Happy Reading
***
Makhluk berbulu putih kecil yang menggemaskan, terus menggonggong memamerkan suara lucunya. Ekornya terus dikibaskan ke kanan dan ke kiri, tatapan polosnya membuat siapa saja yang melihatnya menggigit jari lantaran gemas.
Tidak dengan seorang Renjun, pemuda itu justru sangat kesal dengan tingkah anjing baru Jeno. Sedari tadi Azura–Anjing Jeno terus mengikutinya. Bahkan saat dia mandi, dengan setia Azura duduk manis di depan pintu kamar mandi yang berada di dalam kamar Renjun.
Renjun ingin berteriak dan mengumpati Jeno.
"ANJING! LO NGAPAIN NGINTILIN GUE MULU SIH, HA?!" teriak Renjun kesal.
Dengan terburu-buru Renjun keluar dari kamarnya, di belakangnya masih ada Azura yang setia mengikuti Renjun.
Renjun merasa mulai tak memiliki banyak privasi setelah kehadiran Azura.
"JENO ANJING! ANJING LO INI! AJAK MAIN KEK!" seru Renjun setelah dia sampai di lantai satu.
Jeno memajukan bibir bawahnya, lalu menatap Renjun dengan tatapan memelas. "Abang, jangan gitu dong. Ya, ya, ya? Hari ini gue lagi nemenin Bunny, besok gue baru nemenin Zura, ya?" tawar Jeno yang duduk di sofa ruang tamu seraya menggendong kelincinya.
Tatapan Jeno membuat Renjun yang melihatnya seketika ingin muntah.
"Lo kalo gak sanggup ngurus dua ngapain adopsi si Azura?! Jual aja si Zura! Biar duit lapan belasnya balik lagi!" gerutu Renjun dengan telunjuk yang sudah menunjuk Azura.
"Gue ikutan repot!" lanjut Renjun kesal.
Sedangkan Jeno masih pada pendiriannya, bahwa sekarang jadwalnya dia menemani Bunny, bukan Azura.
"Injun! Injun ganteng! Ganteng banget! Ayo dong, ya, ya, ya? Masa gak mau sih. Liat Zura, cakep banget. Bodynya, beuh! Enak Njun buat dipeluk," rayu Jeno.
Wajah Renjun memerah, Renjun menggendong Azura meninggalkan Jeno dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
***
Sore ini, Haechan hanya berdiam diri di karpet yang ada di kamar Renjun, sambil memandangi langit-langit kamar.
Haechan bosan, dia ingin keluar dari kamar.
Krieet
"Ngrepotin! Harusnya gue jual aja lo!" gerutu seseorang yang memasuki kamar.
Haechan menoleh ke ambang pintu, sosok Renjun dan anjing Jeno yang ada di gendongannya muncul dari sana.
"Renjun sudah akrab dengan Azura? Renjun kenapa marah-marah?" tanya Haechan.
Renjun mengabaikan Haechan, pemuda itu terus berjalan menghampiri Haechan dan menyerahkan Azura pada pemuda itu.
"Temenin, gue ada tugas. Jangan sampai, gue lihat dia lagi ndusel kaki gue lagi!" perintah Renjun.
Kedua bola mata Haechan berbinar, namun setelahnya dia menggeleng pelan. "Kata Renjun Azura monster," sahut Haechan.
Renjun menutup kedua matanya, wajahnya sudah memerah sekarang. "Gak mau tau! Temenin dia!"
Setelah Renjun berujar kesal, dia melangkahkan kedua kakinya menuju ke arah meja belajarnya. Berkat Azura, Renjun tak bisa fokus mengerjakan tuas.
Sedangkan Haechan terdiam, di saat Renjun seperti inilah dia bingung akan melakukan apa. Haechan takut Haechan salah, lalu berujung Renjun mengomelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Boy✔️
FanficHari itu di dalam kamar saat malam bulan langka, Renjun melukis sosok yang tiba-tiba terlintas di benaknya untuk sekedar membunuh rasa bosan. Renjun melukisnya dengan penuh ketelitian. Akan tetapi bagaimana jadinya ketika Renjun belum selesai meluk...