Mendudukkan dirinya di kursi makan untuk sarapan. Menatap layar ponselnya tanpa ingin menatap kedua orangtuanya, Ana ingin ke pantai entah mengapa tiba-tiba saja. Setelah sarapan ini mungkin Ana akan mengajak Rakha atau temannya untuk menemaninya ke pantai.
Libur kali ini Ana sangat bosan, terlebih hari ini dia sedang tidak bersemangat entah mengapa. Memakan makanannya dengan telaten, hanya ada dentingan sendok dan garpu sungguh senyap meja makan ini.
"Ana mau tanya." Kata Ana kepada kedua orangtuanya, tatapan Ana tetap tertuju di makanan tanpa melirik mereka.
"Ada apa?" Tanya Saga.
"Bisa kalian kasi penjelasan yang masuk akal tentang perjodohan ini?" Pinta Ana sebab menurutnya perjodohan ini sedikit tidak masuk akal.
"Ada alasan lain kenapa papa menjodohkan mu." Jawab Saga membuat Ana menatap sang papa.
"Apa?" Kepo Ana saat papanya berhenti bicara.
"Kamu tanya saja kepada Rakha. Dia mungkin tau." Ucap Saga membuat Ana mendesah pelan.
Setelah acara makan selesai Ana duduk untuk menonton televisi. Hari Minggu hari khusus untuk bersantai dan menikmati kehidupan tanpa memikirkan beban hidup. Berjalan membukakan pintu saat bel sedari tadi berbunyi.
"Kenapa?" Tanya Ana melihat ternyata Rakha yang memencet bel rumahnya.
Menyodorkan bag makanan dari maminya untuk Ana. "Dari mami." Jelas Rakha datar.
"Loh ada Rakha. Masuk dulu sini, duduk duduk." Ajak Sarah ditolak baik oleh Rakha.
"Maaf Tante ga dulu. Aku ada urusan." Kata Rakha yang di angguki Sarah.
"Nih dari maminya Rakha." Ujar Ana memberikan bag makanan kepada mamanya.
"Makasi ya. Salam juga buat Gita." Senyum Sarah sopan lalu masuk kedalam.
Tanpa pikir panjang Rakha berjalan meninggalkan Ana yang bingung didepan pintu. Berlari kecil mencegat Rakha membuatnya harus memberhentikan langkahnya. "Kenapa?" Tanya Ana yang hanya dibalas satu alis terangkat oleh Rakha.
"Tumben banget Lo gitu." Bingung Ana.
"Gue ada urusan." Ucapnya melepas genggaman tangan Ana kemudia berjalan kearah motornya sebelum meninggal perkarangan rumah Ana.
"Gue salah apa?" Tanyanya pada diri sendiri. Berjalan memasuki rumahnya kemudian bersiap-siap untuk pergi kerumah teman-temannya. Sebelum menjemput mereka, Ana menyempatkan mengabari agar mereka bisa bersiap-siap walaupun hanya waktu beberapa menit untuk sampai di rumah teman-temannya.
Bidadari kayangan 😘💘🤩
Gue mau kerumah kalian
Siap-siap kita kumpul di rumah violaEla prik nauzubillah
Anjir Lo buat orang jantunganGue mau jalan
Viola edan1
OkeFina edan2
Gue otwEla prik bangett
Buset pake kekuatan ultramen Lo pada?Y
Tersenyum kecil lalu menutup ponselnya. "Kerumah viola mang." Kata Ana di iyakan oleh mang asep.
"Tadi mang Asep liat kamu kayak lagi berantem sama cowo itu siapa tadi ya namanya lupa." Ujar mang Asep sedikit kebingungan dengan siapa nama lelaki itu.
"Rakha mang namanya." Penjelas Ana.
"Iya itu Rakak." Ucap mang Asep membuat Ana tertawa.
"Gatau si, tadi dia aneh banget masa berubah gitu." Curhat Ana yang di dengar baik mang Asep.
"Biasanya ya, cowo kalo gitu mah ya cemburu atau ga ya kamu buat kesalahan sama dia." Nasihat mang Asep bijak.
"Ishh tapi Ana ga buat kesalahan, cemburu juga sama siapa?" Bingung Ana yang juga membuat mang Asep bingung. Tak berselang lama mobil Ana memasuki pekarangan rumah Viola, berpamitan kepada mang Asep kemudian turun dan langsung memencet bel rumah Viola.
"Belum ada yang Sampek?" Tanya sembari memasuki rumah Viola.
"Fina udah di kamar." Balas Viola diangguki Ana.
"Hai ayang ku.." sapa Fina aneh.
"Najis Lo." Balas Ana kemudian merebahkan tubuhnya di kasur empuk milih Viola.
"Lo ngajak main buat tiduran doang." Bingung Viola melihat Ana memejamkan matanya.
"Hehe.." jawab Ana dengan cengiran. Ana terbangun dari tidurnya saat pintu kamar Viola terbuka kasar sebab Ela yang masuk tanpa salam juga seperti tidak santai itu.
"Berisik Lo."
"Pintu gue rusak njirr."
"Ngeri oii."
Ela yang mendengar keluhan teman-temannya hanya tertawa kecil lalu bergabung duduk diatas kasur bersama dengan mereka bertiga. Kebiasaan yang mereka lakukan hanya seperti ini, pergi kerumah salah satunya lalu hanya tidur-tidur saja tidak ada kegiatan.
"Gue pengen kepantai tadinya tapi sekarang males." Kata Ana di balas decihan sinis mereka.
"Gue udah seneng kirain mau ke pantai beneran ini." Kecewa Fina memeluk bantal dengan muka sedih.
"Panas. Gue juga males, mending kita ngapain gitu yang lain." Ucap Viola berpendapat.
"Nonton gimana?" Tanya Ela yang sibuk memakan Snack yang Ana bawa. Sebenarnya ini Snack pemberitahuan Rakha waktu itu, karna menurutnya lebih baik ia bagi-bagi sebab itu terlalu banyak jika ia makan sendiri.
"Eh tunggu." Kata Ana duduk dari tidurnya tadi. "Masa ya Rakha tadi cuek in gue." Lanjutnya.
"Emang biasanya gimana?" Bingung Viola juga yang lain.
"Biasanya ga gitu. Tadi kayak ngehindarin gue." Curhat Ana mendesah pelan karna bingung.
"Lo ada salah kali, coba tanyain baik-baik terus kalo emang Lo salah minta maaf." Nasihat Ela bijak.
"Bodoamat ah. Nonton aja yuk." Ajak Ana lalu mencari pencarian film.
**
Sorry kalo chapter ini kurang menarik, but the problem adalah otak gue tiba-tiba berhenti gatau knpa.
JANGAN LUPA VOTE GESS ☝🏻
SEMANGAT BUAT KALIAN..Byeee 💘🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHAMINE
Teen Fiction⚠️ BANYAK KATA KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. (ON GOING) *sudah diperbaiki dari awal. ** Musuh gue suka ke cewe gue? Bantai anj*ng! ** Kawasan perkelahian, toxic dsb gasuka bisa skip!! JANGAN HANYA DIBACA!! GUEH CAPE NULIS RATUSAN KATA TAPI GAADA YANG...