Chapter 5

2.2K 392 69
                                    

Tap tap ⭐
Happy Reading!

***

Agustus 2011

"AYO KAALLLL MASUKIN BOLANYA KAAAALLL"

"DUA BELAS IPA SATU????"

"AYE AYE AYE OYYYYYY!!"

Karina tak mengindahkan teriakan sarat dukungan teman sekelasnya saat ini. Ia fokus menonton pertandingan futsal pria karena kelasnya melawan kelas Sagara.

Lelaki itu ... bagaimana ya Karina mengatakannya? Saat Sagara berlari maupun menendang bola, ketampanannya langsung meroket. Ini mungkin berlebihan, tapi aura Sagara yang terpancar di lapangan sungguh berbahaya. Setidaknya untuk kewarasan Karina.

Tanpan sadar netranya selalu mengikuti kemana Sagara berada. Jantungnya berdetak tak normal serta nafasnya tertahan sesaat ketika lelaki itu mengibaskan rambutnya. Tuhan, apakah ini yang dinamakan cinta?

"YEAAYYYYYYYYYY!!!"

Tanpa sadar Karina berdiri dan ikut bersorak-sorai ketika Sagara mencetak gol ke gawang kelasnya. Bahkan ia bertepuk tangan dengan semangat. Tunggu sebentar. Gawang kelasnya? Berarti ....

Karina menoleh. Wajahnya langsung pucat pasi ketika teman-teman sekelasnya melihatnya dengan aneh dan tajam. Bagaimana tidak? Dirinya bergembira untuk lawan. Sungguh sikap yang kurang baik sebagai salah satu penghuni 12 IPA 1.

"Lo ngapain seneng gitu Rin?" Clara menodongnya.

"Wah parah sih Karin, kelasnya kemasukan malah seneng," cibir Adnan mengompori.

"Wah wah ada sesuatu nih kayaknya," timpal Haris.

"Gimana nggak seneng guys, orang bebebnya ngegolin," ucap Shania sinis.

"Wohoooo pantesaasannn"

Wajah Karina merah padam. Lagi-lagi semua orang salah paham. Harus berapa kali ia menjelaskan jika Sagara bukan pacarnya? Dan parahnya lagi, sekarang semua penghuni kelasnya salah paham. Dan mungkin beberapa siswa di kelas Sagara yang tidak sengaja mendengar juga pasti akan salah paham.

"DIA BUKAN PACAR GUE!!"

"EAKKK NGELESSSS"

"BEN–"

"BISA DIEM NGGAK SIH?!"

Seketika hening.

"Temen kita lagi tanding bukannya didukung malah pada ribut sendiri!" tegur Javier dingin.

Semua terdiam. Dan entah kenapa, Karina bisa merasakan tatapan tajam Javier padanya. Ia menggigit bibirnya pelan menahan segala emosi. Tatapan dingin Javier lebih mampu membuatnya terpojok daripada perkataan teman-temannya tadi.

"EH ITU HAIKAL NGEGOLIN GUYSSSSSS!!" Teriakan Amanda mengalihkan perhatian mereka semua serta memecahkan keheningan yang tak mengenakan tadi.

"YEAYYYY!!!"

"DUA BELAS IPA SATU?????"

"AYE AYE AYE OYYYYYY!!!!"

Lagi-lagi Karina tak mengikuti kehebohan teman sekelasnya. Ia masih merasa sakit hati. Sebuah usapan di pundaknya membuatnya menoleh.

"Sabar ya Rin," bisik Melati dengan iba.

Karina hanya tersenyum kecil. Dia beruntung memiliki teman seperti Melati di kelas ini.

***

Karina melangkah dengan ragu-ragu ke arah Sagara. Lelaki itu tidak sendirian. Ia sedang mengobrol dengan perempuan berambut sebahu. Karina mengamati ekspresi mereka berdua. Sagara yang tersenyum lebar serta gadis itu yang mendelik kesal. Tak lama si gadis pergi meninggalkan Sagara. Dan setelahnya, obsidian mereka bertemu. Karina gelagapan.

The Reason✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang