XXXIII. Perpisahan Singkat

65 6 0
                                    

Cassandra melangkah menyusuri kota Paris bersama Daniel. Menikmati dinginnya kota romantis di sana.

Daniel sendiri masih enggan menatap Cassandra. Raut wajahnya terlihat masih kesal dan kecewa. Membuat Cassandra bingung menanggapi sikap Daniel yang tiba-tiba dia seperti itu.

Cassandra tersenyum kecil melihat tingkah Daniel yang mendadak diam. Benar-benar membuat Daniel terlihat menggemaskan. Seperti anak kecil yang tidak dituruti saja permintaannya.

Yah, lagipula ia ingin memberikan sebuah kejutan pada Daniel.

Langkah kaki Cassandra terus mengikuti kemana Daniel berjalan di sampingnya. Mereka tidak saling bicara hingga akhirnya mereka tiba di sebuah restaurant mewah bertema klasik. Bahkan saat mereka tengah duduk berhadap-hadapan, Daniel memilih untuk memainkan handphone miliknya daripada menatap Cassandea saat ini. Oh ya ampun Daniel benar-benar menggemaskan dan menyebalkan sekaligus.

"Aku ke toilet bentar," ujar Cassandra beranjak berdiri. Cukup lama ia berada di depan cermin untuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Lagipula makanan yang mereka pesan belum tiba. Cassandra tidak ingin mati kutu di depan Daniel karena mengikuti permainan tutup mulutnya Daniel.

Saat Cassandra akan kembali ke meja mereka, ia melihat dari kejauhan terdapat seorang perempuan cantik berwajah eropa menghampiri Daniel. Cassandra mendekat perlahan, sekilas ia mendengar penuturan Daniel yang seraya menolak halus wanita itu. "Ah, désolé, j'ai déjà une femme (Aku sudah punya istri)," jawab Daniel mengangguk sopan dan tersenyum memperlihatkan cincin pernikahan mereka yang baru, melingkar manis di jari Daniel.

Hati Cassandra terasa hangat mendengar Daniel dengan mudahnya menyebut dirinya sebagai istri ke orang lain. Setelah dirasa perempuan itu menjauhi Daniel. Cassandra kembali dan bertanya, "Ada apa?" Tanya Cassandra sembari duduk di bangkunya. Daniel kembali enggan menatap Cassandra. Ia menggeleng pelan dan bergumam, "Ditawari cemilan," singkatnya. Cassandra mengerutkan kening. Daniel payah dalam hal berbohong. Cassandra mengedikkan kedua bahunya. Terserah Daniel saja, Cassandra hanya tidak ingin bertengkar karena sikap aneh Daniel yang semakin menjadi kali ini.

Makanan mereka baru saja tersaji di atas meja. Mereka makan dalam diam. Hanya suara dentingan piring yang terdengar. Padahal suasana malam itu benar-benar romantis. Seperti di film romantis yang biasa Cassandra tonton saat kuliah dulu.

Setelah makan, mereka kembali melangkah menyusuri kota Paris menuju hotel mereka yang memang cukup jauh dari restaurant tempat mereka makan.

Mata Cassandra terus menerus teralihkan pandangannya oleh beberapa toko yang mereka lewati. Saat langkahnya terhenti ia berkata pada Daniel, "Niel, ke situ sebentar yuk." Tunjuknya pada toko yang menjual pernak-pernik. Daniel menghela napas pelan. "Baiklah, aku tunggu di depan saja." Ujar Daniel enggan masuk ke dalamnya. Cassandra awalnya protes namun melihat sikap Daniel yang sangat menyebalkan kali ini, ia memilih untuk berjalan masuk sambil menggerutu.

Saat Cassandra hendak membayar, ia lupa jika ia belum sempat meminta pada Daniel lembaran mata uang franc, toko yang ia masuki pun tidak menerima debit maupun kredit. Mengharuskan ia untuk kembali ke depan toko.

Cassandra cukup kaget melihat sosok Daniel yang sudah tidak ada di depan toko. Jalanan juga sudah cukup sepi kala itu.

 Jalanan juga sudah cukup sepi kala itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Scars between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang