Jeno terduduk disalah satu taman dengan Jungwoo disampingnya. Jungwoo menatap Jeno yang terdiam dengan tatapan kosong.
Jungwoo jelas canggung dengan anak dari sahabatnya ini. bagaimana tidak, nama nya buruk dibenak ketiga anak Jaehyun.
"Emm-- tumben kau mengajakku bertemu, kau.. sudah tak membenci ku kah?"
Tak ada jawaban, melihat itu jungwoo mengusap kedua tangannya canggung.
"Kenapa tak bilang?"
"Huh?" Jungwoo menatap Jeno yang masih menatap lurus kearah depan.
"Maksudmu?"
"Kenapa tak bilang jika yang membunuh bubu adalah Doyoung?"
Jungwoo melotot menatap Jeno, jujur Jungwoo kaget dengan apa yang dikatakan Jeno.
"B-bagaimana kau tau?"
"Apa itu penting?"
"Jeno..."
"Kenapa kau mau membantu kedua bajingan itu? Apa yang mereka beri untukmu sampai kau mau melakukan hal ini?"
Jungwoo terdiam mendengar ucapan Jeno yang panjang. Karna biasanya Jeno irit bicara dengannya. Mungkin karna Jeno membencinya.
Jungwoo menghela nafas lalu tersenyum.
"Banyak sekali yang ingin meninggalkan ku disaat itu, sahabat yang benar-benar kusayangi tiada, sahabatku hilang tiba-tiba, dan nenek yang merawatku dari aku kecil sedang melawan penyakitnya"
Jungwoo terdiam sesaat mengingat bagaimana dulu dirinya ketakutan karna telah kehilangan sahabatnya dan neneknya sakit.
"Aku merasa bersalah ketika tau Taeyong tiada karna seseorang yang dipercayanya, dan aku kecewa ternyata kekasih dan sahabatku sendiri sebagai pelakunya"
"Dulu, jika nenek meninggalkan ku. Aku masih punya kedua sahabat ku tapi setelah kejadian itu, jika nenek pergi aku tak punya siapapun, dan ayahmu menawariku uang untuk penyembuhan nenekku. Aku tak memikirkan apapun, tujuanku hanya satu membantu Taeyong dan nenekku"
Jeno menatap Jungwoo yang fokus menatap kearah sungai dengan tatapan kosong.
"Kau tau? Aku sempat bertanya-tanya apa salah Taeyong hingga dia mengalami hal ini, bubu mu sangat baik Jen, dia benar-benar sosok penyayang"
*FLASHBACK ON*
"Uwu, apa ucapan Jaehyun bisa ku pegang?"
Jungwoo menghela nafas, lalu menatap sahabatnya yang sedang memainkan anak kecil dipangkuan nya.
"Apa kau tak lelah yong?"
Taeyong menghela nafas lalu menatap anak kecil lainnya yang sedang sibuk bermain sendiri.
"Aku hanya tak ingin kedua anakku tumbuh tanpa seorang ayah wu"
"Tapi yong, kau tak bahagia"
"Kata siapa? Aku bahagia kok, Jaehyun memperlakukan ku sangat baik. Hanya saja dia belum mau bertanggung jawab atas kedua anaknya"
Jungwoo tak bisa berkata-kata, dia paham betul dengan apa yang diucapkan Taeyong. Karna Taeyong hidup tanpa seorang ayah.
"Tapi jika kau lelah lebih baik berhenti"
"Aku rasa aku harus lebih sabar saja wu, aku tak ingin kedua anaku merasakan apa yang aku rasakan saat dulu"
Jungwoo menghela nafas.
"Aku yakin Jaehyun tak akan menyakiti ku"
*FLASHBACK OFF*
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Obsessed Jeno | NOMIN •end
Fiksi Penggemar-- Lee Jeno, Seorang mahasiswa yang diagung-agungkan seUniversitas, dengan wajah nya yang tegas, aura yang mendominan, juga parasnya yang tampan. Namun tanpa semua orang tau, Jeno menyimpan sebuah rahasia yang hanya dirinya dan bawahannya saja yang...