"Loh Dek! Adek! Adek mau kemana?" Suster kaget melihat Jisung berjalan meninggalkan kamarnya dan berlari ke kamar samping
"Jangan ganggu! Gw cuma mau ke kamar bunda gw!" maeah Jisung. Suster tadi hanya mengekori Jisung dari belakang padahal Jisung masih harus dirawat tapi Jisungnya tidak bisa menunggu
CEKLEK
"Bun"
Langkahnya melaju memeluk sosok yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Taeyong masih belum sadarkan diri meskipun sudah tiga jam berlalu.
flashback
"gw mohon jangan kenapa-napa" ujar Jisung sambil menggenggam kuat tangan Taeyong. Air matanya terus mengalir membuat bajunya semakin basah
"Dek, tenang ya" ujar si suster namun Jisung memang tidak bisa tenang. Dia sangat khawatir sekaligus panik sampai lupa dia juga terluka
Jisung pingsan dalam perjalanan ke rumah sakit. Taeyong dan Jisung dilarikan ke ruangan yang berbeda. Jisung harus menjalani rawatan normal namun Taeyong harus menjalani pembedahan
Setelah dinyatakan sudah normal, Jisung diletakkan di kamar 221 manakala Taeyong dikamar 220.
flashback off
Jisung meneruskan tangisan sekaligus penyesalannya setelah sadar dari pingsan. Beberapa kali dia menampar wajahnya sendiri padahal yang salah itu mobil yang mereka sewa bukan dia, namun setelah membentak Taeyong waktu itu membuatnya merasa ini merupakan salahnya
"pak kita ke kamar bapak dulu ya?" bujuk suster namun Jisung benar-benar memberontak dan menepis lengan si suster kasar
Mereka akhirnya meletakkan kasur Jisung sekamar demgan Taeyong namun Jisung tidak berada di kasurnya. Dia masih setia disamping Taeyong namun bedanya dia sudah tidak menangis namun terlihat kecewa
"dek"
Dokter menyentuh pundak Jisung pelan dan Jisung langsung menoleh. melihat kertas yang ada di tangan Dokter, Jisung tau jika Dokter akan memberitahunya kondisi Taeyong
"iya dok. Dia gapapa kan dok?" tanya Jisung
"Iya dia tidak apa-apa. Dia sudah kembali normal pada umumnya cuma saja belum sadarkan diri. Tapi pak"
Senyuman Jisung luntur mendengar ada tapi di kata-kata dokter tadi. Dia menatap dokter itu tajam karna tidak akan menerima apa-apa khabar yang tidak bisa ditanggungnya
"Dia lumpuh"
Jisung ambruk. Dokter dan suster langsung menahannya walau sedikit telat. Jisung tidak tau harus memberi tahu Taeyong bagaimana. Mereka saja belum selesai berantem tadi sebelum kecelakaan
"Dok tolong bantu dia. Saya bakal ngasih semua uang yang saya punya asal dia bisa berjalan lagi" ujar Jisung dengan memohon
Dokter menghela nafasnya. Dia membantu Jisung untuk berdiri semula kemudian memeluk Jisung. Tangannya mengusap punggung Jisung kemudian menepuknya beberapa kali
"Maaf tapi cuma ini yang kami bisa. Dia bisa sembuh lagi cuman tidak ada jaminan. Maaf" ujarnya kemudian pamit keluar dari kamar Jisung dan Taeyong bersama para suster yang lainnya. Jisung mengacak-acak rambutnya frustrasi
Tubuh Taeyong ditolak sedikit untuk memberi ruang kepada Jisung. Jisung sangat lelah, bukan tubuhnya tapi fikirannya. Dia memilih untuk tidur disamping Taeyong sambil memeluk tubuh Taeyong erat
Dua jam kemudian
"jie?"
Jisung terjaga dengan cara kaget. Dia langsung bangkit ke posisi berdiri. Dirinya mulai panik saat melihat Taeyong yang sudah mulai sepenuhnya sadar karna sudah tiba masanya untuk dia memberitahu Taeyong soal berita buruk itu
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Mom| Jiyong 🔞
RomansDari masalah sang ayah yang tak menginginkan anak keduanya hingga membuat si ibu meninggalkan si sulung dan sang suami demi si bungsu hingga ke masalah hubungan terlarang ibu dan anak. Bisakah masalah seperti ini selesai atau harus mengorbakan nyawa...