16. angry ಠ︵ಠ

140 2 1
                                    

Berlari meninggalkan Rakha saat dirinya hampir saja di pukul oleh Rakha. Kembali duduk di mejanya dengan tawa yang tetap ada di wajahnya tanpa hilang membuat Bian bertanya-tanya mengapa sahabatnya yang satu ini?

Menyenggol lengan Ragil dan hanya dibalas dengan kodean alis. "Lo kenapa barusan ketawa sambil lari kek orgil." Tanya Bian membutuhkan penjelasan.

Mereka berdua malah asik meng gibah disaat yang lain mengerjakan tugas yang diberi Bu Anita. Santai saja..bukankah bisa diselesaikan nanti atau tidak kan bisa menyontek teman-teman nya.

"Lo tau ga si? Hahaha..Rakha terlambat njirr mana dihukum panas-panas an." Jelas Ragil yang didengar Ana, membuat Ana sedikit tertarik juga ingin bertanya.

Memanggil Ragil pelan agar Bu Anita tidak dengar. "Ragil..." Panggil Ana pelan.

"Hah apa?" Mengerutkan keningnya dengan badan memutar kebelakang juga diikuti oleh Bian yang ingin tau.

"Rakha dihukum? Terlambat ya?"memastikan jika Ana tadi tidak salah mendengar ucapan Ragil dengan Bian.

"Iya. Ayang Lo tadi mukul gw anjirr!" Adu Ragil dengan wajah kesalnya.

"Kok Lo ngadu." Ucap Bian menyenggol bahu Ragil.

"Hahaha..udah hey nanti ketauan Bu Anita tu." Peringat Ana langsung dibalas anggukan kepala oleh Bian juga Ragil yang langsung menghadap depan.

Bel istirahat pertama sudah berbunyi saatnya Ana juga teman-temannya pergi kekantin. Memreka lebih suka duduk di kantin tapi tidak memesan. Berjalan beriringan dengan Ela yang tidak bisa diam terus saja membicarakan Bu Anita yang tadi menyalahkannya.

"Pojok aja yuk." Ajak Ela disetujui mereka bertiga.

Disisi lain Rakha yang sedang duduk di pinggir lapangan karna kelelahan juga ditambah lagi dengan teriknya matahari membuat Rakha hampir saja pingsan.

Menatap teman-temannya yang berjalan kearahnya dengan muka menertawakan dirinya. Sudah terbiasa jika Rakha terlambat tapi ini dia sendiri, yang biasanya terlambat ber-5 namun sekarang hanya dirinya seorang.

"Kacian banget qwaqwa Rakha." Kasian Ragil dengan ucapan yang di buat-buat.

"Kok Lo bisa telat?" Tanya Bian kepo.

"Nge-game gw Cok Ampe malem." Jawab Rakha sembari berdiri untuk pergi ke kantin.

Mereka menatap satu sama lain lalu berjalan mengikuti Rakha dengan obrolan-obrolan ringan. Rakha menatap sekeliling mencari keberadaan seseorang untuk meminta maaf karna dirinya tidak menjemputnya, siapa lagi jika bukan Ana.

Mendekat kearah meja Ana juga duduk di sampingnya dengan Ana yang sibuk memainkan ponselnya dengan tangan sibuk mengambil kentang goreng. Rakha yang bingung harus mulai dari mana hanya berdehem saja walaupun tidak ada respon yang Ana berikan.

"Anastasya.." panggil Rakha pelan yang langsung membuat Ana menoleh dan membalas dengan satu alis terangkat.

"Minta maaf soal tadi." Ujar Rakha ke Ana langsung membuat mereka yang mendengarnya kaget.

"Anjirr Rakha Lo minta maaf?" Tanya Ragil bingung, bukan hanya Ragil sebenarnya tapi orang yang mendengarnya. Ana juga sedikit aneh jika Rakha meminta maaf kepadanya.

"Ngapain minta maaf dah." Ucap Ana enteng.

"Gw telat sumpah. Hp gw mati ga sengaja ke nonaktifkan." Balas Rakha menceritakan apa yang sebenarnya terjadi mengapa dirinya tidak menjemput Ana.

"Biasa aja kali, gw juga bisa berangkat sendiri." Jawab Ana santai.

"Lo ga makan?" Tanya Rakha mengalihkan pembicaraan.

RAKHAMINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang