BAB 13

639 92 4
                                    

"Minho aku mau ngomong sesuatu ke kamu" kata Chan sambil memegang tangan pria manis itu.

"Apa kak Chan?" Tanya Minho sambil tertawa.

"Aku suka sama kamu, jadi kami mau gak jadi istri aku?" Tanya Chan sambil memberikan sebuah cincin untuk Minho.

"Kak Chan aku udah tahu semuanya, jadi jangan akting lagi ya" kata pria itu sambil tersenyum miring. Chan nampak terbelakak mendengar itu.

"Kamu ngomong apa Minho?" Tanya Chan lagi.

"Kakak butuh uang untuk perusahaan kakak kan? Jadi gak perlu akting-akting murahan lagi ya" kata Minho.

"Minho aku gak ngerti kamu ngomong apa" kata Chan. Minho lalu mengambil sesuatu di tasnya.

"Aku denger semua percakapan kamu sama teman kamu tadi, jadi ini. Kakak bisa ambil semua uang aku, tapi jangan pernah mengusik harta keluarga aku" kata Minho sambil memberikan Chan blackcardnya.

"Ini semua uang yang aku dapatkan dari pekerjaan ku sebagai dokter, banyak kok kak. Jadi mulai sekarang Kakak gak perlu akting lagi ya. Aku udah capek" kata Minho sambil mengusap rambut Chan.

"Minho kamu ngomong apa sih?" Tanya Chan yang masih menyangkal.

"Udah pergi kak Chan! Jangan pernah ganggu aku sama keluarga ku lagi. Aku gak akan ngadu ke ayah sama ibu kok, cuma aku akan bilang kita itu emang gak cocok itu aja" kata Minho lalu pergi dari sana.

"Minho" panggil Chan saat pria itu pergi dari sana.

"Aduhh sial" gumam Chan dengan emosi.



💐💐💐

Minho menutup wajahnya dengan bantal saat itu, dia benar-benar mengeluarkan semua kesedihannya.

"Ngapain sih aku masih mikirin dia" kata Minho dengan sesenggukan.

"Tapi untung aja aku udah sadar jika itu niatnya" katanya berusaha untuk menenangkan diri.

"Minho mata kamu kenapa?" Tanya sang ibu pada putra sematawayangnya.

"Gak apa ibu, cuma kemarin aku gak sengaja ketiduran di bak mandi" kata Minho sambil tersenyum.

"Gimana kencannya lancar?" Tanya pria itu. Minho lalu mendekat ke arah kedua orang tuanya.

"Ayah dan ibu, aku udah nyoba kencan sama kak Chan. Tapi kayaknya kita emang gak cocok dan aku merasa gak nyaman sama dia dan kak Chan juga gitu. Apa bisa kalian batalkan  perjodohannya?" Tanya Minho.

"Tapi katanya Chan suka lo sama kamu" kata Minho.

"Dia bilang sama aku kalau dia mengatakan itu agar kalian dan orang tuanya gak kecewa" kata Minho dengan bohong. Kedua orang tua Minho lalu mengangguk dan menyetujuinya.

Minho benar-benar merasa lega saat itu, akhirnya perjodohan konyol itu dibatalkan. Jadi mulai sekarang Minho akan kembali ke kehidupan awalnya.

"Itu Minho" suara itu membuat Minho terkejut.

"Minho" pria itu menoleh dan menatap Minho dengan wajah cemasnya.

"Kak Chan ngapain di sini?" Tanya si manis pada pria itu.

"Minho ayo ngomong sebentar aja" kata Chan sambil menarik tangan Minho.

"Gak perlu kak, gak ada yang perlu diomongin lagi. Semuanya sudah berakhir" kata Minho dengan wajah datarnya.

"Tapi aku beneran cinta sama kamu, aku terus memikirkan mu Minho" kata Chan sambil menggenggam tangan Minho.

"Kak Chan cinta uang ku kan? Apa itu gak cukup. Atau perlu aku pinjamkan di Bank lagi?" Tanya Minho. Chan menggeleng lalu dia jongkok di depan Minho.

"Minho aku mohon" kata pria itu.

"Udah jangan ganggu Minho lagi" kata Jaehyun tiba-tiba menarik Minho dari Chan.

"Ayo Minho!" Kata pria itu. Chan benar-benar hancur saat ini melihat itu.

Sampai di dalam ruangan Minho kembali menangis, bisa-bisanya Chan melakukan itu seperti pengemis.

Semua dokter dan beberapa tenaga kesehatan medis lainnya di kumpulkan di aura terbuka itu.

"Ada peperangan di negara Timur, mereka sangat memerlukan bantuan tenaga medis yang banyak. Oleh karena itu negara kita akan mengirimkan 500 tenaga kesehatan untuk membantu di peperangan itu. Jadi waktu keberangkatan akan dilakukan satu minggu lagi. Kalian semua di sini memiliki kompetensi untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan di sana, tapi kami akan mengirimkan 25  dokter dan 50 tenaga kesehatan lainnya untuk mewakili rumah sakit ini. Jadi yang berminat tolong hubungi dokter Jaehyun" jelas kepala rumah sakit pada mereka.

"Kakak akan ikut?" Tanya Jisung di samping Minho.

"Gak tau tapi kayaknya ayah dan ibu gak akan izinin aku" kata Minho.

"Seram juga di sana kak jadi tenaga kesehatan di peperangan" kata pria itu. Minho hanya diam saja saat ini.

Lima hari berlalu, Jaehyun masih bingung karena tidak ada orang yang berminat terbang ke timur.

"Kakak kenapa?" Tanya pria itu yang terlihat mondar-mandir.

"Minho kayaknya gak akan ada yang mengajukan diri deh, gimana ya?" Gumam Jaehyun. Minho nampak diam, dia juga sebenarnya agak takut.

"Coba kakak suruh kepala rumah sakit yang memilih" Saran Minho. Jaehyun lalu mengangguk jujur dia benar-benar ragu saat ini.

Setelah saran itu akhirnya para dokter di rumah saat itu dirapatkan lagi untuk pemilihan.

Beberapa nama dipanggil untuk mewakili rumah sakit. Minho menghela napas karena dari nama-nama itu tidak ada namanya.

"Dan yang terakhir adalah Han Jisung" kata sang dokter. Mendengar itu membuat Minho dan Jisung menoleh satu sama lain.

"Maaf dokter tapi saya tidak bisa" kata Jisung dengan tubuh yang bergetar. Kenapa mereka bisa memilih Jisung yang paling junior dan minim pengalaman.

"Kak gimana ni?" Gumam Jisung dengan berkaca-kaca pada Minho. Melihat temannya itu membuat Minho menjadi kasihan.

"Saya yang akan menggantikannya" kata Minho tiba-tiba menaikan tangannya.

"Minho kamu beneran akan ikut?" Tanya Jaehyun pada pria itu.

"Iya kak" jawab Minho.

"Gimana orang tua kamu?" Tanya Jaehyun lagi.

"Ini yang membuat ku bingung, tapi bagaimana pun aku harus jujur. Ini tugas ku sebagai seorang dokter dan untuk mewakili negara kita" kata Minho. Jaehyun lalu mengangguk sambil mengusap rambut Minho.

"Semoga berhasil Minho" kata pria itu berusaha menyemangati Minho.

"Apa? Kau akan ke timur?" Tanya pria paruh baya itu saat mendengar pengakuan Minho.

"Iya ini tugas negara jadi aku tidak bisa menolak" katanya.

"Minho bagaimana jika terjadi sesuatu pada mu?" Tanya sang ibu sambil menangis mendengar keputusan putra satu-satunya itu.

"Ayah! Ibu! Tolong biarkan aku pergi" kata Minho dengan mata berkaca-kaca.

Mereka lalu memeluk Minho dengan saling bersamaan.

"Berjanjilah kau akan pulang dengan selamat nak" kata sang ayah sambil mengusap rambut Minho.

"Minho ayo kita makan siang"

Minho menghela napas saat mendapatkan pesan dari pria itu.

"Okey" jawab Minho singkat.







TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

PERJODOHAN || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang