25. Tidak Seperti Yang Dilihat

275 15 0
                                    

CERITA INI MURNI PEMIKIRAN SENDIRI. JADI KALO ADA YANG SALAH YA GAK SENGAJA

OKE

HAPPY READING PART 25
____________________________________
Dua orang remaja duduk geleseran di tanah dengan bersender pada pohon yang menjulang tinggi. Kini, Kia dan Farhan berada di tepi sungai, sungai markas Arpen. Bukan di titik markas Arpen, agak bergeser puluhan meter dari titik markas Arpen berada.

Tempat ini sejuk, tenang dan tidak bising. Ini tempat yang dicari oleh Kia sejak kemarin, fikirannya mengarah pada sang mami. Masih memikirkan soal Bulan yang dibebaskan dari penjara.

"Lo ada masalah?" Setelah diam cukup lama, Farhan membuka suara terlebih dahulu.

"Gua gak bisa bohong, Lo pasti udah tau kan dengan liat kondisi gue sekarang?" Kia menoleh ke samping kiri, tempat dimana Farhan duduk.

Farhan mengangguk. Benar yang dikatakan Kia, tanpa Kia cerita Farhan sudah tau kalau gadis itu punya masalah. Dari raut wajahnya  saja sudah bisa dilihat.

"Apa masalah Lo?" Tanya Farhan sekali lagi.

"Cuma satu sih, tapi gue kepikiran. Mungkin Lo bakal bilang gue lebay. Cuma satu masalah aja kepikiran" Kia terkekeh.

Diam sejenak sampai rintikan hujan turun membasahi hutan itu. Farhan langsung berdiri dan menarik tangan Kia untuk berteduh. Tujuan Farhan adalah markas Arpen, tidak ada tempat lain yang bisa dijadikan tempat berteduh.

Mereka berlari, menginjak dedaunan kering yang jatuh ke tanah. Saat berlari seperti ini, Farhan terlihat lebih tampan, apalagi rambut yang basah karena air hujan.

"Gue harap Lo orang yang tepat, orang yang tepat buat gue cintai" gumam Kia dalam hatinya.

Kurang dari satu menit mereka berlari, akhirnya mereka sampai di markas Arpen. Sebuah rumah yang tidak terlalu besar berada di pinggir sungai.

"Ini rumah siapa?"

Pertanyaan Kia tidak digubris oleh Farhan, cowok itu menarik Kia masuk ke dalam rumah markas. Mendudukkan Kia di sofa ruang tamu.

"Mau kemana?" Farhan beranjak ingin meninggalkan Kia.

"Ngambil handuk" ucapnya lalu pergi meninggalkan Kia sendirian di ruang tamu.

Kia berdiri dan menyusuri ruang tamu, di dinding ruang tamu rumah itu banyak bingkai foto terpajang. Di pojok kanan bawah foto itu juga ada tanggal diambilnya foto itu.

Foto itu terdiri dari puluhan anak Arpen. Banyak bingkai tergantung memajang foto seluruh anak Arpen yang berkumpul menjadi satu.

Ada juga foto Farhan dan Zean, hanya berdua. Foto Farrel juga ada disana. Rumah ini seperti tempat mereka mengutarakan perasaan, bertukar cerita, dan masih banyak lagi yang mereka lakukan di rumah ini, banyak kenangan, banyak cerita di rumah ini.

"Walaupun Lo belum pernah ketemu ayah Lo, Han. Tapi Lo punya mereka, mereka baik dan nganggep Lo sebagai keluarga mereka" tidak disangka setetes air mata turun membasahi pipi mulus Kia. Gadis itu menangis, entah karena apa.

Farhan kembali membawa handuk, ia juga sudah berganti baju menjadi baju rumahan biasa. Kaos oblong putih dan celana panjang hitam.

"Ekhemm" Farrel berdehem. Mendengar suara Farhan, Kia langsung berbalik dan mendekat ke arah Farhan.

"Rumah ini punya Lo?, Kok hanya foto temen-temen Lo?" Kia duduk di sofa ruangan itu.

"Lo tau dari mana mereka semakin temen-temen gue?" Farhan ikut duduk di samping Kia, berjarak 1 meter dari Kia.

Farhan Farrel The Twins "SELESAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang