Hapyy reading
***
"Hah, serius?!"
Chenle berteriak kaget, setelah telinganya mendengar pengakuan dari Jeno. Matanya membulat, mulutnya menganga, tak menyangka dengan ucapan yang baru saja dia dengar dari Jeno.
"Kok bisa?! Serius ini bukan gue loh yang ngambil," ucap Chenle masih tak menyangka.
Jeno yang baru saja bercerita tentang masalah keluarganya pun hanya menghela napas.
"Tapi lukisan itu beneran ilang. Lah Bang Renjun malah nuduh gue sama lo," jelas Jeno dengan nada lemahnya. Renjun menuduh Jeno karena Jeno berani masuk ke kamar pemuda itu tanpa izin. Lalu Renjun menuduh Chenle karena Jeno mengatakan Chenle ingin memiliki Haechan agar dapat mengabulkan keinginannya untuk memiliki kamar seperti Renjun.
Chenle ikut meringis, pemuda itu ingat bagaimana respon Renjun ketika dia menelpon pagi-pagi buta untuk menanyakan kapan menginap di rumahnya, benar-benar dingin dan menyebalkan.
"Tapi gue gak ngambil, Jen. Duit gue banyak, ngapain minta ke Echan," bantah Chenle merasa sedikit kesal karena namanya ikut terseret dalam masalah Renjun.
Jeno menganggukkan kepalanya setuju. Dia juga berani bersumpah jika bukan dia yang mengambilnya. Sejujurnya Jeno agak curiga dengan Neneknya sendiri. Namun saat tadi pagi Jeno menuduhnya, sang Nenek terlihat tak bersalah. Jeno jadi pusing sekarang.
Di dalam kamar Jeno, kedua pemuda itu terus berpikir keras untuk memecahkan masalah kasus hilangnya lukisan Haechan.
"Jisung gak ke sini?" celetuk Chenle.
Jeno mengedikkan bahunya. "Diajak ke sini gak mau, katanya mau jaga rumah," jelas Jeno yang diangguki Chenle.
"Jisung tuh, udah mulai terbuka 'kan, sama kita? Paling parah tuh dulu, dia diem mulu. Mirip sama patung," cerita Chenle.
Jeno mengangguk, setuju dengan ucapan Chenle. "Dulu pas dicuekin Jisung, rasanya kesel, pengen baku hantam aja. Tapi pas udah kenal, wah, ternyata Jisung suka teriak," balas Jeno.
Chenle terkekeh.
"Ngomong-ngomong, di rumah lo gak ada CCTV?" tanya Chenle setelah matanya tak sengaja berkeliling melihat-lihat dekorasi kamar Jeno yang terlihat biasa saja.
Sangat kosong, dan lantainya penuh dengan mainan milik Azura.
"Lo beneran anggep tu Zura anak lo? Gak waras emang," cibir Chenle merasa risih melihat kamar Jeno yang sering menjadi tempat bermain Azura.
"Anak gue itu, gak usah hina," gerutu Jeno sebelum akhirnya kedua bola mata pemuda itu melotot.
"Wah iya! CCTV DEPAN KAMAR KAK INJUN!"
***
Tidak berguna, suara teriakan Jeno nyatanya hanya terbuang sia-sia.
Buktinya, setelah pemuda itu berlari keluar kamar diikuti Chenle yang sama terkejutnya, tak ada petunjuk yang Jeno dapat dari CCTV yang dia lihat.
Di depan kamar Renjun saat hari hilangnya lukisan Haechan benar-benar tak ada yang aneh.
Semuanya baik-baik saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/309201789-288-k363411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Boy✔️
FanfictionHari itu di dalam kamar saat malam bulan langka, Renjun melukis sosok yang tiba-tiba terlintas di benaknya untuk sekedar membunuh rasa bosan. Renjun melukisnya dengan penuh ketelitian. Akan tetapi bagaimana jadinya ketika Renjun belum selesai meluk...