1. Awal

3.8K 130 9
                                    

CERITA INI MURNI PEMIKIRAN SENDIRI. JADI KALO ADA YANG SAMA YA GAK SENGAJA

OKE.

HAPPY READING PART 1

____________________________________

"KAMU INI MALU-MALUIN YA DEVI!" Seorang ibu memarahi anaknya, Ratna wanita itu memarahi Devi anaknya yang hamil di luar nikah.

"Maafin Devi Bu" Devi menangis sesegukan.

"DIMANA PACAR KAMU SEKARANG!" Perasaan Ratna campur aduk antara malu, marah dan kasihan kepada anaknya.

"DIMANA!!" Ratna sedari tadi tak henti hentinya memarahi Devi.

"Bu, udah ya" Dimas, kakak Devi. Ia sangat menyayangi Devi, ia juga marah kenapa Devi tapi melihat kondisi Devi yang sedang hamil membuatnya iba.

"Bu Devi minta maaf" Devi bersimpuh pada kaki ibunya, ia menangis sesegukan. Sudah berkali kali Devi menghubungi pacarnya yang sudah menghamilinya.

Ratna pergi meninggalkan Devi dan Dimas di ruang tamu. Ia tak tahu akan seperti apa masa depannya. Devi bukanlah anak SMA usianya sudah 19 tahun satu tahun yang lalu ia lulus SMA dan bertemu pacarnya.

Hari pun berlalu, malam tiba. Saat ini Devi melamun di kamar memikirkan nasib anaknya yang lahir tanpa seorang ayah. Devi adalah pendosa, ia berfikir ia bodoh, yang Devi fikirkan adalah anaknya.

"Vi, ibu masuk ya" Ratna membuka pintu perlahan, walaupun Ratna sempat marah tadi, ia tetaplah seorang ibu yang menyayangi dan mencintai putrinya.

"Makan dulu ya Vi" Ratna duduk di sebelah putrinya.

"Maafin Devi ya Bu, Devi bodoh" ucap Devi memandang kosong ke arah dinding.

"Bukan salah kamu sayang, ini takdir" Ratna memeluk tubuh Devi. Anaknya ini sedang tidak baik baik saja.

"Kita urus anak itu sama sama ya" ucap Ratna dengan tulus.

Berhari hari berlalu, kandungan Devi semakin membesar, ia tidak mempermasalahkan pacarnya yang tidak ingin tanggung jawab, yang penting adalah maaf dari ibunya.

Devi keluar untuk menjemur pakaian, 2 ibu ibu melewati rumah Devi dan melihat Devi dengan tatapan sinis.

"Eh Bu, itu kok perutnya besar ya?" Bisik ibu-ibu itu pada ibu-ibu disebelahnya.

"Iya Bu, saya denger gitu, dia udah gak keluar rumah semenjak hamil, gak tau laki nya mana" sahut ibu-ibu satunya.

Ratna yang melihat perilaku ibu-ibu itu menghampiri Devi yang mematung mendengar percakapan ibu-ibu tadi. Setelah ibu ibu itu pergi, Ratna berkata "Kita pindah ke Jakarta aja ya nak"

Devi menganggutkan kepalanya, ia sadar ia bukan wanita yang suci sekarang, tapi Devi masih punya perasaan.

Malam hari nya saat, Dimas dibuat heran saat ibu dan adiknya mengemasi barang-barang.

"Bu, kok di kemasi. Mau kemana?" Tanya Dimas pada ibunya.

"Kita pindah ya Dim, kasihan Devi" Ratna melirik Devi yang sedang mengemasi bajunya.

"Kamu gak papa kan?. Kamu bisa cari pekerjaan lagi di Jakarta" lanjutnya.

"Iya Bu" Dimas tersenyum pada Devi, Devi yang melihatnya tersenyum balik.

Pagi harinya, mereka ber-3 ingin pergi meninggalkan kota mereka, saat melangkah keluar gerbang 2 ibu-ibu yang kemarin datang lagi dan menghampiri ke-3 nya.

"Eh Bu Ratna, mau kemana bu" ibu ibu itu bertanya.

"Mau pindah ya Bu, malu sama Devi?" Jawab ibu ibu satunya.

"Ya iya lah malu, masa iya Devi hamil gak ada laki nya" ibu-ibu itu lalu tertawa, tanpa menghiraukan ocehan ibu ibu itu mereka pergi meninggalkan rumah mereka.

Beberapa bulan berlalu

"Bang, sakit" Devi meremas perutnya, sepertinya ia akan melahirkan.

"Sabar ya Vi, kita bentar lagi sampe rumah sakit" ucap Dimas menenangkan.

"Vi, sabar ya. Ibu yakin kamu kuat" Ratna yang ada di samping supir ikut menguatkan.

Sampai di rumah sakit, mereka langsung membawa Devi keruang persalinan. Mereka berharap Devi dan bayinya baik baik saja.

Wajah Dimas dan Ratna berbinar bahagia saat mendengar tangisan bayi dari ruangan persalinan. Tak lama dokter pun keluar.

"Keluarga Devi Anggraini" ucap dokter yang bernama Dr Eva.

"Saya ibu nya dok"

"Saya kakaknya dok"

Ratna dan Dimas menjawab berbarengan, senyum di bibir mereka terpampang jelas, mereka sangat sangat bahagia.

"Suaminya?" Dr Eva bertanya.

Ratna dan Dimas saling menatap, mereka bingung harus menjawab apa. Seolah tau dengan situasi dr Eva tersenyum.

"Alhamdulillah bayi dan ibunya sehat, bayinya kembar laki-laki" ucap dr Eva dengan senyum.

"Kembar dok" Dimas tak percaya, ia mempunyai keponakan kembar.

"Betul sekali mas. Baik ,keluarga boleh masuk, bayi sudah di mandikan tinggal di azan-i" dr Eva beranjak pergi meninggalkan Ratna dan Dimas yang masuk ke dalam ruangan.

Melihat kondisi Devi yang pucat Dimas mengelus Kapala adiknya, ia sangat sayang pada Devi.

"Vi, anak kamu kembar" ucapnya sambil tersenyum.

"Iya bang" jawab Devi dengan senyum.

Setelah bayi itu selesai dimandikan, Dimas segera mengazankan keponakannya, raut wajah bahagia terpampang jelas di wajah mereka.

To be continue

Farhan Farrel The Twins (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang