"Papa akan menikah lagi dan papa akan tinggal disini lagi daf,bisnis perusahaan akan papa pindahkan kesini"

Reinaldi berbicara tanpa melirik kearah daffa.dia hanya bermaksud memberitahu bukan meminta izin pada daffa.
Daffa hanya diam tidak menanggapi ucapan papanya.perutnya melilit sakit dan membuatnya tidak nyaman.

"Terserah papa,kalo gak ada lagi yang mau diomongin daffa mau tidur dulu"
Daffa beranjak pergi denga tangan mengelus perutnya.dia tidak terpengaruh dengan papanya akan menikah atau apapun itu asalkan tidak mengganggu dirinya.

Daffa memuntahkan kembali makanan ke wastafel.perutnya sudah lebih baik namun kembali kosong tidak berisi apapun.daffa meminum cola agar menetralkan rasa pedas mie instan tadi.

"Gue males keluar buat cari makan"
Daffa bergumam lalu menuju ranjangnya untuk tidur.semoga rasa laparnya dapat hilang dengan tidur nanti.

Tbc....

hurt to be love(end) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang