VII. Fakta Tidak Terduga

187 13 1
                                    

Suara dering handphone milik Cassandra memecahkan suasana yang ada. Membuat Cassandra berdeham dan beranjak berdiri. "Sudah jam berapa? Aku harus bersiap ke kantor," ucapnya.

Tubuh Cassandra masih sedikit lunglai akibat Soju yang sudah dihabiskannya. Langkah Cassandra terhenti sejenak, menatap Daniel penuh curiga, "Semalam, kamu menjemputku? Menggendongku?" tanya Cassandra memastikan.

Daniel tidak menjawab, ia memilih untuk menatap ke arah langit-langit kamarnya yang tidak menarik. Membuat Cassandra merasa di acuhkan oleh lelaki yang baru saja mencium keningnya. Ia tertawa hambar dan melangkah keluar dari kamar Daniel.

Cassandra tampak merenung menghadap ke arah balkon kamarnya. Sarah, ia harus menelpon Sarah sekarang juga. Kepala Cassandra masih sedikit pengar akibat pengaruh Soju yang ia minum semalam, memang tidak besar efeknya tapi setelah diingat-ingat, ia menghabiskan 1 botol soju milik Sarah, ia harus menggantinya.

Lama telepon Sarah berdering, hingga akhirnya dijawab oleh Sarah.

"Halo?"

"Sar, kemarin Daniel jemput gue ya? Atau lo yang nyuruh?"

"Daniel? Kemarin dia nanya posisi lo dimana, ya gue kasih tau aja,"

"Gue.. nggak aneh-aneh 'kan kemarin?"

"Di rumah gue sih, lo mabuk normal, cuma tidur aja, nggak tau deh pas di mobil Daniel." ujar Sarah terdengar jujur.

"Yaudah deh, gue mau siap-siap ke kantor dulu, bye Sar, btw gue ganti nanti Soju lo," ucap Cassandra langsung mengakhiri percakapan sebelum Sarah menjawab. Ia yakin Sarah pasti tengah mengoceh di sana.

Cassandra segera bersiap-siap untuk berangkat menuju kantornya.

* * *
"Baik, perwakilan dari tim kita hari ini mbak Cassandra dan pak Wiras, apa bahan presentasi sudah disiapkan untuk berdiskusi langsung dengan pihak perusahaan nanti?" tanya Widia, ketua tim bagian interior design.

Cassandra mengangguk, "Sudah bu, file yang ibu minta kemarin sudah kami siapkan, berkas-berkas juga sudah saya kumpulkan tadi."

"Oke, kalian bersiap-siap ya, jadwal rapat kalian jam 2 siang, itu artinya kalian punya waktu 1 jam. Kalau bisa, wajib datang sebelum pihak perusahaan berkumpul, sopan santun dijaga. Semoga berhasil," ucap Widia, wanita berusia 30 tahun yang dianggap seperti ibu dari tim Cassandra.

Cassandra dan Wiras melangkah cepat memasuki sebuah gedung perncakar langit yang luas dan tinggi. Ramai orang berjas formal berlalu lalang di dalamnya. "Kita ke sana dulu ya," ucap Cassandra menunjuk ke tempat bagian informasi.

"Permisi mbak, jadwal rapat dengan tim interior design homedeco dimana ya ruangnya?" tanya Cassandra kepada informan tersebut.

"Di lantai 14 ya mbak, nanti mbak bisa temui informan setelah lift, bawa guest access card ini mbak."

Cassandra mengucapkan terimakasih kemudian melangkah menuju lift, ia menempelkan kartu tersebut untuk membuka akses menuju lift.

Cassandra sedikit nervous, karena baru pertama kali melakukan presentasi di perusahaan tersebut. Meskipun ia tidak banyak bicara nanti karena yang akan memimpin untuk presentasi adalah Wiras, seniornya di dalam tim.

Sebelumya, tim interior mereka menang tender dalam bersaing dengan tim interior kantor lainnya. Dan saat ini, mereka tengah fokus membahas konsep furniture dan rancangan biaya untuk nantinya bisa berlanjut ke tahap selanjutnya.

Mereka sampai di lantai 14 dan bertanya letak ruang untuk mereka rapat. Mereka berdua di arahkan menuju sebuah meeting room yang masih kosong. Kemudian Wiras dan Cassandra menyiapkan segala peralatan untuk bahan presentasi.

"Mas, aku agak nervous, aku ke toilet bentar ya mas. Masih ada waktu 15 menit kan buat mulai rapatnya?" tanya Cassandra memastikan.

"Oh iya, silahkan. Santai aja, ini masih lama kok," jawab Wiras mempersilahkan Cassandra untuk ke toilet.

Cassandra dan Wiras tidak begitu dekat, mereka hanya sebatas partner kerja dan Cassandra jarang sekali berbagi cerita dengan Wiras.

Saat Cassandra melangkah menuju toilet, seseorang menepuk bahu Cassandra dari belakang. Reflek, Cassandra menoleh ke arahnya. Sedikit terperanjat, ia berusaha tenang, "Daniel? Kamu ngapain disini?" Cassandra heran bukan main, kurang sempit apa lagi dunia ini bagi Cassandra dan Daniel yang terus menerus dipertemukan tanpa sengaja oleh takdir.

"Aku? Kerja," jawab Daniel santai.

Cassandra memperhatikan Daniel dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia menaikkan sebelah alisnya, "Kerja?"

Tampak Daniel memakai setelan jas lengkap dengan dasi berwarna navy blue, "Rapi banget, kerja bagian apa?" tanya Cassandra penasaran. "Yang punya gedung sekaligus CEO disini," jawab Daniel tersenyum simpul. Membuat Cassandra terkekeh, "Aku serius," ucap Cassandra datar.

"Aku lebih serius,"

"Ah, terserah, aku mau ke toilet dulu."

Cassandra melangkah terburu-buru meninggalkan Daniel. Cukup lama ia berada di toilet, sambil melangkah melewati koridor tempat ia berbicara dengan Daniel, ia mencari-cari sosok Daniel untuk memastikan sesuatu. Namun Daniel sepertinya sudah menghilang ntah kemana.

Cassandra memasuki ruang rapat sebelumnya, tampak Wiras tengah fokus melihat layar laptop miliknya.

"Bagaimana mas? Udah berapa persen persiapannya?" tanya Cassandra, ia memilih duduk tepat di sebelah Wiras. "Udah, Casse, ini kita tinggal nunggu pihak perusahaannya datang."

Tidak lama kemudian, beberapa orang berpakaian formal memasuki ruang. Mata Cassandra membelalak kaget saat melihat sosok Bima di antara orang-orang itu.

Bima tampak sedikit terkejut, namun setelah tersenyum ramah. Mereka duduk di tempat masing-masing. Lalu memperkenalkan diri.

Ah, Cassandra ingat, Bima pernah memperkenalkan dirinya sebagai wakil direktur tim manajemen di suatu perusahaan. Cassandra mengangguk paham saat ini.

Mereka memulai presentasinya, semua orang di dalam tampak antusias mendengar penuturan Wiras. Cassandra  bagian memonitor laptop dan bahan presentasi, sesekali membantu berdiskusi saat Wiras tidak dapat menjawab isi dari proyek tersebut.

Tiba-tiba pintu ruang terbuka, membuat semua orang yang berada di dalamnya menoleh ke arah pintu. Sosok Daniel tengah berdiri di ambang pintu menatap Cassandra.

Semua orang termasuk Bima berdiri dan sedikit membungkuk menyambut Daniel. Cassandra mendengar seorang wanita yang berada di sebelahnya tampak berbisik ke orang di sampingnya, "Pak Daniel ngapain disini tiba-tiba?" tanya karyawan itu kepada rekan kerjanya. "Aneh, seorang CEO yang terkenal jarang menampakan dirinya dan selalu mengurung diri di ruangannya tiba-tiba kesini."

Mendengar itu, membuat kedua mata Cassandra melebar. CEO?!

Mata Cassandra dan Daniel saling beradu. Membuat rasa penasaran seorang Bima timbul. Karena kabarnya, CEO perusahaannya jarang menginjakkan kakinya di ruang rapat biasa. Ia memperhatikan tatapan Daniel yang fokus menatap Cassandra. Bima penasaran.

-------------------------------------------------------------

TBC

Vote and Comment

Belum di periksa dan revisi, maaf typo bertebaran

16 Mei 2021

The Scars between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang