Chapter 12

2.1K 355 27
                                    

Tap tap ⭐
Happy Reading!

***

November 2011

"Javier!!"

Panggilan cukup keras dari arah belakang menghentikan langkah tegapnya. Javier menoleh. Raut wajahnya tetap datar.

"Jalannya cepet banget sih," gerutu si lawan bicara.

"Apa?" balasnya.

Karina mengeratkan genggaman kedua tangannya. Mengumpulkan niat kembali. Mengajak Javier berbicara lebih dulu setelah beberapa minggu bukanlah perkara yang mudah.

"Anu ...."

Javier berdecak. "Gue buru-buru mau les."

"Itu ... gue mau bilang ...." kata Karina gantung.

"Apa cepetan!!" Javier sudah kehilangan kesabaran.

"M-mau b-bilang m-makasih ...." cicit Karina.

Javier mengerutkan dahinya bingung.

"Makasih buat apa?" tanya lelaki itu tak mengerti.

"Karena ... karena lo udah bantu gue tadi." Jangan kira Karina baik-baik saja, ia gugup setengah mati. Manik tajam Javier adalah salah satu penyebabnya. Ditambah masalah lalu yang membuat hubungan keduanya menjadi dingin seperti ini.

"Hah? Kapan gue bantuin lo?" Javier semakin bingung. Wajahnya sedikit melunak. Dan Karina bersyukur akan hal itu.

"Tadi ... waktu mapel bahasa inggris ...." Entah kenapa Karina sedikit malu mengatakannya. Seperti, ia terlalu percaya diri? Tetapi bukankah karena Javier ia selamat dari hukuman si guru muda itu?

"Wait ... maksud lo?"

"Ya itu-"

"Modul gue ketinggalan tuh menurut lo buat bantuin lo gitu?"

"Bisa dibilang gitu, kan?" Karina meringis kaku.

Javier menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Jantung Karina berdetak semakin kencang. Karina yakin, saat ini adalah salah satu momen memalukan dalam hidupnya.

"Yang ada gue malah kena virus ceroboh lo tau nggak?" sentak Javier tak terima.

Tanpa sadar Karina menggembungkan pipinya kesal.

"Gue nggak ceroboh ya!"

"Lo iya!"

"Lo sebel banget ya kayaknya sama gue?" tanya Karina dengan mengerucutkan bibirnya.

"Udah tau pake nanya." jawab Javier tak acuh.

"ISSHHH AWAS YA LO KALO SAMPE SUKA SAMA GUE!" pekik Karina.

Hening.

Seketika Karina merutuki bibirnya.

"D-DAH JAVIERRRR GUE DULUAN!!!!!"

Karina berlari meninggalkan Javier di belakang dengan rasa malu yang tak terbendung.

***

Sekarang Karina berada di meja kantin bersama Arga. Hanya berdua tanpa Melati. Ya, Karina memutuskan untuk bersikap layaknya teman sebaya saja. Karina merasa jahat karena beberapa minggu ini menjauhi lelaki itu. Karena memang sepenuhnya bukan salah Arga. Karina lah tokoh utama yang membuat segalanya menjadi rumit.

"Gue seneng deh udah boleh ngobrol sama lo lagi." ucap Arga jujur.

Karina meringis. "Maaf ya Ga buat yang kemaren-kemaren." Ia berujar dengan tulus.

The Reason✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang