"obatin luka Lo." Egi menyerahkan kotak p3k yang berada di markas kepada Ana.
"Makasii gi." Balasnya berterimakasih.
"Gue kedalem dulu." Pamitnya pergi kedalam meninggalkan Rakha dan Ana yang berada di depan markas.
Ana membuka kotak p3k yang sudah Egi berikan padanya tadi. Mengambil kapas lalu ia beri air untuk membersihkan kotoran yang ada di luka itu. Sedikit memiringkan badan dan mendekatkan diri ke badan Rakha agar mudah saat dirinya akan mengobati.
"Ck! Obatin dulu luka lo!" Kata Rakha merebut kapas basah yang berada di tangan Ana.
"Gue gapapa, liat muka Lo. Babak belur gitu." Ana kemudian mengambil kapas lagi lalu dibasahkannya lagi kemudian langsung ia bersihkan luka Rakha. Rakha pun sama dirinya membersihkan wajah Ana dengan lembut menggunakan kapas yang tadi direbutnya. Sebenarnya Ana tidak apa-apa, hanya ada sedikit goresan di pipinya juga lengannya, tapi Rakha terlalu lebay pikir Ana.
"Diem Rakha." Peringat Ana kesal karna Rakha menggeleng-gelengkan mukanya ke kanan-kiri.
"Muka Lo ketutup tangan Lo! Gue ga bisa liat!" Kesal Rakha menatap tajam Ana, sedangkan yang ditatap malam tersenyum mengejek. Rakha Yang sadar lalu berdehem dan langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Kenapa si Lo gengsi banget. Heran gue." Sindir Ana kepada Rakha.
Seperti menulikan pendengarannya Rakha langsung mengambil kotak p3k itu. Mengobati lukanya dengan badan lurus kedepan, tidak seperti Ana yang malah menghadap samping menjadikannya leluasa melihat Rakha yang sedang menyibukkan diri mengobati lukanya.
"Ayo masuk." Tarik Rakha menggandeng Ana menuju kedalam markas.
"Ana, Lo gapapa?" Tanya Ragil saat melihat Rakha dan Ana memasuki markas.
"Gapapa kok." Balasnya pelan.
"Jangan pada ngeliatin!" Peringat Rakha membuat semuanya memalingkan wajah dan bersiul berlagak seperti tidak terjadi apa-apa.
"Duduk." Perintah Rakha pada Ana lalu pergi untuk mengambilkan Ana minum.
"Ngapain Lo." Bingung Ana melihat Egi mendekat.
"Ni minum." Ucapnya menyodorkan air mineral.
"Makasi." Balasnya menerima air mineral dan langsung meminumnya.
"Tadi kenapa bisa Lo sama anak Beatless?" Tanya Egi penasaran.
"Tadi gue jalan pulang sekolah terus mere-" ucapnya terpotong saat terdengar pecahan dari arah dapur. Ternyata Rakha yang menjatuhkan gelas berisikan air membuat serpihannya kemana-mana, menatap datar mereka yang panik mendengar pecahan itu.
"Rakha Lo gapapa??" Panik Ana yang langsung berlari kearah Rakha.
"Jangan kesini! Nanti Lo kena." Kata Rakha yang membuat Ana memberhentikan langkahnya.
Brakk...
"NGAPAIN LO HAH!"
"JAWAB GOBL*K!"
Bugg..bugg..
Rakha dan yang lain saling pandang saat mendengar benda jatuh dan caci makian yang berasal dari lantai 2. Mengkode semuanya untuk ikut mengecek apa yang terjadi. Ana yang bingung hanya mengekori Rakha dari belakang, ntah lah Rakha sadar atau tidak jika Ana mengikutinya dari belakang.
"Kenapa?" Tanya Rakha saat salah satu anggotanya di keroyok oleh anggota yang lain.
"Bang dia tadi masuk ke ruangan Lo." Jelas Dimas anggota yang melihat salah seorang anggota Alaska lainnya masuk ke ruang pribadi Rakha dan inti Alaska.
Rakha yang mendengar penjelasan Dimas langsung melihat siapa anggota yang berani masuk ruangan pribadinya dan teman-temannya itu. Merasa sedikit asing dengan anggotanya itu, mendekat kearahnya yang sudah terduduk lemas di lantai.
"Gue jarang liat dia, anggota baru?" Tanya Rakha menaikkan sebelah alisnya.
"Iya bang, baru 3 Minggu lalu masuk." Balas anggota yang lain.
Rakha mengangguk pelan lalu matanya kembali tertuju kepada anggota Alaska itu. "Apa tujuan Lo masuk ruangan itu?" Tanya Rakha santai tapi dengan mata tajam dan tangan mencengkram kuat kaosnya.
"G-gue salah masuk bang. Gue ga tau kalo itu privasi Lo." Jawabnya.
"Ga bang! Dari awal kita udah ngenalin markas ini semua. Ga masuk akal kalo dia salah masuk!" Sarkas Dimas anggota Alaska yang di percayai Rakha untuk menjaga keamanan markas ini.
Rakha mengangguk pelan mendengar penjelasan Dimas. "Siapa nama Lo?"
"Kenzo." Singkat Kenzo yang diketahui anggota baru Alaska.
"Kenzo altara bramantya?" Tebak Rakha yang tepat sasaran. Kenzo sedikit kaget mendengar Rakha mengetahui namanya, lalu ia mengangguk lesu.
"Santai aja. Gue ga mau basa-basi, apa tujuan Lo masuk?" Tanya Rakha kedua kalinya tapi kali ini berbeda, dengan ucapan yang tegas dan mata tajam.
"Gue ga tau." Jawabnya lalu berusaha kabur. Rakha dan yang lain makin curiga saat melihat gambar di nadi tangan Kenzo bergambar motor dengan ada api-api di sekitarnya.
Bugg.. satu pukulan diberikan Dimas pada Kenzo yang berusaha melawan Rakha. Dimas adalah orang yang memang sudah dipercayakan oleh Rakha. Dia sangat bijak dan sangat bisa dipercaya, bertanggung jawab itulah yang bisa mencerminkan Dimas.
"Amanin dia. Jangan sampai kabur." Bisik Rakha pada Dimas dan langsung pergi, namun langkahnya terhenti saat melihat Ana bengong.
"Kenapa?" Tanya Rakha yang tidak diketahui Ana sebab ia tetap bengong.
"Hei." Mengelus pundak Ana pelan.
Ana kaget saat Rakha sudah berada di depannya. "Hah iya apa?"
"Gue anter pulang. Udah sore." Ucap Rakha yang dibalas anggukan. Mengikuti Rakha dari belakang saat menuruni tangga dengan tangan yang tetap di genggam erat oleh Rakha.
Rakha menatap Ana heran sebab Ana yang sedari tadi melamun dan diam saja. "Lo kenapa? Ada masalah?" Tanya Rakha peduli.
"Kenzo.." lirih Ana di dengar Rakha.
"Why? Apa dia berbuat jahat sama Lo?" Pastikan Rakha menatap manik mata Ana.
"Gue ga asing." Ujar Ana membuat Rakha penasaran. "Udah, ayo pulang." Sambungnya yang diangguki Rakha.
"Kenzo..I hate you and I hate your father"
**
Hai gess affah kabaree?
Ini gatau ya Ampe berapa chapter, gueh gwak tau ☝🏻SEMANGAT BUAT KALIAN !
MAAF Ya KALO MAKIN KESINI MAKIN ANEH ALUR NYA EHEHE
GAISS AKU UP SOALNYA BESOK 28 JULI SAYA ULTAH AWOKAWOKAWOK
Byeee 💘🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHAMINE
Teen Fiction⚠️ BANYAK KATA KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. (ON GOING) *sudah diperbaiki dari awal. ** Musuh gue suka ke cewe gue? Bantai anj*ng! ** Kawasan perkelahian, toxic dsb gasuka bisa skip!! JANGAN HANYA DIBACA!! GUEH CAPE NULIS RATUSAN KATA TAPI GAADA YANG...