3. Cerita Masa Lalu Bunda

1.4K 77 2
                                    

CERITA INI MURNI PEMIKIRAN SENDIRI. JADI KALO ADA YANG SAMA YA GAK SENGAJA

OKE.

HAPPY READING PART 3
____________________________________
Pagi ini, 2 anak remaja kembar duduk di meja makan. Hari ini mereka libur sekolah dikarenakan guru ada acara. Di meja makan ada juga Ratna, dan Sesil (istri Dimas) dangkan Devi dan Dimas sudah berangkat bekerja

"Sesil beresin dulu ya Bu" Sesil membereskan piring bekas makan mereka

"Farrel bantu ya Tante" Farrel menawarkan diri untuk membantu Sesil

"Gak udah Rel, Tante bisa sendiri" Sesil tersenyum ke arah ponakannya

Sesil berjalan menuju dapur, meninggalkan Farhan, Farrel dan Ratna. Sepertinya Ratna akan bicara sesuatu pada si kembar cucunya itu

"Han, Rel. Oma mau ngomong sesuatu" Ratna memulai pembicaraan

"Iya Oma" jawab keduanya kompak

"Mau ngomong apa?" Farhan menyauti

"Oma harap...., setelah ini kalian gak benci sama Bunda" Ratna menghembuskan nafas perlahan bersiap untuk cerita. Kerutan di dahi keduanya nampak, mereka bingung apa yang akan di omongkan oleh Omanya

"Ada apa sih Oma?" Tanya Farrel penasaran

"Oma mau ngomong soal..." Ratna menggantung ucapannya, membuat si kembar makin tambah penasaran

"Soal ayah kalian" lanjut Ratna, ucapannya membuat Farhan dan Farrel makin serius mendengarkan, membicarakan soal ayah mereka adalah hal yang dinanti. Pasalnya, setiap di tanya soal ayahnya, Devi, Ratna bahkan Dimas tidak mau membuka suara

"Oma, ngomongnya jangan setengah-setengah" ucap Farrel yang makin penasaran

"Jadi, bunda sama ayah kalian itu sebenarnya tidak pernah menikah" perkataan Ratna membuat Farhan dan Farrel terkejut

"M-maksudnya?" Farhan tidak mengerti apa yang dikatakan oma nya

"Maksud Oma, bunda hamil di luar nikah?" Perkataan Farrel membuat Farhan menoleh

"Gak mungkin Rel, bunda gak mungkin kaya gitu" ucap Farhan tidak bercaya

"Bener kata Farrel" ucap Ratna membenarkan ucapan Farrel

"Gak mungkin Oma!" Muka Farhan memerah, ia menahan emosi antara percaya dan tidak percaya

"Han, dengerin dulu omongin oma" ucap Farrel menenangkan Farhan

"Terus, ayah kemana?, Apa dia tanggung jawab" Farrel bertanya lagi

Ratna menggeleng, ia sebenarnya tidak mau menceritakan ini kepada cucu-cucu nya "Ayah kalian pergi, gak tau kemana dan gak mau tanggung jawab"

"BRENGSEK" Pekik Farrel dengan kencang

"Jadi, kita anak haram" Farhan memandang Ratna dengan mata yang berkaca-kaca

"Farhan, enggak" Ratna menggeleng kuat, air matanya jatuh dengan sendirinya. Setiap mengingat kejadian 16 tahun lalu, Ratna selalu merasa sesak di dadanya

"Farhan sama Farrel bukan anak haram, bukan" air mata Ratna makin deras membasahi pipinya, ia menggeleng menandakan ucapan Farhan tidak benar

Farhan menangis tidak bersuara, hanya air mata yang menetes membasahi pipi. Lain dari itu, wajah Farrel memerah, ia menahan marah, ingin rasanya ia menonjok muka ayahnya dengan sekuat mungkin

"Kalo gini, Farrel gak mau ketemu ayah!" Ucap Farrel penuh menekanan

"Oma harap, kalian gak benci sama bunda" ucap Ratna, ia mengelap pipinya yang basah menggunakan tangannya

"Kita gak mungkin benci sama bunda Oma, yang ada kita terima kasih sama bunda udah mau ngelahirin Farrel sama Farhan" ucap Farrel

"Iya oma" kata Farhan

Ratna Bangkit dari duduknya, ia mendekat ke arah kedua cucunya, lalu memeluk mereka, rasanya ia tidak mau mengingat kejadian 16 tahun yang lalu. Ia juga tau Devi juga trauma atas kejadian itu

•••

Di tempat kerjanya, Devi sudah menyelesaikan pekerjaan nya, hari sudah menunjukkan pukul 19.45. Devi sudah meminta Farhan untuk menjemputnya, namun Farhan dan Farrel tidak bisa karena ada acara di masjid, ia juga sudah meminta di jemput oleh Dimas namun Dimas juga tidak bisa, Dimas masih lembur di kantornya

"Taksi ada gak ya" Devi celingukan mencari taksi atau ojek supaya bisa pulang

Devi terkejut saat pundaknya ditepuk seseorang, dengan spontan ia menoleh ke belakang, dibelakangnya sudah ada seorang lelaki seumurannya yang sepertinya kenal dengan Devi

"Devi, ini kamu?" Ucap lelaki itu

"K-kamu, m-au apa" jawab Devi dengan gugup, ia mengenal lelaki itu

"Kamu belum pulang, lagi nunggu taksi ya, aku anterin aja ya" kata lelaki itu menawarkan diri

"Gak usah!, Aku bisa cari taksi" serobot Devi dengan cepat, tak lama sebuah taksi berhenti di hadapan Devi setelah Devi melambaikan tangannya

"Devi, maaf" gumam lelaki itu saat melihat taksi Devi sudah menjauh

Sesampainya di depan rumah, Devi keluar dari taksi, setelah membayarnya ia berjalan memasuki halaman rumah, belum sempat ia membuka pintu rumah, suara seseorang menghentikannya

"Bunda, udah pulang. Baru aja Farrel mau jemput bunda" Farrel datang, ia niatnya ingin mengambil motor untuk menjemput bundanya

"Gak usah sayang, bunda tadi naik taksi" jawab Devi dengan senyum hangatnya. Devi celingukan mencari keberadaan satu anaknya lagi

"Dia masih di masjid Bun" jawab Farrel

"Yaudah yuk masuk" ajak Devi pada Farrel

Dari sebrang jalan di depan rumah Devi, seorang lelaki tersenyum melihat Farrel, lelaki yang tadi menepuk pundak Devi ternyata mengikuti Devi

"Bunda, berarti dia......."

To be continue

Thanks

Farhan Farrel The Twins (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang