18. pacaran.

116 4 3
                                    

Teriknya matahari siang ini membuat Rakha terus menghela nafas dengan macetnya jalanan siang ini. Pulang sekolah bersiap akan pergi ke tempat yang maminya suruh untuk menepati ucapan papinya semalam. Masalah semalam yang sudah selesai saat ingin berangkat sekolah tadi, Rakha lah yang meminta maaf terlebih dahulu menurutnya dirinyalah yang salah sebab sudah menuduh Ana macam-macam.

Flashback

"Ngapain Lo kesini!" Kesal Ana melihat Rakha datang kerumahnya.

"Maaf, gw ga maksud yang kemaren." Pinta Rakha memohon.

"Gw maafin tapi ada syaratnya." Ucap Ana dengan permintaan.

"Apa?"

"Traktir gw yang banyak." Jelas Ana.

"Gampang. Cepet naik." Suruh Rakha melajukan motornya. Mudah sekali bukan mereka berdua baikan? hahaha.

*Selesai

"Rakha, gw laper!" Kode Ana sedikit berteriak di ramainya jalanan.

"Terus?" Jawab Rakha menyebalkan membuat Ana memukul punggung Rakha reflek, yang dipukul hanya tersenyum tipis.

Memberhentikan motornya di minimarket untuk membeli makanan ringan dan sebagainya. Anw Rakha hari ini menggunakan Scoopy papinya lagi, karna Ana menyukai jika Rakha memakai motor papinya ini jadilah Rakha menggunakannya lagi tapi sebenarnya bukan seluruhnya karna Ana.

"Ngapain?" Tanya Ana saat Rakha berhenti dan turun dari motor.

"Laperkan? Beli jajan." Ajak Rakha membuka pengait helm Ana.

"Kirain ni orang ga peka." batin Ana.

"Kenapa Lo liat liat? Gw tau gw cakep." Percaya diri Rakha menarik Ana masuk.

"Idihh." Balas Ana.

Mengikuti Ana yang sedari tadi melihat beberapa jajanan dengan muka bingung. Rakha yang sudah kepanasan ingin cepat-cepat membayar dan meminum minuman yang ia ambil tadi namun Ana tak kunjung usai. Rakha mengambil 10 lebih makanan ringan membuat Ana melongo dibuatnya. "Lo ngapain anjir?"

"Lama. Cepet deh!" Ucap Rakha menarik Ana untuk membayar. Membayarnya dan langsung keluar dari dalam minimarket, menyalakan motornya menuju tempat yang sudah maminya sherlock.

"Astaga kamu bawa apa? Banyak banget itu." Bingung Gita saat melihat Rakha juga Ana datang membawa banyak plastik besar.

"Jajan Ana." Jawab Rakha santai.

Ana yang kaget dengan jawaban Rakha reflek menggeleng. "Ga Tante, Rakha yang ngambil banyak banget." Bela Ana saat dirinya dituduh.

"Gapapa. Habisin aja uangnya Rakha." Ujar Gita membuat Ana sedikit kaget.

Menggandeng tangan Ana menuju lantai dua dengan Rakha mengikuti dua wanita didepannya. Mendudukkan diri di kursi yang tak jauh dari maminya juga Ana, menyibukkan diri dengan bermain game yang terciduk oleh gita membuat Rakha mematikan game nya.

"Kamu yang bener dong." Ucap Gita sedari tadi Rakha hanya mengangguk anggukan kepala saja.

"Rakha ikut mami aja deh." Omongnya membuat Gita kesal dengan anaknya ini.

"Oke. Mami pilihin yang pink aja ya!" Jahil Gita.

"Iya iya, Rakha pilih yang ini." Pilih Rakha terpaksa daripada ia harus menggunakan baju berwarna pink yang benar saja.

"Bagus." Puji Gita menatap pilihan putranya. "Kamu yang mana sayang?" Lanjut Gita bertanya kepada Ana.

"Aku suka yang ini, bagus ga Tante?" Tanya Ana memastikan.

"Bagus. Yaudah ini aja ya." Balas Gita. Rakha menatap gaun kecil itu yang seperti kurang bahan membuat Rakha berdecih.

"Yang bener aja mi! Baju kurang bahan itu." Pendapat Rakha yang diberi tatapan tajam Gita.

"Yaudah si biarin." Jail Gita, dia tau jika anaknya satu ini tidak suka dengan gaunnya tapi biarkanlah.

●●●●●●●●●

Memarkirkan motornya di rumah Ana dan mengikuti Ana masuk. Sebenarnya ia akan pulang langsung namun karna tadi Ana menawarkan untuk mampir yasudah kesempatan tak datang dua kali bukan.

Menatap rumah Ana yang sepi hanya ada mereka berdua sepertinya. "Ini Lo dirumah sendiri?"

"Ga, sama mbok Titi." Jawab Ana sambil menyalakan televisinya dan mengambil snack yang tadi Rakha beli.

"Sya." Panggil Rakha membuat Ana mengangkat sebelah alisnya.

"Lo manggil gw?" Tanya Ana bingung.

" Ya nama Lo kan Anastasya, sya juga nama lo." Jelas Rakha yang diangguki Ana.

"Panggilan kesayangan gw kan. Iya gw tau gausah malu-malu." Ujar Ana dengan memakan keripiknya membuat Rakha memutar bola mata kesal.

"Iyain." Balas Rakha. "Pacaran yuk na." Ajak Rakha membuat Ana melotot.

"Dih gila lo?!" Kesal Ana mendengar ajakan Rakha yang ngaco.

"Lah? Gw kan ngajak Lo pacaran, emang salah." Bingung Rakha.

"Gw ga pernah pacaran. Emang orang pacaran segampang itu?" Tanya Ana membutuhkan penjelasan.

"Terima aja, nanti gw jadi pacar pertama juga terakhir Lo." Ucap Rakha yakin.

"Yaudah deh gass." Terima Ana berjabat tangan dengan Rakha.

**

Apa yang saya lakukan?
Idk, saya hanya berusaha menyelesaikan cerita yang tidak jelas ini.

Dikit aja saya sangat lelah..

Byeee 💘🌷

RAKHAMINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang