BAB 2

1K 162 15
                                    

Chan nampak memakai pakaian yang tidak terlalu formal namun masih nampak elegan.

"Walaupun aku gak pengen dia suka, tapi harus tetap ganteng" kata Chan sambil menata rambutnya. Dia benar-benar bersemangat melihat wajah tampannya itu di cermin.

"Tidak akan ada yang bisa menolak ku, tapi aku akan membuat mu tidak suka aku" katanya sambil terkekeh. Dia tiba-tiba penasaran dengan wajah orang yang akan dijodohkan itu.

"Gak secantik Park Minhyong pasti" kata Chan lalu dia mengambil dompet dan kunci mobil lalu pergi dari sana.

Chan tersenyum saat melihat restoran berbintang itu. Sepertinya sang ayah memang mengatur perjodohan ini dengan sangat spesial.

Dengan langkah gagah, Chan berjalan bak model menuju ke arah restoran itu.

"Aduhh" suara itu terdengar saat Chan menendang sesuatu.

"Eh maaf gak liat" kata Chan pada pria yang ada di sana.

"Lihat kucingnya jadi sakit" kata pria itu yang menjongkok di depan Chan.

"Maaf saya gak ada waktu buat ngurusin kucing liar, Tuan sebaiknya anda minggir" kata Chan pada pria itu.

Pria itu nampak menekuk alisnya dan berdiri di depan Chan.

"Lihat kucingnya, dia pincang. Minta maaf dulu baru boleh pergi" kata pria itu. Chan memutar bola matanya, sungguh aneh ada pria seperti ini.

"Percuma aku minta maaf, dia gak akan bisa jawab" kata Chan lalu dia berusaha untuk pergi.

"Minta maaf aja, tunjukkan kalau kamu bersalah. Kasi uang kek atau kasi wiskas  biar dia merasa lebih baik" kata pria itu. Chan nampak menggeleng lalu masuk menerobos pria itu.

"Hai!" Teriak pria itu. Chan nampak berbalik dan tersenyum miring.

"Saya gak ada waktu adu bacot sama orang gak ada kerjaan kek kamu" kata Chan lalu masuk ke dalam.

"Iss siapa sih dia, awas ya nanti juga cepet mati" kata pria itu lalu dia kembali mengambil kucing itu.

Chan tersenyum profesional saat masuk dan menyapa beberapa orang di meja panjang itu. Kedua keluarga mereka sudah hadir. Namun, Chan tak melihat seorang wanita muda yang akan di jodohkan dengannya.

"Minguk Ini Chan anak ku" kata seorang pria paruh baya sambil memegang bahu putranya. Saat pria itu menoleh Chan nampak menunduk memberi hormat.

"Senang bertemu dengan mu, maaf ya Minho belum datang. Tadi dia bilang akan datang setelah pulang dari praktik di Rumah sakit" kata pria itu. Ayah Chan tersenyum lalu mengangguk.

"Waah aku benar-benar iri dengan mu, kau punya anak pebisnis jadi tidak perlu khawatir tentang perusahaan mu karena mereka akan melanjutkan bisnis mu" kata Lee Minguk pada ayah Chan.

"Iya syukurlah mereka semua mengikuti jejak ku menjadi pebisnis" kata ayah Chan.

"Minguk?" Batin Chan sambil melihat mereka. Nama itu benar-benar sangat tidak asing menurutnya.

"Bagaimana Minho? Aku mendengar bahwa dia sudah menjadi dokter ya" Tanya ayah Chan. Minguk tersenyum lalu dia mengangguk.

"Hmm iya dia dokter, karena itu aku jadi agak bingung nantinya entah siapa yang akan meneruskan perusahaan  ku" kata pria itu.

"Minho? Bukankah itu nama laki-laki. Jangan-jangan" batin Chan.

"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku terlambat" suara itu membuat semua orang menoleh.

Nampak seorang pria manis datang dengan pakian kemeja dan celana hitamnya. Pria itu juga memakai kardigan sebagai blazer.

"Ah anak ayah sudah datang, Yun Lihat ini dia anak ku" kata Minguk pada sahabatnya itu.

Minho nampak tersenyum sambil menunduk, namun saat mencari tempat duduk dia terkejut saat melihat pria tadu tengah duduk di depannya dengan wajah kaget.

"Kau kenapa di sini?" Tanya Minho saat melihat Chan.

"Minho Ini Chan yang akan kami jodohkan dengan mu" kata sang ayah sambil memegang tangan anaknya.

"Apa? Ini dia orangnya? Ino gak kau sama dia" kata pria manis itu tiba-tiba.

"Eh Ino gak boleh gitu, ayo duduk" kata sang ayah pada putra tunggalnya. Minho nampak menatap Chan dengan tatapan tajam sambil menaruh pantatnya di kursi.

Setelah beberapa jam di sana, akhirnya acara pun selesai. Kedua keluarga memutuskan untuk melakukan perpisahan.

"Terima kasih, mungkin lain kali kita akan makan malam bersama lagi" kata Ayah Chan pada pria itu.

"Minho nanti mampir ke rumah tante ya" kata Ibu Chan pada Minho. Minho mampak menunduk memberikan hormat saat itu tanpa menjawab.

"Chan ayo selaman sama Minho" kata sang ayah pada anaknya. Minho masih menatap pria itu dengan tajam.

Chan lalu mengambil tangan Minho dan mereka pun bersalaman.

"Gue gak mau nikah sama lo" kata Chan saat dia tiba-tiba memeluk pria itu. Hal itu membuat Minho langsung mendorong Chan.

"Ino juga gak mau nikah sama kamu" kata pria itu pada Chan dengan keras. Kedua keluarga menatap mereka dengan canggung.

"Eh Ino jangan gitu, maaf ya  Tuan dan Nyonya Bang" kata Ibu Minho sambil memegangi anaknya.

"Iya tidak apa, mungkin karena mereka baru pertama kali ketemu. Mungkin nanti setelah beberapa kali kencan mereka akan menerima satu sama lain" kata ayah Chan.

"Kalau begitu kami duluan Yun" kata Minguk sambil menepuk bahu ayah Chan. Sedangkan kedua orang tua Chan menunduk memberikan hormat.

"Ayah sama ibu kenapa coba hormat banget sama mereka, dia lo sahabat ayah" kata Chan saat melihat tingkah laku aneh ayahnya.

"Selain sahabat ayah, dia juga rekan bisnis dan kamu tau siapa dia?" Tanya pria itu.

"Siapa? Tapi namanya tidak asing" kata Chan.

"Dia pemilik perusahaan elektronik terbesar di korea Selatan ini, Sams*ng Grup. Tuan Lee Minguk dengan nama lainnya yaitu Tuan Sam" kata ayah Chan.

"Apa?" Tanya Chan yang terkejut. Perusahaan itu benar-benar sukses dan besar bahkan lebih besar berkali-kali lipat dari perusahaan keluarga Chan.

"Mungkin jika kamu mau menikah dengan putra mereka, kemungkinan kamu yang akan melanjutkan perusahaan mereka" kata ayah Chan.

Chan nampak terdiam, pria pencinta kucing jalanan itu ternyata seorang anak konglomerat terkaya di negaranya.

"Sial, aku udah nolak dia juga tadi" kata Chan sambil mengusap wajahnya frustasi. Mungkin jika dia berhasil menikahi Minho maka perusahaannya akan tertolong dan juga akan menjadi pewaris di keluarga itu.

"Chan kau benar-benar bodoh" kata pria itu.


💐💐💐


"Ino kamu kok gitu ngomongnya sama Chan tadi? Ibu kan udah ajarin kamu kalau sama orang harus sopan" kata sang ibu pada anaknya.

"Tapi dia itu jahat ibu" kata Minho yang duduk di kursi pengemudi dengan ibunya.

"Chan anak baik, kenapa kamu bilang dia jahat" kata sang ayah terkekeh pada anaknya.

Minho lalu menceritakan semuanya kepala mereka. Sampai-sampai pak supir yang mengendarai mobil mereka menahan tawa mendengarnya.

"Jadi karena kucing ya" kata sang ayah pada putra tunggalnya.






TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

PERJODOHAN || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang