19.tunangan.

108 2 1
                                    

Hari-h tiba, dimana Rakha juga Ana bertunangan. Dijodohkan tidak seburuk yang mereka pikirkan, walaupun awalnya mereka berdua sama-sama menolak namun seiring berjalannya waktu mencoba untuk menerima semuanya yang memang seharusnya mereka bawa bahagia.

Acara yang hanya di datangi oleh keluarga dekat keduanya juga dengan teman-teman yang benar-benar dekat saja, awalnya Ana ingin mengajak temannya yang lain juga namun tidak Rakha perbolehkan takut-takut jika berita ini akan diketahui oleh anak SMA langit biru bisa-bisa kacau.

Setelah acara pertunangan selesai yang dilanjut dengan hidangan begitu juga Ana dan Rakha sekarang yang duduk bersama dengan teman-teman mereka semua. Ucapan-ucapan selamat dari mereka juga tak ketinggalan ejekan yang dilontarkan kepada keduanya.

Rakha melepas kemeja yang dikenakannya langsung dipakaikan kepada Ana yang memang memakai gaun sedikit terbuka dengan bahu terlihat jelas. "Apa?" Tanya Rakha saat Ana menatapnya.

"Natap doang." Jawab Ana mengkancingkan kemeja yang ia pakai itu.

"Masi aja sok kul Lo." Ejek Jeje menatap Rakha.

"Siapa? Gw?" Tanyanya menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah siapa lagi."

"Ga anjir. Rakha tu kaya an-" terhentinya ucapan Ana saat Rakha sudah membekab mulutnya dahulu menggunakan tangan Rakha.

"Diem sayang." Peringat Rakha membuat yang lain heboh hingga menggebrak meja.

"Anjirr sayang."

"Buaya Lo."

"Rakha Lo sehat kan ya? Ga sakit kan?" Tanya Bian tidak percaya perkataan Rakha.

Ela menendang kaki Ana dari bawah meja dan langsung kode menggunakan matanya yang seperti berucap sesuatu yang Ana mengerti. Dan Ela, Fina, Viola juga Ana menggunakan mata mereka untuk berbicara membuat para cowo yang ada disana menatap bingung mereka.

"Lo pada ngapain anjir. Tatap tatapan gitu." Bingung Ragil.

"Biasa cewe, kode kodean." Ucap Egi.

"Kepo Lo Dora." Ejek Ela pada Ragil.

"Lo kali Dora." Ejek Ragil balik.

"Lo lah! Kok gue si!" Kesal Ela tidak terima.

"Lo dulu yang mu-" balasnya terpotong peringatan dari Rakha.

"Diem! Gw sumpel mulut Lo berdua." Ancam Rakha membuat keduanya menutup mulut rapat-rapat.

"Sini jangan jauh-jauh." Ujar Rakha menarik bangku Ana mendekat kepadanya.

"Buset iya deh yang di jodohin." Sindir Ragil dengan memakan makanannya.

"Oh ya gw mau kasi tau kalian." Ucap Rakha membuat semuanya menatap lekatnya. "Gw sama Ana resmi tunangan juga pacaran." Lanjutnya dengan merangkul Ana membuat yang di rangkul kaget bukan main.

"Asem kenapa Lo ngomong!" Kesal Ana memukul Rakha.

"PJ LAH!" Pinta Bian di setujui semuanya.

"Santai nanti gw kasi PJ." Enteng Rakha membuat yang lain bertanya bagaimana mereka bisa berpacaran juga berbagai pertanyaan yang lainnya.

Seiring berjalannya waktu membuat para tamu juga teman-teman Ana juga Rakha sudah pulang. Mereka berdua kini sedang duduk dengan kedua keluarga yang sedari tadi membicarakan nantinya, perbincangan yang menurut Rakha sudah terlalu jauh membuatnya enggan untuk mendengarkannya.

"Jalan-jalan yuk." Bisik Rakha pelan.

"Ayok." Jawab Ana membuat Rakha berdiri dengan menggenggam tangan Ana erat juga di pandang semua orang yang berada di meja itu.

"Kemana Rakha?" Tanya Rafa saat melihat putranya berdiri dengan serta menggandeng Ana.

"Jalan-jalan sebentar pa." Balas Rakha.

"Pakai mobil papa. Jangan buat Ana lecet." Peringat Rafa memberikan kunci mobilnya.

"Rakha, gue ikut ya." Pinta Silvi anak teman kerja ayahnya.

"Apasi Lo. Gue mau pergi sama cewe gue." Jelas Rakha sedikit menggunakan nada tinggi. Yang lain hanya menyaksikan perdebatan mereka, Rafa juga Saga tak enak hati untuk menyuruh Silvi anak rekan kerja mereka agar tidak ikut Rakha juga Ana.

"Oh ayolah, Silvi hanya ingin jalan-jalan. Ajak saja, yakan Rafa? Saga?." Ujar papa Silvi dibalas dehem an Rafa juga Saga.

"Udahlah biarin aja daripada ribut." Lerai Ana lalu menggandeng Rakha keluar yang ditatap sinis oleh Silvi.

Rakha yang peka membukakan pintu mobil untuk Ana yang dibalas senyuman lebar di wajah Ana, tapi saat Ana akan masuk Silvi sudah menarik Ana terlebih dahulu membuatnya terhuyung yang syukurnya menubruk badan Rakha.

"Mau Lo apa si?" Tanya Ana sedikit emosi.

"Gue mau didepan sama Rakha." Balas Silvi santai yang sangat tidak tau diri.

"Lo belakang!" Perintah Rakha menyuruh Silvi.

"Gue ga bisa kalo naik mobil terus duduk dibelakang. Gue depan ya." Alasan Silvi dengan nada sok imut itu.

"Gitu? Jangan ikut kalo ga bisa. Gampang kan?" Jelas Rakha menarik Silvi untuk minggir dari pintu mobil dan langsung menyuruh Ana masuk kedalam.

"Cih. Ikut juga Lo." Sindir Ana saat melihat Silvi tetap ikut masuk dan duduk di belakang.

"Lo kenapa si? Iri ya sama gue?" Tanya Silvi kepedean.

"Lawak Lo anjing." Balas Ana merendahkan kata anjing yang hanya di dengar Rakha saja.

"Anggep aja kita berdua babe." Kata Rakha sengaja memanas-manasi yang dibelakang.

**

Cover baru, bagus ga kata kalian hum?

Vote jangan lupa, cuma pencet Kwok.
Rada bingung sama alurnya tapi lanjutin aja lah ya.

KENAPA WAKTU ACARANYA KU SKIP? YA KARNA SAYA GATAU ORANG TUNANGAN ITU GIMANA 😭 KAN SAYA MASI KECIK. ALURNYA JUGA RADA TAK CEPETIN Y.

Gueh nangis banget asem, udah nulis bagian 20 eh kehapus semua 😭 udah 800 kata padahal :)) semangat!!

Byeee 💘🌷

RAKHAMINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang