[part 14] Curiga

5.1K 277 5
                                    

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

Motor Alvaro kini berhenti tepat di depan gerbang rumah adhel. Tanpa membuang waktu adhel segera turun melepaskan helm nya, tak lupa juga jaket yang ada dipinggangnya.

"Thanks." Ucapnya sambil memberikan helm dan juga jaket, Alvaro menerima nya dan memakai kembali jaketnya.

Adhel yang melihat Alvaro yang masih memasang jaketnya berniat berbalik, tapi saat ia berbalik matanya terbelalak kaget.

'Dmnt!!!!!" Umpatnya dalam hati, Kala melihat Adit yang menunggunya sambil bersedekap dada.

Dengan segera adhel berbalik berjalan menuju Alvaro, dan membantu nya memasang jaketnya dengan cepat, tak lupa juga memasangkan nya helm.

Untung saja Adit tak melihat wajah Alvaro karena tertutupi kain, kalau Adit tau kalau Alvaro satu sekolah dengan nya, rencana yang ia susun akan gagal begitu saja.

Sedangkan Alvaro yang diperlukan seperti itu hanya pasrah, dan sedikit terheran.

"Udah, sekarang Lo balik sana."bisik nya, setelah selesai.

"Hah?"

"Ck, cepetan sana!"usir nya. Melihat itu  Alvaro langsung menyalakan mesin motornya dan pergi dari sana.

Setelah tak melihat Alvaro lagi, adhel menghela nafas lega. Kemudian berbalik berjalan masuk.

Kini adhel sudah tepat didepan Adit, dan sedari tadi juga Adit menatap tajam ke adeknya itu.

"Tadi siapa?"tanya nya dingin.

"T-temen sekolah doang." Ucap Adhel berbohong.

lagipula ia tak mungkin kan bilang bahwa yang tadi Alvaro, apa lagi bilang bahwa dia satu sekolah dengan nya. Bisa-bisa rencana yang ia susun hancur berantakan.

"Dari mana aja?, Kenapa ponsel kamu juga nggak bisa dihubungin?"tanya Adit.

"Tadi temen-temen ngajak ke cafe dulu."

"Kenapa nggak nelfon dulu?"

"Ponsel adhel tadi mati."

"Terus?"

"Yaa, adhel nggak bisa ngabarin kalau ponselnya mati."ucap adhel kesal. Melihat kekesalan adeknya membuat amarahnya hilang begitu saja, dia memang tidak bisa berlama-lama marah dengan adhel.

Dengan gemas ia ingin mencubit pipi adhel, tapi tangannya langsung ditepis oleh adhel. Melihat itu Adit hanya terkekeh .

"Tadi yang nganterin kamu siapa?."tanya Adit lembut.

"T-tadi cuman temen kok, temen sekolah."

"Beneran?." Dibalas anggukan cepat oleh adhel.

"Kamu nggak nyembunyiin apa-apa kan dari Abang."ucapnya dengan memincingkan matanya.

QUEEN BLACK LION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang