XXIII. Melelehnya Manusia Salju (2)

82 7 0
                                    

Cahaya temaram membuat Cassandra bangun dari tidurnya. Malam yang pekat tidak sedingin malam-malam sebelumnya. Cassandra membuka kedua matanya. Mengingat apa yang sebelumnya terjadi.

Sebuah jemari hangat tengah menggenggam jemari mungilnya. Tanpa sadar Cassandra ikut menggenggam jemari itu. Dilihatnya Daniel yang tengah tertidur di kursi tepat di samping Cassandra. Betapa kagetnya ia saat melihat jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 8 malam. Apakah seharian ini Daniel yang membantunya agar sembuh?

Cassandra menatap tubuhnya yang kini terbalut pakaian lain. Sejak kapan dirinya berganti pakaian? Cassandra mengingat-ingat kejadian hari ini. Ia ingat pagi ini disuapi bubur oleh Daniel, kemudian kembali tertidur. Dan sayup-sayup ia mendengar suara panik Daniel saat menyentuh tubuhnya yang banjir oleh keringat. Ah, apakah Daniel mencari kesempatan pada saat itu? Ia berusaha mengingat kejadian itu. Namun, biar bagaimanapun Daniel sudah berusaha keras untuknya. Setidaknya ia tau bahwa Daniel peduli kepadanya.

Cassandra beranjak duduk perlahan, tidak ingin membuat Daniel terbangun. Perlahan ia beranjak berdiri. Menatap Daniel yang masih tertidur pulas dengan posisi tidak nyaman, haruskah ia bangunkan? Cassandra menggeleng, tidak ingin membangunkan Daniel untuk saat ini.

Ia mengecup kening Daniel sebagai tanda terimakasih kepadanya karena sudah mau direpotkan. Biar bagaimanapun juga, mereka itu pasangan palsu. Mereka tidak boleh terlibat perasaan satu sama lain. Tidak boleh.

Cassandra melihat sebuah koper kecil yang sebelumnya tidak ada. Saat melihat isinya, ia cukup senang karena semua kebutuhan dia ada didalamnya.

Cassandra masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya malam ini. Tubuhnya benar-benar lengket, ia harus mandi.

* * *

Daniel terbangun, ia mendengar suara air mengalir dari kamar mandi. Ia sedikit terperanjat mengetahui Cassandra tidak ada di atas tempat tidur. Dengan langkah tergesa ia mendekati kamar mandi. Terdengar suara Cassandra yang tengah bersenandung, membuatnya mengurungkan niat untuk mengetuk pintu itu.

Selagi Cassandra tertidur sebelumnya, Daniel sudah membeli makanan untuk mereka makan malam. Karena kulkas di dapur masih kosong, hanya ada beberapa minuman kaleng dan air mineral botol, membuat Daniel mau tidak mau membeli makanan di luar. Ia sudah siapkan chinese food berupa bihun goreng, nasi putih, beef blackpepper dan sapo tahu. Ia tidak tau apakah Cassandra mau memakannya atau tidak, setidaknya ia sudah mempersiapkannya untuk nanti dipanaskan.

Daniel melangkah menuju dapur dan menyiapkan makanan untuk nantinya dimakan. Saat dirasa sudah siap, ia merapikan meja makan dan merapikan dapur agar kembali bersih.

Baru saja ia ingin memanggil Cassandra, sosok itu tiba-tiba saja sudah muncul dihadapan Daniel. Daniel menyapa Cassandra, suaranya sedikit terdengar kaku. "Hai," ucap Daniel membuat Cassandra menaikkan sebelah alisnya.

"Aku sudah siapkan makan malam kita, walaupun cuma aku hangatkan saja.. makan yuk," ucap Daniel sambil menjatuhkan bokongnya di bangku. Daniel mengambil lauk yang ada di atas meja. Cassandra mengikutinya untuk duduk tepat di seberang Daniel. "Terimakasih," ujar Cassandra, tersenyum kecil.

Daniel mengangguk paham, "Sama-sama."

Keheningan menyelimuti  ruang makan saat itu. Hanya ada suara denting sendok saja. Cukup lama mereka menghabiskan makanan yang ada di piring mereka, hingga akhirnya Cassandra membuka percakapan terlebih dahulu.

"Besok, kita belanja kebutuhan rumah ya? Dan ambil barang-barang di apartemen. Lagipula, masa tenggatku untuk tinggal di sana sudah mau habis."

"Ya, sekalian aku juga ingin mengambil barang dari apartemen. Toh, mulai sekarang kita harus tinggal satu atap." Jawab Daniel menimpali.

"Ah, sekalian kita berbenah untuk kamar kosong di sebelah kamar utama. Aku mungkin akan tidur di sana untuk 1 tahun ke depan."

Daniel mengernyit heran, "Maksudmu? Kita tidur terpisah?"

Cassandra mengangguk mengiyakan, "Memangnya apa yang kamu harapkan dari pernikahan kita yang palsu ini, Niel. Setidaknya saat tidak ada orang lain, kupikir kita tidak perlu berpura-pura."

"Namun, mengapa harus pisah kamar Cassey? Seburuk itukah aku di mata kamu?"

"Kamu yang membuatnya terlihat jelas 'kan Niel. Cukup Niel, aku tidak ingin berdebat malam ini. Untuk kali ini, aku izinkan kamu tidur di kamar utama bersamaku. Tapi malam ini, tolong mengerti juga perasaanku." Ujar Cassandra, nadanya sedikit memerintah.

Daniel mengangguk, tidak menjawab ucapan Cassandra. Astaga, Daniel benar-benar seperti anak kecil di hadapannya. Daniel melangkah ke dapur dan membersihkan piring kotor. Tidak lagi tersenyum hangat kepadanya. Hanya ada wajah datar saat melewatinya begitu saja.

Cassandra memastikan semua pintu sudah terkunci dan lantai bawah sudah dalam keadaan bersih. Kemudian ia melangkah ke kamarnya di atas. Cassandra melihat sosok Daniel yang tengah duduk di sofa dalam kamarnya. Di atas meja kecil terdapat laptop yang tengah menyala. Daniel sedang sibuk di depan layar laptop saat ini.

"Kamu tidak tidur?" Tanya Cassandra saat sudah berada di atas kasur. Ia memastikan dengan jelas di tengah kasur terdapat 2 buah guling yang menjadi pembatas mereka tidur.

Daniel tidak menggubris Cassandra. Membuat Cassandra berdecak kesal. Ia kembali beranjak berdiri dan menghampiri Daniel. Namun saat ia melangkah mendekat, Daniel tiba-tiba menutup laptopnya.

"Astaga, Daniel yang benar saja. Ada apa denganmu?" Tanya Cassandra sedikit kesal. Daniel tidak menjawab dan melangkah melewati Cassandra begitu saja. Namun, kali ini Cassandra menahan lengannya.

Cassandra memeluk tubuh tinggi Daniel dari belakang. "Maaf jika aku salah. Aku hanya ingin yang terbaik untuk diriku sendiri. Maaf jika terdengar egois. Aku butuh waktu untuk kembali percaya kepadamu." Ujar Cassandra jujur. Daniel menggenggam jemari Cassandra yang masih melingkar memeluknya.

"Setidaknya, maukah kamu menerimaku sebagai temanmu?" Tanya Daniel memastikan, enggan menatap Cassandra.

Cassandra mengangguk, "Ya, mari kita berteman." Ucap Cassandra sembari melepas pelukannya itu.

Daniel membalikkan tubuhnya, menatap Cassandra. Mencari sebuah kebohongan di dalam matanya, namun tidak ada. Sedikit tersenyum, Daniel berkata, "Ayo istirahat."

___________________________________________

Tbc

Jangan lupa follow thor ya~

Vote and comment^^

18 Juni 2022

The Scars between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang