Chapter 7

2K 374 48
                                    

Tap tap ⭐
Happy Reading!

***

Agustus 2011

"LO GIMANA SIH RIN???!!" Shania berseru penuh amarah.

"M-maaf ...." Karina menunduk.

Setelah perlombaan selesai, Karina diseret Shania and the gang ke kelas. Karina hanya menunduk pasrah. Memang tadi adalah kesalahannya. Dan menurutnya, ia pantas mendapatkan kemarahan Shania bahkan teman sekelasnya yang lain.

Di kelasnya hanya terdapat beberapa siswa yang masih ingin berada di sekolah. Entah bermain game atau menonton video boyband Korea Selatan. Terlihat seperti tidak peduli, nyatanya mereka semua menatap Karina penuh iba. Tapi kembali lagi, mereka juga malas berurusan dengan Shania and the gang. Karena itulah, mereka pura-pura fokus dengan kesukaan masing-masing.

"LO KENAPA SIH NGGAK FOKUS HAH?" bentak Shania lagi. "KITA UDAH IURAN BUAT BAYAR MAKE-UP SAMA BAJU SEGALA MACEM EH MALAH LO NGGAK BERUSAHA!!"

Karina tersentak. Benar, mereka semua sudah mengusahakan segalanya untuk perlombaan ini, tetapi Karina tidak bisa membalas kepercayaan teman sekelasnya. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Duh, tau gitu mending gue nggak sih Shan?" celetuk Clara.

"Padahal lo dah cukup cantik loh Rin, ya walaupun tetep cantikan Shania sih," Raya menyahut sinis.

Shania memajukan kepalanya ke arah Karina.

"Lo liat! Javier yang kita tau nggak suka hal beginian aja bisa lakuin yang terbaik Rin! Tapi lo malah–argghhh!" Shania menendang kaki meja di hadapan Karina.

Semuanya berjengit kaget. Tak terkecuali Javier yang sedari tadi mengawasi mereka dari sudut kelas. Ia sangat benci keributan. Apalagi jika para perempuan yang melakukannya. Sangat berisik dan memuakkan baginya.

"Jawab dong, jangan diem-diem aja!" sentak Clara.

Dengan cepat Shania meremat kedua pipi Karina dengan satu tangannya. Kepala Karina yang sebelumnya menunduk, kini terangkat.

"JAWAB!!"

"Lepas."

Shania and the gang menoleh ke sumber suara.

"Jav?"

"Udah cukup. Lepas."

"Jav, lo nggak marah gitu ke dia?"

Javier melirik ke arah Karina. Lantas ia menatap datar ketiganya.

"Yang tadi kalian lakuin termasuk pembullyan loh. Kalian bisa dilaporin ke BK." Javier berkata dengan tenang.

"E-engga k-kok Jav, kita-kita cuma kesel aja ya kan??" Shania menyahut gugup.

"I-iya kok Jav, kita cuma nanya ke Karina aja." imbuh Raya.

"Minta maaf."

"Lo nyuruh siapa Jav?" tanya Clara santai.

"Shania, Clara, Raya. Kalian bertiga, minta maaf ke Karina." perintah Javier.

"Kok gue sih?" Clara tidak terima.

"Kalo gitu harusnya Karina minta maaf juga dong?" Shania sudah mendapatkan kembali keberaniannya.

Javier bersedekap. "Kalo gue tadi nggak salah denger, kayaknya Karina udah minta maaf deh."

Hening.

Javier menghela nafas panjang. "Gini ya, namanya perlombaan tuh nggak melulu tentang menang. Kita ikut aja udah nunjukin kalo kita bertanggungjawab dan aktif. Semua hal bisa terjadi di luar kuasa kita contohnya yang dialamin Karina tadi. Dari awal, gue pribadi juga nggak berharap apa-apa sih. Nggak cuma ke perlombaan ini aja tapi semuanya. Paham?" jelasnya panjang lebar.

The Reason✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang