THE GROOM 💦 8

674 75 7
                                    

Dengan tubuh yang bergetar, Minho berusaha memakai kembali pakiannya. Napasnya masih memburu karena perlakuan  Chan yang benar-benar kasar.

"Aku sangat lelah" katanya sambil menangis.

"Siapapun tolong aku, aku tidak sanggup lagi" katanya lagi sambil menangis keras.

Bagaimana tidak kuat, Chan melalukan itu setiap hari dan itu bisa satu atau dua kali dalam sehari. Apalagi dia benar-benar melakukannya dengan Minho hanya untuk menghilangkan nafsunya saja tanpa memikirkan keadaan Minho.

Lebam dan lecet memenuhi seluruh tubuh pria manis itu. Rasa trauma dan sakit itu selalu Minho rasakan tiap harinya.

"Minho kau bisa, jangan biarkan dia membunuh keluarga mu. Hanya kau saja" katanya sambil merebahkan dirinya di lantai.

Entah kenapa napasnya jadi panas, dan dia juga sakit kepala saat itu. Dari sejak pagi juga Minho sudah merasa mual dan ingin muntah.

Tapi mungkin saja karena tempat itu kumuh dan kotor, sejak di saja Minho tak pernah keluar dan tahu keadaan dunia luar Bagaimana.

"Apa Jeongin sudah melupakan aku? Kenapa dia tak kunjung datang menyelamatkan ku?" Gumamnya dengan mata berkaca-kaca.





💦💦💦

"Kau terlihat sangat bersemangat akhir-akhir ini. Apa yang terjadi?" Tanya Changbin pada Chan.

"Kau pasti tahu, kenapa pria sangat bersemangat" kata Chan sambil memasukan ponselnya ke saku.

"Hmmm baik aku tahu, sepertinya nafsu mu setiap hari tersalurkan ya" kata Changbin.

"Kau benar dan seperti malam ini aku akan melakukannya lagi. Andai Yang Jeongin dapat melihat ku menjamah pria itu secara langsung, pasti dia akan hancur" kata Chan yang sangat bersemangat.

Seperti biasa, Chan masuk ke rumah besar dan mewah itu. Dulu saat dia masuk seorang akan menyambutnya dan akan langsung membawanya ke meja makan. Lalu sekarang anak berumur 4 tahun akan membanjirinya dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana tapi sulit untuk dijawab.

"Aku benar-benar merindukan kalian" kata Chan sambil berusaha mengendalikan dirinya.

Dengan langkah tegas, dia langsung naik ke tangga dan menuju ke sebuah gudang yang ada di dalam rumah itu. Sebelum membuka kunci gudang, Chan berusaha mendengar suara orang itu dari dalam.

"Dia tidur jam segini?" Gumam pria itu kesal.

Saat pintu terbuka, dia melihat pria itu berbaring di lantai dengan memunggunginya.

"Hai! Kau tidur?" Tanya Chan sambil mengamati pernapasan pria manis itu. Dia lalu mendekat dan menarik lengan Minho dengan kuat.

"Aku ingin minum" suara lemah itu terdengar dari bibir si manis. Matanya masih terpejam saat itu.

"Dia demam" kata Chan saat merasakan badan pria itu panas.

"Hai! Bangun kau! Siapa yang menyuruh mu tidur?" Tanya Chan sambil menepuk pipi Minho.

"Aku lelah" jawab Minho singkat dan lemas.

Chan menghela napas, dia lalu melepaskan pria itu dan memilih pergi untuk mengambil obat untuk demam.

"Huekk" suara itu membuat Chan berhenti. Dia lalu berbalik dan melihat Minho sudah duduk sambil memegang perutnya.

"Kau mual?" Tanya Chan kemudian.

💦💦💦


"Bagaimana dok?" Tanya Chan setelah dokter memeriksanya.

"Iya sepertinya dia hamil dan tadi tes planonya positif. Tapi saya belum bisa mendengar detak jantungnya" kata pria itu pada Chan.

Mendengar itu membuat Chan berbinar, dia lalu menunduk memberi hormat dan mengucapkan terima kasih.

Minho tak bisa berpikir, sepertinya dia baru keguguran satu bulan yang lalu. Tapi sekarang dia sudah hamil lagi dan anak pria kejam ini?

"Kau dengar kan tadi? Jadi diam dan jangan lakukan apapun. Jika sesuatu terjadi pada anak ku, aku tidak segan untuk membunuh semua orang yang kau sayangi" ancam Chan pada pria itu.

Setelah itu, Chan langsung pergi dari sana meninggalkan Minho di kamar itu.

"Dia memindahkan ku karena aku hamil anaknya?" Gumam Minho sambil berjalan di ruangan kamar itu. Dia juga membuka gorden kamar itu agar cahaya di luar masuk ke dalam.

"Sepertinya ini kamar dalam" kata Minho karena bukan pemandangan kota yang dia lihat, tapi pohon-pohon di taman belakang rumah itu.

"Aku bahkan tidak tahu rupa rumah ini Bagaimana" gumam pria itu lalu dia kambali duduk di kasur.

"Semasih bisa, sebaiknya aku istirahat dulu" kata Minho lalu dia kembali merebahkan dirinya di kasur itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Semasih bisa, sebaiknya aku istirahat dulu" kata Minho lalu dia kembali merebahkan dirinya di kasur itu.

"Bangun" suara itu membuat Minho terbangun. Chan nampak duduk di sisi ranjang tempat itu dengan pakian kaos santainya.

"Capet bangun dan beri makan anak ku" kata Chan sambil menyerahkan nampan berisi sarapan itu.

Minho menurut lalu dia bangun dari sana. Minho makan dengan lahap saat itu, dia sampai tidak sadar jika Chan ada di sana memerhatikannya.

"Setelah itu minum obatnya, aku tidak mau anak ku kenapa-napa karena kau sakit" kata Chan dengan nada dinginnya. Minho mengangguk lalu dia melanjutkan makannya.

"Jangan pernah mencoba berpikir untuk kabur, jika setiap kau membuat kesalahan maka satu nyawa akan hilang di panti itu" kata Chan. Minho hanya mengangguk saja ketakutan.

Setelah itu, Chan pergi dari sana meninggalkan Minho di sana. Suara kunci itu terdengar dari luar sana.

Karena kamar itu lebih lengkap, membuat Minho jadi rajin mandi dan mengganti pakiannya. Di kamar itu juga disediakan pakaian untuknya.

"Sangat segar" kata Minho sambil merebahkan dirinya di ranjang. Dia juga menutup matanya untuk merilekskan dirinya.

Suara kunci itu lagi membuat Minho membuka matanya. Seorang pria gagah masuk dengan pakian rapinya.

"Ayo jangan malas-malasan ikut aku ke pesta" kata Chan pada pria itu. Minho nampak meneguk salivanya, apa mungkin saat ini dia bisa kabur?

"Sepertinya kau sudah mandi, jadi cepat ganti baju dan pakai ini" kata Chan sambil melempar baju itu pada Minho.

"Aku tunggu lima menit di sini, cepat!" Kata pria itu sambil duduk di ranjang.

Minho saat itu melihat Chan tengah duduk di kasur itu sambil memainkan ponselnya. Tapi tiba-tiba pria itu menatap Minho yang terlihat sangat jelas di kaca.

"Cepat, kau sangat lamban" kata Chan lalu dia bangun dari sana. Pria itu mengeluarkan sebuah kalung di sakunya dan mengenakannya pada Minho.

"Saat di pesta, kau harus bersikap jika kita akan pasangan. Jadi jangan membuat kesalahan" kata Chan sambil berisik di telinga Minho.






TBC

Jangan lupa vote dan komen ya
25 komen membuka Chap berikutnya

THE GROOM  || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang