BAB 12

642 96 5
                                    

"Minho kamu tahu di mana Chan gak?" Suara itu menguat Minho menoleh. Padahal dia baru akan naik tangga saat ini.

"Gak? Bukannya dia kerja?" Gumam Minho pada sang ayah.

"Dari lima hari ini, dia gak ada masuk kerja. Di mana ya?" Gumam pria itu. Minho lalu terdiam, jangan-jangan terjadi sesuatu pada pria itu.

"Ayah Ino pergi keluar sebentar ya" kata si manis langsung berbalik dan pergi dari sana.

"Kak Chan ke mana ya? Apa mungkin dia pergi senang-seneng atau liburan?" Gumam pria itu saat ditengah jalan.

Pria itu lalu mencoba mengambil ponselnya dan menghubungi Chan.

"Halo kak Chan"

"Iya kenapa Minho? uhuk"

"Kak Chan kenapa?"

"Gak ada cuma pilek aja"

"Aku ke sana ya"

Minho berusaha mengetuk pintu rumah Chan beberapa kali. Tapi rupanya pintu itu tidak dikunci sama sekali.

"Kak Chan" panggil Minho di rumah itu, semua lampu mati. Cuma ada satu lampu yang hidup di atas sana.

"Kak Chan" panggil Minho lagi, suasana rumah itu benar-benar sangat sepi dan sunyi.

Tok tok tok

Minho berusaha membuka pintu itu sebelum masuk. Dari dalam terdengar suara Chan yang batuk.

"Kak Chan ini Ino" kata si manis.

"Ino buka aja pintunya uhuk" kata Chan dengan nada lirih. Minho langsung membukanya. Pria itu melihat Chan tengah terbaring di kasurnya dengan selimut.

Di sana Minho juga melihat laptop Chan hidup, sepertinya dia juga bekerja tadi.

"Minho aku mau tidur sebentar ya, udah gak tahan soalnya" kata Chan dengan suara yang berbeda. Minho lalu mendekat, wajah Chan benar-benar pucat saat itu. Matanya juga berkantung dan nampak sangat lemah.

"Kak Chan sakit ya?" Tanya Minho sambil memegang kening Chan.

"Dia demam" kata Minho. Dia lalu mengambil kompresan kemasan di tasnya dan menempelkannya di dahi pria itu.

Sembari Chan tidur, Minho melihat ke arah laptop pria itu yang masih menyala.

"Dia benar-benar kerja dari rumah" kata Minho sambil melihat apa yang Chan buat.

"Uhuk" suara itu membuat Minho menoleh, rupanya Chan sudah bangun.

"Apa ini?" Gumam pria itu sambil memegang dahinya.

"Itu kompres Kak jangan dibuka" kata Minho. Chan lalu mengangguk dan berjalan ke sana.

"Padahal aku sibuk banget, kenapa tiba-tiba seperti ini" gumam Chan sambil duduk di samping Minho.

"Kak Chan mau aku pijat gak?" Tanya Minho kemudian, karena saat Chan bangun dia melihat Chan terus meregangkan tubuhnya.

"Kamu dokter bukan tukang pijat" kata Chan sambil terkekeh.

"Aku bisa kok kak Chan, mau ya" kata Minho sambil memegang bahu pria itu.

Setelah lama merayu Chan akhirnya dia mau dan melepaskan pakian atasnya.

"Kak Chan minum ini dulu ya" kata pria manis itu. Chan lalu meminum obatnya dengan sekali tegukan.

Minho mulai memijat pria itu dengan tangannya, punggung Chan benar-benar sangat kekar menurut Minho.

"Minho bisa pijat agak ke bawah?" Tanya Chan sambil menutup matanya. Pria itu lalu menurut, beberapa saat kemudian Chan lalu menyudahinya.

"Tiba-tiba aku ngantuk, keknya kamu juga udah capek" kata Chan. Pria Bang itu lalu merebahkan dirinya lagi di kasur.

"Minho jangan pulang sendiri ya, nginep aja di sini. Ayo tidur, aku gak ngapain kamu kok" kata pria itu sambil menepuk kasur si sampingnya.

Minho agak ragu, tapi kemudian dia merebahkan diri di samping Chan. Saat itu Chan langsung memeluk Minho.

"Kamu hangat banget" kata Chan sambil mengusap rambut pria manis itu dengan lembut. Minho merasakan degupan jantungnya semakin cepat.

"Kak Chan beneran suka aku?" Tiba-tiba si manis mengatakan itu.

"Iya" jawab Chan sambil menutup matanya. Mendengar itu Minho lalu memeluk Chan dengan erat.


💐💐💐

"Kak Chan ayo makan siang"

Chan terkekeh melihat pesan yang dikirimkan Minho ke ponselnya.

"Keknya dia udah suka sama lo" kata Changbin sambil mengusap bahu lebar milik Chan.

"Gue gitu lo, sebentar lagi kita akan bangkit lagi Changbin" kata Chan dengan bahagia.

"Semoga aja" jawabnya.

"BTW gue udah beli ini dong" kata Chan sambil memperlihatkan sepasang cincin itu ke Changbin.



"Kak Chan mau makan apa?" Tanya Minho dengan sangat ceria. Chan lalu mencubit pipi milik Minho.

"Makan apa aja boleh" kata Chan sambil tersenyum. Minho lalu memesan makanan untuk mereka.

"Minho kamu kenapa?" Tanya Chan tiba-tiba karena saat Chan melihat pria itu si manis selalu membuang muka. Seketika pipi Minho menjadi merah.

"Kakak baik banget" kata Minho tiba-tiba. Mendengar itu membuat Chan tersenyum lalu mengusap rambut Minho.

"Kamu juga baik cantik lagi" kata Chan. Dan itu sukses membuat Minho malu-malu.

Hari itu Minho sengaja pulang lebih cepat dari biasanya karena dia ada kencan dengan Chan malamnya.

"Aku mau buat kejutan ke Kak Chan ah" gumam Minho sambil menggunakan parfumnya agar wangi. Dia sengaja akan ke tempat Chan untuk mengejutkan pria itu.

"Ayah! Ibu! Ino pergi ya" kata Minho berlari dengan semangat di sore itu.

Di taksi Minho berusaha untuk menguatkan dirinya, bagaimana caranya dia harus menyatakan perasaannya ke Chan.

"Aku suka sama kak Chan" gumamnya dengan pipi memerah.

Akhirnya Minho sampai di sana, saat dia masuk ke gerbang. Pria itu melihat ada mobil lain yang terparkir di halaman rumah Chan.

"Ini mobil siapa ya?" Gumam pria manis itu. Pria itu lalu membuang rasa ingin tahunya dan berjalan ke pintu depan. Dari dalam dia mendengar suara dua orang pria tengah tertawa, sepertinya itu Chan dan temannya.

Percakapan mereka terdengar dari luar sana. Saat Minho ingin mengetuk pintu tiba sesuatu dia dengar.

"Lo beneran mau ngelamar dia malam ini?" Kata pria itu.

"Benar lah masa bohong" jawab Chan.

"Lo beneran suka sama dia?"

"Hmmm menurut lo?"

"Keknya lo lebih suka uangnya dia deh"

"Cara menyelamatkan perusahaan gue hanya menikahi putra tunggal anak konglomerat kaya Bin"

"Lo emang the best sih"

Mendengar itu membuat dada Minho sesak, jadi ini yang sebenarnya Chan rencanakan. Dia bukannya menyukai Minho tapi berusaha mengincar hartanya.

Minho lalu langsung pergi dari sana tanpa berpikir panjang. Di perjalanan  pria manis itu duduk sebentar di kursi taman sambil menangis.

"Jadi semua yang dia lakukan hanya akting saja ya" kata Minho sambil mengusap air matanya.

"Dia gak suka aku" gumam pria manis itu lagi sambil mengusap air matanya.


"Minho udah lama?" Tanya Chan sambil menghampiri Minho yang sudah ada di teman mereka akan janji ketemuan.

"Baru aja kok" kata Minho. Chan lalu mengusap rambut Minho dan duduk di sampingnya.

"Mata kamu kenapa?" Tanya Chan sambil menatap wajah Minho.

"Gak kenapa kok kak Chan" jawab pria itu sambil tersenyum tipis.






TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

PERJODOHAN || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang