Terik mentari kembali hadir pagi hari ini, cahayanya memaksa masuk ke dalam rumah dua lantai itu. Rumah yang terletak di dalam perumahan elite yang sudah lama di bangun oleh kedua orang tua dari Daniel dan Cassandra. Pasangan suami istri yang baru saja singgah. Membuang kekosongan dari rumah itu. Rumah yang mungkin nantinya akan kembali kosong.
Daniel membuka matanya perlahan, tubuhnya nyaris remuk. Bagaimana tidak, Cassandra dengan teganya membuat Daniel tidur di atas sofa ruang tengah di bawah. Daniel mengingat-ingat kejadian semalam, dimana nafsunya benar-benar membuatnya menjadi pria berengsek tadi malam.
Dan lagi, tangannya tidak sengaja menutup pintu kamar terlalu kencang. Yang benar saja, Daniel merasa bahwa Cassandra terlalu sensitif jika ini menyangkut soal dirinya dan Daniel. Sesulit itukah bagi wanita untuk melupakan masa lalu?
Daniel beranjak duduk, matanya menyapu sekitar. Apakah Cassandra belum bangun dari tidurnya? Mengingat mereka semalam tidur terlalu malam. Dan setelah perbuatannya semalam, ia yakin hari ini Cassandra akan semakin dingin terhadapnya.
Daniel menatap jam dinding yang menunjukkan pukul pagi hari. Hari ini hari minggu. Biasanya saat di apartemen miliknya, ia bisa tidur dengan tenang tanpa ada yang mengganggu hingga bayangan dsri matahari tepat berada di bawah—nyaris tak terlihat.
Hari ini harusnya mereka menjenguk Debby di rumah sakit. Ya, mungkin jadwal pertama mereka sebagai suami istri adalah menjenguk Debby.
Daniel melangkahkan kakinya menuju lantai dua dengan gontai. Saat berada di depan kamar utama, ia mengetuk pintu dan memanggil Cassandra dari luar. Namun, karena tidak ada respon dari Cassandra, ia membuka pintu itu perlahan.
Betapa kagetnya Daniel mengetahui tempat tidur tersebut kosong. Apakah Cassandra kabur dari rumah akibat perbuatannya semalam? Apakah ia akan diceraikan karena perbuatannua semalam? Ia tidak ingin menjadi duda dalam satu malam.
Daniel melangkah keluar kamar, dengan langkah tergesa ia mengecek meja makan dan meja manapun, barangkali Cassandra menaruh pesan di atas meja. Kemudian ia mengecek pintu ruang tamu yang ternyata masih terkunci dari dalam. Ia memastikan sandal milik Cassandra yang ternyata masih tersusun rapi di rak sepatu.
Daniel mengerutkan keningnya. Semua ruang sudah ia pastikan kosong. Apakah Cassandra benar-benar setega itu terhadapnya? Daniel meraih handphone miliknya di dalam saku celananya. Ia menelpon Cassandra sambil kembali melangkah ke dalam kamarnya kembali.
Alisnya semakin berkerut, terdengar suara getaran handphone di dalam kamarnya. Lalu, dimana keberadaan Cassandra saat ini? Matanya kini tertuju ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Apa Cassandra sedang mandi?
Daniel mengetuk pintu kamar mandi, sesekali ia mendekatkan telinganya ke pintu itu. Nihil, mau tidak mau Daniel membuka perlahan pintu kamar mandi.
"Astaga, Cassey," betapa terkejutnya Daniel melihat sosok cassandra yang tengah meringkuk di dalam bathub seperti anak kecil. Membuat Daniel bernapas lega.
Daniel sedikit berjongkok mendekati Cassandra, "Casse, Cassey wake up." Daniel menyentuh pipi Cassandra dengan jarinya perlahan, takut membuat Cassandra kembali marah.
Cassandra sedikit mengerang, "Dingin.." ucapan Cassandra membuat Daniel refleks menempelkan punggung tangannya di kening Cassandra. "Astaga Cassey, kamu demam."
Daniel beranjak berdiri dan menggendong tubuh Cassandra. Segera ia menaruh dengan perlahan tubuh mungil Cassandra di atas tempat tidur. Daniel segera menutupi tubuh Cassandra dengan selimut.
Daniel tampak berpikir apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia sedikit panik, ini pertama kalinya ia harus mengurus wanita selain Debby saat sakit. Bagaimana Cassandra bisa bertahan di dalam kamar mandi yang dingin itu tanpa selimut, hanya bermodal kemeja tipis yang dipinjami Daniel? Daniel bodoh, dirinya benar-benar bodoh. Tidak menyadari bahwa sejak semalam, Cassandra sudah mulai demam akibat kelelahan.
Daniel mencoba mencari tau di internet, apa saja yang bisa meredakan demam Cassandra. Sebelumnya ia sudah mengecek suhu tubuh Cassandra, 38,9°C dan itu makin membuatnya panik.
Pertama-tama, ia membuat air hangat dan menyiapkan kain kecil untuk membuat kompres air hangat. Dengan begitu suhu tubuh Cassandra bisa menurun walau ia tidak tau berapa lama waktu untuk mengompres air hangat. Ia menaruh kain yang sudah ia remas dan dilipat kecil untuk ditaruh di atas kening Cassandra.
Kemudian ia keluar rumah untuk membeli obat demam juga bubur ayam untuk Cassandra. Sebelum keluar kamar, Daniel menanyakan password ruang apartemen Cassandra, dengan begitu ia bisa mengambil pakaian ganti Cassandra.
Daniel mengambil asal tiga sampai empat pasang pakaian di dalam lemari Cassandra yang tertata rapi. Saat hendak mengambil pakaiann dalam milik Cassandra, matanya berusaha menatap langit-langit kamar Cassandra, ingin bersikap sopan meskipun tidak dilihat sekalipun oleh istrinya itu. Ah, istri ya? Istri palsu. Pasangan palsu. Haruskah mereka menyebut diri mereka sebagai pasangan palsu? Hati Daniel teriris tiap saat mengingat status mereka sebagai pasangan dalam pernikahan kontrak. Padahal, jauh di dalam lubuk hatinya, Daniel benar-benar serius soal ingin hidup bersama Cassandra dan ingin menjadi tujuan hidup Cassandra yang baru. Begitupun sebaliknya. Namun lagi-lagi ia tidak bisa memaksakan kehendaknya. Ia harus bersabar saat ini menghadapi karma yang telah ia lakukan di masa lalu.
Lagipula, Cassandra cantik sejak dulu. Ia akui itu, tapi ada hal yang membuatnya berkata seperti itu. Bahkan Daniel tidak pernah sekalipun mengejek Cassandra, jauh sebelum kejadian sialan yang menbuat hubungan mereka berdua semakin renggang dan menjadi orang asing.
Daniel melangkah keluar kamar apartemen Cassandra, tidak lupa ia mengambil beberapa skin care dan make up milik Cassandra, ia tau persis bagaimana wanita tidak bisa hidup tanpa skincare dan alat-alat make up. Mungkin membawa sisa barang lainnya bisa ditunda dahulu karena saat ini tengah urgent.
Daniel sampai di rumah dan menyiapkan bubur ayam di dalam mangkuk. Tidak lupa ia membawa air mineral dan obat yang sudah ia beli sebelumnya. Daniel meminta agar Cassandra menyandarkan tubuhnya pada bantal yang sudah Daniel tumpuk, setidaknya agar Cassandra bisa memakan buburnya.
Tubuh Cassandra sangat lemah saat ini, membuat Daniel menawarkan agar ia saja yang menyuapi Cassandra. Tanpa berpikir panjang Cassandra mengiyakan tawaran Daniel.
Perlahan tapi pasti, Daniel menyuapi bubur itu. Sendok demi sendok bubur ia habiskan hingga tidak tersisa. Kemudian Daniel memberi segelas air mineral kepada Cassandra dan menyuruhnya minum obat.
"Apakah kepalamu terasa sakit? Masih terasa dingin?" Tanya Daniel khawatir. Cassandra hanya mengangguk lemah. Membuat Daniel sibuk sendiri mengambil selimut lainnya dan sebagainya agar Cassandra bisa istirahat dengan nyenyak. Tidak lupa ia menggantubair kompresan milik Cassandra.
Tidak lama kemudian, Cassandra kembali memejamkan kedua matanya. Daniel kembali ke lantai satu. Ia menertawakan dirinya sendiri saat tengah duduk di sofa. Apa yang sebenarnya ia lakukan hari ini? Ternyata seperti ini rasanya menjadi suami-istri. Bahkan, ia lupa kalau ia belum sarapan pagi ini.
Daniel menyandarkan tubuhnya di sofa. Niatnya untuk menjenguk Debby ia tunda dulu. Apakah ia harus mandi dahulu? Atau sarapan terlebih dahulu agar tidak ikut sakit?
Kedua sudut bibirnya sedikit terangkat, ia ingin selamanya menjadi sosok yang bisa diandalkan oleh Cassandra. Bisakah?
___________________________________________
Tbc
Setelah sekian lamanya hiatus, tiba² semua ide bermunculan di dalam kepala thor. Apakah ini artinya thor harus ngebut lanjut cerita ini? ._.
Vote n comment
Jangan lupa follow thor terlebih dahulu untuk info2 selanjutnya dan cerita2 yang nantinya thor sajikan selain cerita sweet wedding with lieutenant dan the scars between us.
Siapa disini yang udah selesai membaca sweet wedding with lieutenant?
Yang belum selesai membaca ceritaku, yuk mampir di link yang ada di bio. Cerita lengkap sweet wedding ada disana. Ga kalah menarik dari cerita the scars between us kok.^^
Salam hangat, Jingga.
17 Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scars between Us
Romance[ON GOING] [HIATUS] Jangan lupa follow thor terlebih dahulu.^^ * * * Perjuangan Cassandra Sheera Putri dalam membangun benteng pertahanannya hancur begitu saja. Pertemuannya kembali dengan Daniel Ethan membuat luka lama yang telah ia tutup rapat-rap...