Jeongin terlihat tak tenang pagi itu. Semua tamu sepertinya sudah hampir datang tapi kenapa Minho belum juga sampai.
"Ini sudah lewat dua puluh menit kenapa belum sampai" gumam Jeongin. Dia juga sudah menghubungi panti asuhan Minho tadi tapi mereka mengatakan bahwa Minho sudah berangkat sejak tadi.
"Kenapa perasaan ku menjadi tidak enak" kata pria yang bernama Jeongin itu.
"Tuan saya ingin mengatakan sesuatu" kata seorang penjaga dengan pakaian jas rapinya menghampiri Jeongin.
"Katakan" kata pria itu.
"Supir yang anda tugasnya menjemput Tuan Minho ditemukan tewas tertabrak truk tadi pagi" katanya. Hal itu membuat Jeongin menjadi cemas dan lemas.
Dia langsung memegang kerah baju pria itu.
"Bagaimana dengan Minho?" Tanya pria itu yang sudah kehilangan kendali.
"Kami masih mencari, sepertinya ada orang yang menjadi dalang dalam kejadian ini" katanya.
Mendengarnya membuat Jeongin menjadi emosi, dia langsung memukuli penjaga itu berkali-kali. Dia benar-benar tak peduli jika para tamu melihat dirinya saat itu.
"Brengsek tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik" kata pria itu dengan emosi. Kedua orang Tuan Jeongin lalu mendekat dan berusaha menenangkan pria itu.
"Jeongin Bagaimana? Di mana pengantin prianya?" Tanya pria itu.
"Dia hilang, sepertinya di culik ayah" kata Jeongin kemudian dia jatuh ke lantai.
💦💦💦
Suara gelakan tawa itu terdengar memenuhi seisi ruangan. Seorang pria dengan kemeja hitam yang duduk di atas sofa itu terlihat sangat bahagia.
"Lihatlah dia seperti bocah yang kehilangan permennya" kata pria itu sambil mengusap air matanya karena tertawa berlebihan.
Pria itu lalu menatap pria manis yang tengah berbaring dengan tangan dan kaki yang diikat saat itu di atas sofa.
"Sepertinya aku melakukan hal yang tepat, dia benar-benar sengsara karena pria ini" kata pria itu lalu bangun dan mendekat ke arah si manis.
Chan melihat wajah pria itu sekilas, pria itu nampak tersenyum miring saat mengusap pipi basah milik Minho.
"Ayo bangun manis, aku tahu kau sudah sadar sejak tadi" kata pria itu sambil membelai pipi Minho.
Minho masih memejamkan matanya saat itu, air mata itu juga terus mengalir sejak tadi dan itu sangat sulit dihentikan oleh Minho.
"Lihatlah Yang Jeongin yang kehilangan pengantinnya, dia seperti anak kecil yang cengeng kan?" Tanya Chan pada Minho.
Karena Minho tidak merespon, pria itu lalu mencengkram dan mendorong Minho hingga jatuh ke lantai.
Isakan tangis yang tak bisa ditahan lagi kini terdengar dari pria manis itu.
"Tuan tolong lepaskan saya" kata Minho sambil menangis. Chan lalu menjongkok kemudian memegang dagu Minho.
"Kenapa aku harus melepaskan pacar musuh ku? Hah? Katakan pada ku Tuan Lee Minho" kata Chan pada pria itu.
Minho tak bisa menjawab, dia hanya menangis saat itu.
"Coba lihat ini, dia menangis hahahahaha" kata Chan sambil tertawa terbahak-bahak.
Hal itu membuat Minho menjadi kesal, dia lalu mendekat dan menghantamkan kepalanya pada pria itu. Hal itu membuat Chan menjerit kesakitan dan bibirnya berdarah.
"Beraninya kau!" Teriak Chan sambil meremas rambut Minho dengan keras. Minho berusaha memberontak dengan tangan dan kaki yang masih diikat dengan sangat kuat.
"Lepaskan aku!" Teriak Minho semakin kencang. Chan menghela napas, dia lalu menyeret Minho masuk ke sebuah ruangan di rumah itu.
"Bajingan, padahal aku tidak kasar pada mu. Ternyata kalian sama saja memuakan" kata Chan sambil menampar pipi Minho berkali-kali.
"Tolong lepaskan saya Tuan, kenapa kau melakukan ini pada ku?" Tanya Minho pada pria itu.
"Itu karena kau punya hubungan dengan Yang Jeongin. Aku tahu dia sangat mencintai mu, jika dia kehilangan mu pasti dia akan tersiksa dan merasa sengsara" kata Chan sambil tersenyum miring.
Minho masih dipenuhi isakan tangis saat itu. Hari ini bukannya menjadi hari yang paling berhagia dalam hidupnya justru menjadi hari yang sengsara.
"Minta maaf, jika tidak aku akan melakukan hal yang lebih keras pada mu" kata Chan sambil mengcengkram wajah Minho.
"Kau benar-benar jahat, bejat" kata Minho pada pria itu. Karena tidak tahan, Chan langsung mengambil sesuatu yang tumpul yang tak jauh dari sana.
Saat Chan akan memukuli pria itu, dia langsung terdiam. Pria itu kemudian membuang tongkat itu dan pergi dari sana.
💦💦💦
Chan benar-benar tersenyum saat melihat Jeongin yang seperti cacing kepanasan mencari calon istrinya itu di seluruh kota.
Pria itu nampak seperti orang linglung dan mungkin agak depresi.
"Aku sangat menikmati momen itu, jika bisa dibuatkan film aku akan lakukan itu" kata Chan sambil menghisap rokoknya.
"Tuan Chan sepertinya dia agak memiliki kecurigaan dengan anda" kata pria itu.
"Hmm benarkah? Biarkan saja. Aku ingin bermain-main dengannya" kata pria itu.
"Lihatlah anak dan istri ku, pembunuh kalian saat ini tengah merasa di ambang kesengsaraan" kata Chan sambil tersenyum melihat surat kabar itu. Yang memberitakan bahwa Jeongin telah kehilangan pengantin prianya saat hari pernikahan.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
20 vote bisa buka Chap berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GROOM || BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA !! Sebuah dendam yang terjadi diantara dua sahabat baik, mengakibatkan semua orang yang tidak bersalah terkena imbas dan dampaknya. Warning -mature -bxb