Part 39🌙

441 52 6
                                    

Happy Reading




***



Berkali-kali Renjun meneriaki nama Jisung, bahkan Renjun sampai menendang-nendang pintu utama rumah Jisung dengan perasaan kesal.

Namun tanda-tanda Jisung keluar dari rumah, belum nampak di mata Renjun.

Seorang gadis berwajah pucat yang kini justru membuka pintu dari dalam, untuk menemui Renjun. Tubuhnya terlihat begitu lemas, matanya memandang Renjun dengan pandangan sayu.

"Cari Kak Jisung?" tanyanya dengan suara parau.

Renjun yang tadinya ingin memaki-maki orang yang membukakan pintu, seketika meredakan emosinya sejenak.

Di depannya tentu bukan seorang Jisung. Namun seorang gadis yang sangat dia kenal.

"Kak Jisung mana?" Dengan nada datar Renjun bertanya.

"Kakak pergi ke rumah Nenek. Mungkin sebentar lagi pulang," jawabnya.

"Ngapain dia ke sana? Mau kabur?" tanya lagi Renjun.

Gadis yang ditanyai Renjun menghela napas berat, beberapa kali kepalanya menoleh ke arah belakang.

"Kalau ada masalah tanya ke Kakak aja, aku gak mau jawab."

Jeno yang sedari tadi berdiri di belakang Renjun, meringis. Matanya terus melihat kedua kaki Adik Jisung yang terlihat bergetar seperti tak bisa lagi menahan badannya.

Sontak Jeno berinisiatif untuk menarik bahu Renjun ke belakang.

"Udah, Bang. Jangan tanya ke Adeknya. Dia mati, kita yang ribet," celetuk Jeno asal.

Renjun mendengus kesal, lalu berjalan menjauhi pintu utama rumah Jisung.

Langkahnya menuju ke arah kursi yang tersedia di rumah jisung. Perlahan, Renjun mulai mendudukinya.

"Dek, mending Adek masuk aja deh. Kuat jalan, 'kan? Biar manusia tua satu itu saya yang urus, hehe," ucap Jeno seraya menunjuk ke arah Renjun yang sudah duduk manis.

Adik Jisung tersenyum tipis, lalu berjalan menjauhi dua orang yang jarang datang ke rumah Kakaknya.

Teras rumah Jisung berubah hening, setelah kepergian Adik Jisung. Renjun terus cemberut, sedangkan Jeno tak tau harus berbuat apa selain diam.

"Katanya hampir pulang, ko gak nongol?" tanya Renjun.

"Sabar, Bang."

Dalam hati Renjun terus mendumel, mengatai Jisung dengan berbagai macam umpatan. Rasanya mulutnya sudah tak tahan untuk memarahi Jisung sang Adik kelas sekaligus temannya.

Namun saat telinga Renjun tak sengaja mendengar suara pintu belakang yang tertutup sendiri, membuat Renjun cepat-cepat berdiri dan bergegas menoleh ke belakang halaman rumah Jisung.

Pemuda itu ingin memastikan, bahwa apa yang dia dengar bukan hanya khayalannya semata.

"BANGSAT, JISUNG!"

Magic Boy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang