Pagi hari Jisung terjaga dari pingsannya. Dia langsung mengeluh karna kepalanya pusing dan pinggulnya sakit. Matanya yang buram digosok-gosok hingga membaik dan Jisung baru sadar jika dia tidak mengenakan sehelai benang pun
"akh" Jisung memegangi dadanya yang sakit dan mendapati dadanya mendapat luka goresan yang tidsk diketahui dari mana asalnya
"huh?" kaeget Jisung. Otaknya langsung menayangkan aktivitas yang dia lakukan semalam yang membuatnya takut sekaligus khawatir
"bu..bubu?"
Jisung bangkit berdiri kemudian melihat ke pojok ruangan. Taeyong ada disana sambil menangis yang mana Taeyong juga tidak mengenakan sehelai benang pun. Baju yang ada ditangannya digigit kuat agar tangisnya berhenti
"bubu?"
Jisung merasa sangat bersalah sekaligus malu dan kecewa. Dia sudah berusaha menjauhkan diri dari Taeyong agar perkara ini tidak berlaku namun tetap terjadi
"bu maaf"
Jisung ingin mendekat kearah Taeyong namun Taeyong langsung melemparkan apa yang ada didekatnya agar Jisung tidak datang mendekat kearahnya. Jisung sudah tidak dapat dimaafkan lagi karna kesalahannya kali ini sudah sangat fatal
"Bu maafin aku. Aku beneran ga sadar sama apa yang aku lakuin semalam bu" ujar Jisung memohon ampun dari Taeyong namun Taeyong masih menggeleng sambil menangis
Pisau yang entah Taeyong dapatkan darimana dikeluarkan dan menodongnya kearah Jisung. Jisung membulatkan maat tak percaya dengan aksi bundanya itu
flashback
"hengg" Taeyong memgang kepalanya yang sakit serta pusing
"Akh" Holenya terasa perih saat Taeyong mencoba untuk mengalihkan sesuatu yang menindihnya dan disitulah dia teringat dengan kejadian yang dilakukannya bersama Jisung tadi malam
Tangannya menggeletar saat mendapati tubuh telanjang yang menindihnya itu ialah tubuh Jisung. Dia langsung saja mendorong tubuh Jisung hingga ambruk disampingnya
Dengan air mata yang mengalir deras, Taeyong menggelangkan kepalanya kemudian berundur dari atas kasur hingga terjatuh
brukk
"hikss akhh"
Taeyong menjadi sangat benci pada putranya saat ini. Seluruh tubuhnya menggeletar menahan amarah yang membuak-buak padahal dia tidak tau apa yang terjadi pada Jisung
"Jisung...kamu beneran udah lewat batas kemarahan bunda"
Taeyong menunduk mencari pisau yang dia sembunyikan dibawah kasur yang sebenarnya dia gunakan untuk menyelamatkan diri jika rumah dipecah masuk saat Jisung sedang berada diluar
Pisau itu digapai. Taeyong berusaha menaiki kursi rodanya lalu mendekat kearah kasur. Taeyong mengarahkan pisau itu tepat kedada Jisung dan tanpa berfikir panjang langsung melukai kulit bahagian dada Jisung hingga mengeluarkan sedikit darah
"bunda"
"ichung cayang bunda"
"bunda jangan sakit"
"I love you mom"
Taeyong mengangkat semula tangannya dan menjauhkan pisau tersebut. Tangisannya semakin menguat karna bingung harus apa. Suara Jisung bermain dikepalanya membuat dia tidak sanggup melukai Jisung
"Hikss Jiee kamu tega sama bunda Jiee.. Kamu jahat!" ujarnya sambil menangis keras. Disitulah Taeyong memilih untuk duduk dipojok kamar sambil menangis. Dia sangat buntuh dan tidak tahu harus bagaimana lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Mom| Jiyong 🔞
RomanceDari masalah sang ayah yang tak menginginkan anak keduanya hingga membuat si ibu meninggalkan si sulung dan sang suami demi si bungsu hingga ke masalah hubungan terlarang ibu dan anak. Bisakah masalah seperti ini selesai atau harus mengorbakan nyawa...