***Pagi telah tiba, sinar mentari menyinari seluruh sudut kota Jakarta. Dan yaa disinilah adhel sekarang, diperjalanan menuju ke sekolah.
Setelah sampai ia langsung turun, tak lupa paper bag yang ia bawa. Berjalan menghampiri beberapa pemuda yang, berkumpul di sisi lain parkiran.
Beberapa pemuda tadi tak lain adalah, Alvaro dkk. Ok kita beralih ke Alvaro dulu, disisi lain parkiran tempat Alvaro dkk.
"Eh eh, gue punya tebak-tebakan."ujar dhanis.
"Apaan?"Tanya Dhika.
"Kenapa di komputer ada tulisan enter .?" Ujarnya dengan senyum tengilnya.
"Ya, karena emang program nya bego!"ucap Dhika sambil menoyor kepala Dhanis.
"Ish, apaansih Lo!. Salah."ucap dhanis ketus dengan menepis tangan Dhika yang ada di bahunya.
"Ya terus apaan?"tanya Candra dengan menaikkan satu alisnya.
"Karena kalau tulisannya entar, program nya nggak jalan-jalan, dong. Hahahhaha"
Krik,, krik,,krik
Tidak ada yang bersuara, mereka hanya menampilkan wajah datar saja. Sedangkan dhanis yang menyadari tidak ada yang menyaut, berhenti tertawa dan menatap ke sekeliling nya. Dengan canggung ia menggaruk tengkuknya lehernya sambil cengengesan.
"Alvaro!."
Mendengar itu, Alvaro dkk mengalihkan perhatiannya. Sedangkan sang empu yang ditatap hanya menampilkan wajah tak berekspresi, dan orang itu tak lain adalah adhel.
"Gue mau bicara." Ucapnya dengan menarik lengan Alvaro, ingin menjauh dari sana.
"Wih, widih. kemarin berantem, sekarang udah pegangan tangan aja nih."ujar dhanis dengan nada tengilnya, tak lupa alis yang di naik turun kan.
Mendengar itu adhel yang sadar, segera melepaskan tangannya dari lengan alvaro. Tapi Alvaro lebih dulu menarik tangan adhel dan, pergi menjauh dari sana. Tidak terlalu jauh lah.
Melihat itu teman-temannya hanya melongo tak percaya.
"Anjirr, itu beneran varo?,"tanya dhanis dengan muka cengo nya.
Ok, Back to Adhel.
"Lo mau ngomong apa?"ucap Alvaro.
Dengan segera adhel menyerahkan paper bag yang tadi ia bawa, ke Alvaro.
"Permintaan pertama, selesai." Ucap adhel penuh tekanan di akhir.
"Jadi, gue mau. Jangan deketin gue terutama disekolah."lanjutnya. mendengar itu alvaro hanya terkekeh kecil.
"Gue punya dua permintaan lagi, kalau Lo lupa."ucap alvaro datar.
Mendengar itu adhel mengepalkan tangannya, geram kepada orang didepannya ini. Sungguh Alvaro selalu berhasil membuat moodnya turun. Dengan segera ia berbalik badan ingin Pergi, tapi terhenti kala ada yang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN BLACK LION
Fiksi Remaja"Tanggung jawab Lo"-Alvaro "Sorry, gue nggak pernah ngehamilin Lo"-Adhel ******* Adhelia Queenza mahatama.gadis pindahan dari Bandung, gadis cantik yang membawa sejuta rahasia didalamnya, gadis yang penuh kejutan. S...